DETAILMAN KELOMPOK 1 Abadi Azhar (0703015022) Fahmi Rusdi (1003017007) Siti Martini (0903015126) Tiassil Haviana (0903015131)
Pokok Bahasan Pengertian Detailman Tugas dan Fungsi Detailman Contoh kasus
Pengertian Detailman Detailman merupakan salesman yang tidak melakukan penjualan secara langsung kepada konsumen. Akan tetapi menawarkan produk kepada dokter untuk menggunakan obat mereka. Contohnya perusahaan obat yang memperkenalkan dan membujuk para dokter agar menggunakan produksinya. Tugas Detailman disebut Missionary Salling yaitu mendorong pembeli untuk membeli barang-barang dari penyalur perusahaan.
Tugas Detailman Tugas dari medical representative / Detailman adalah memperkenalkan dan memberikan informasi terbaru mengenai obat-obatan kepada dokter dan juga apoteker. Dalam tugasnya ia memberikan informasi mengenai penggunaan klinis, dosis dan juga farmakologi obat- obatan tersebut. “Tidak selamanya medical representative itu negatif, karena kalau informasi yang diberikan berbasis riset (evidence base) maka hasilnya adalah bagus,” ujar dr Prijo Sidipratomo, MD.
Contoh kasus Sadar bahwa dokter tak boleh memberikan obat sendiri, seorang detailman segera menebar jaringnya ke apotek sekitar dokter berpraktek atau apotek yang ada di rumah sakit. Caranya, setelah detailman mendatangi dokter dan setuju dengan komisi yang diberikan, ia segera mendatangi apotek terdekat. Apotek-apotek yang ada di rumah sakit juga kecil kemungkinan melakukan kecurangan dengan perusahaan obat. Sebab rumah sakit memakai sistem konsinyasi dengan perusahaan obat. Tidak mungkin rumah sakit membeli obat dulu.
Contoh kasus Almatsier, yang juga Direktur Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, merasa tidak pernah mengalokasikan dana untuk biaya membeli obat. "Perusahaan obat itulah yang datang menitipkan obatnya," jelasnya. Sebab rumah sakit punya daftar obat yang dibutuhkan. Namanya Formularioum Rumah Sakit.
Contoh kasus Pengakuan yang sama juga diungkapkan oleh Marius Widjajarto, seorang dokter yang saat ini memimpin Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia(YPKKI), sebuah organisasi nonpemerintah (ornop). Menurutnya, itu bukan soal baru. "Itu sudah berlangsung puluhan tahun. Ketika saya masih di Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), saya pernah mendapat satu koper penuh berisi kuitansi dan rekening hasil kolusi dokter dan perusahaan obat. Di antaranya ada hadiah mobil volvo untuk dokter," ungkapnya.
Contoh kasus Sebagian besar pasien meminta obat yang dianggap paling mujarab meski harganya mahal. Sementara banyak dokter tentu saja ingin memenuhi keinginan pasien. Urusan obat memang kadang tidak rasional karena yang dipertaruhkan adalah kesehatan, bahkan jiwanya sendiri. Maka, anggarannya sering tanpa batas, sampai ”kantongnya” kosong. Faktor psikologis ini yang dimanfaatkan bagian pemasaran atau detailmen obat yang mendatangi para dokter untuk menuliskan resep obat yang mereka pasarkan.
Contoh Dengan kenyataan seperti itu, yang terjadi justru keadaan yang berlebihan (overutilization). Obat yang semestinya tidak perlu—bahkan yang tidak perlu sama sekali pun—diberikan kepada pasien. Inilah yang membuat obat semakin mahal.