Yuliana Laksmini Departemen Fisiologi FK UII ELEKTROKARDIOGRAFI Yuliana Laksmini Departemen Fisiologi FK UII
Definisi Elektro : listrik Kardio : jantung Elektrokardiograf : alat untuk merekam aktivitas listrik jantung Elektrokardiogram : grafik hasil perekaman potensial listrik yang ditimbulkan oleh jantung
Manfaat EKG Aktivitas listrik siklus jantung dapat di rekam dan dipakai sebagai alat diagnostik Alat pemeriksaan penunjang Deteksi gangguan “kelistrikan” jantung : Hipertrofi Infark myocard Disritmia Gangguan elektrolit , Kalium
Dasar Perekaman EKG Tubuh manusia mrp konduktor listrik yang baik Cairan dalam jaringan tubuh mengandung ion-ion Perbedaan potensial – ion berpindah Elektrode pada permukaan kulit merekam beda potensial Perubahan letak elektroda –> perubahan hasil perekaman
Dasar EKG Topik yang harus dikuasai : Interpretasi Muatan listrik sel otot jantung Arah defleksi pada elektrokardiogram Sandapan EKG (lead) Interpretasi FDJ, Irama, aksis, nomenklatur gelombang Kelainan2
Sel otot jantung 2 macam sel : Sel autoritmik (1%) Potential pace maker Hanya terdapat pada NSA – NAV – berkas his cabang kanan dan kiri – serabut purkinye Sel kontraktil (99%) Sel yang berkontraksi sebagai respon thd impuls dari sel autoritmik
Sistema Conductoria
Muatan listrik sel otot jantung Keadaan sel otot jantung Muatan listrik intraseluler ekstraseluler Istirahat/repolarisasi - (relatif lebih negatif) + (relatif lebih positif) depolarisasi
Sel telah depolarisasi Sel istirahat + + + + + + + Sel sedang depolarisasi --- --- --- + + + + -- -- -- --- --- --- --- --- --- --- --- + + + + --- --- --- Sel telah depolarisasi --- --- --- + + + + + Sel mulai repolarisasi --- --- --- ---
Elektrokardiogram Fase depolarisasi ; Fase repolarisasi : bagian yang terjadi akibat penyebaran impuls Fase repolarisasi : bagian yang terjadi bila sel otot jantung kembali istrirahat Arah defleksi , ditentukan : Arah penyebaran impuls depolarisasi Letak elektroda
Hubungan arah impuls – defleksi elektrokardiogram Arah impuls depolarisasi Arah defleksi Gambar Menuju elektroda + Positif (ke atas) Menuju - meninggalkan Bifasik Meninggalkan elektroda + Negatif (ke bawah)
SANDAPAN (LEAD) EKG Sandapan rutin 12 leads 3 bipolar standard leads ( I, II, III) 3 unipolar lead ekstremitas (aVR, aVL, aVF) 6 unipolar chest leads (V1, V2, V3, V4, V5, V6) Bipolar standard lead & unipolar lead ekstremitas menggambarkan keadaan medan bioelektrik aktivitas jantung pada bidang frontal Chest lead Bidang horizontal
Bipolar lead/ Standard lead Mengukur perbedaan potensial medan bioelektrik aktivitas jantung pada bidang frontal tubuh Lead I : mengukur beda potensial antara RA (-) dan LA (+) Lead II : mengukur beda potensial antara RA (-) dan LL (+) Lead III : mengukur beda potensial antara LA (-) dan LL (+)
Standard lead (I,II,III)
Segitiga Einthoven
Segitiga Einthoven Seorang ilmuwan, Einthoven, yang menemukan lead I, II dan III untuk perekaman EKG mengenalkan formula segitiga Einthoven, yaitu segitiga khayalan yang menghubungkan antara vektor diagram lead I, II dan III sebagai segitiga sama sisi dengan pusat pada jantung Segitiga Einthoven merupakan dasar pengembangan Trihexial Reference System untuk menghitung aksis arah dan kekuatan listrik jantung (gabungan dari vektor diagram dua atau lebih lead) pada bidang frontal
Segitiga Einthoven Vektor diagram lead bipolar membentuk segitiga Einthoven Segitiga bidang frontal tubuh dari Einthoven merupakan segitiga sama sisi Jika ketiga sisi segitga Einthoven dipindahkan ke titik pusat maka akan terbentuk tri axial reference system dari Bailey
Unipolar limb leads Rekaman beda potensial antara lengan kanan (RA)/ lengan kiri (LA)/ tungkai kiri (LL) terhadap elektroda indiferen yang berpotensial nol Lead aVR : sandapan unipolar RA yang diperkuat (augmented) Lead aVL : sandapan unipolar LA yang diperkuat Lead aVF : sandapan unipolar LL yang diperkuat
Augmented Voltage Right
Augmented Voltage Left
Augmented Voltage Foot
Sudut orientasi unipolar limb lead (aVR, aVL, aVF)
Hexaxial reference system (6 sudut orientasi sandapan bidang frontal)
Hexaxial reference system (6 sudut orientasi sandapan bidang frontal)
Sudut orientasi Lead Ekstremitas (bidang frontal) Sandapan Sudut Sandapan Inferior II III aVF + 60 o + 120 o + 90 o Sandapan lateral kiri I aVL + 0 o - 30 o Sandapan aVR - 150 o
Unipolar chest lead Rekaman potensial (pada bidang horizontal) dari satu titik di permukaan dada V1 : SIC 4 garis sternal kanan V2 : SIC 4 garis sternal kiri V3 : antara V2 dan V4 V4 : SIC 5 garis midclavicular kiri V5 : SIC 5 garis aksilaris anterior kiri V6 : SIC 5 garis aksilaris media kiri
Unipolar chest lead
Lead Dada Unipolar (Lead Precordial V1-V6)
Ventrikel kanan terletak di antero medial Ventrikel kiri terletak di anterolateral Sandapan V1 dan V2 terletak di atas ventrikel kanan Sandapan V3 dan V4 di atas septum interventrikulare Sandapan V5 dan V6 di atas ventrikel kiri
Lead Bidang Frontal dan Horizontal
Resume sandapan EKG Sandapan Kelompok V1, V2, V3, V4 Anterior I, aVL, V5, V6 Lateral kiri II, III, aVF Inferior aVR
Ada Pertanyaan?
ELEKTROKARDIOGRAM Hasil perekaman pada Lead II Beda lead beda hasil perekaman
Gelombang dasar EKG
Gelombang P Gambaran depolarisasi atrium Depolarisasi mulai dari NSA Atrium kanan mengalami depolarisasi lebih dulu sebelum atrium kiri Oleh karena itu, vektor rata-rata berjalan dari kanan ke kiri dan sedikit ke arah inferior
Gelombang P Karakteristik Bentuk normal : kecil, halus, melengkung, mendahului kompleks QRS Positif pada sandapan lateral kiri dan inferior Bifasik pada lead III dan V1 Defleksi ke atas (+) di lead II, terbalik (-) di aVR Nilai normal : - tinggi/amplitudo : < 3mm (2,5mm) - lebar < 3 mm (0,06-0,11detik) DIsfungsi NSA abnormalitas bentuk gelombang P
Gelombang P
PR interval Menggambarkan waktu dari mulai depolarisasi atrium sampai awal depolarisasi ventrikel PR interval normal 0,12 – 0,20 detik (3-5 mm)
Interval PR
Gelombang q Awal depolarisasi ventrikel Depolarisasi septum interventrikulare dari kiri ke kanan Depolarisasi negatif I dari kompleks QRS Q patologis – old miokard infark Ciri gel. Q patologis lebar ≥ 0,04 detik (1 mm) dalamnya > 25% amplitudo gel. R
Gelombang r Defleksi positif pertama pada kompleks QRS R patologis, menunjukkan adanya hipertrofi ventrikel, tanda-tanda bundle branch block
Gelombang s Defleksi negatif setelah gelombang r Depolarisasi ventrikel s patologis, menunjukkan adanya hipertrofi ventrikel, tanda-tanda bundle branch block
Kompleks QRS Depolarisasi ventrikel Bentuk defleksi besar dan berujung tajam
Depolarisasi miokard ventrikel Ventrikel kiri jauh lebih besar dari ventrikel kanan Ventrikel kiri mendominasi kompleks QRS Vektor aliran listrik rata-rata antara +90 o dan 0 o
QRS bidang frontal
QRS bidang frontal Pada bidang frontal, akan terlihat defleksi positif yang besar pada sandapan lateral kiri dan inferior (gelombang R) Pada aVR akan merekam defleksi negatif (gelombang S)
QRS bidang horizontal
QRS bidang horisontal V1 dan V2 yang terletak di atas ventrikel kanan merekam gelombang s yang dalam V3 dan V4 mewakili zona transisi, salah satunya bifasik (R dan S hampir sama besar) V5 dan V6 merekam gelombang R yang tinggi Mengapa??? Hubungkan arah vektor impuls dengan lokasi elektroda (+)
Nomenklatur Kompleks QRS
Segmen ST Menggambarkan waktu antara akhir depolarisasi ventrikel dengan awal repolarisasi ventrikel
Gelombang T Repolarisasi ventrikel Amplitudo normal : < 10 mm di sandapan dada < 5 mm di sandapan ekstremitas Min. 1 mm Bentuk patologis Indikator iskemik /infark
Gelombang T
Gelombang T Repolarisasi dimulai dari daerah yang terdepolarisasi paling akhir Gelombang depolarisasi yang datang dan repolarisasi yang menjauh menimbulkan gelombang positif pada EKG T positif pada sandapan yang merekam defleksi positif saat repolarisasi ventrikel (gelombang R tinggi)
Frekuensi Denyut Jantung FDJ normal : 60 – 100 x/menit Takikardi : > 100 x / menit Bradikardi : < 60 x / menit Takikardi abnormal : 140 – 250 x / menit Flutter : 250 – 350 x / menit Fibrilasi : > 350 x / menit
Irama Sinus Irama jantung yang normal adalah irama sinus, yaitu suatu pola penjalaran impuls listrik yang teratur dan berasal dari NSA Syarat-syarat suatu EKG dikatakan berirama sinus adalah: 1. Setiap 1 gelombang P diikuti 1 kompleks QRS 2. Interval PR 0,12-0,20 detik (3-5 mm) 3. P di lead II positif, P di lead aVR negatif 4. FDJ antara 60-100x/menit, reguler
Aksis Sebuah vektor yang meringkaskan semua vektor (depolarisasi ventrikel). Vektor hasil penjumlahan ini disebut Mean vektor dan arahnya adalah aksis depolarisasi ventrikel Aksis hanya ditentukan bidang frontal saja Mean vektor QRS menunjuk ke kiri bawah, antara (+110 o sampai -30 o)
Selamat belajar