SEJARAH PERKEMBANGAN IPS DARA NAFILLAH YUSUF ENMOIYA SINAGA SITI SYAHNAZ AMELIA
A. Sejarah Perkembangan IPS secara Umum IPS adalah terjemahan dari Social Studies. Social studies adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan, meliputi aspek-aspek ilmu sejarah, ilmu ekonomi, ilmu politik, sosiologi antropologi, psikologi, ilmu geografi dan filsafat yang dalam prakteknya dipilih untuk tujuan pembelajaran disekolah dan diperguruan tinggi.
Pada tahun 1940-1960, terjadinya tarik menarik antara dua visi social studies. Di satu pihak, adanya gerakan untuk mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu social untuk tujuan pendidikan keawarganegaraan, yang terus bergulir sampai mencapai tahap yang lebih canggih. Dilain pihak, terus bergulirnya gerakan pemisahan berbagai disiplin ilmu social yang cenderung memperlemah konsepsi social studies education.
Dikemukakan bahwa program social studies di sekolah seharusnya diorganisasikan dalam bentuk pembelajaran ilmu sosial yang terpisah-pisah, tetapi di terapkan kepada masalah-masalah yang tabu dalam masyarakat seperti isu tentang sex, patriotisme ras yang biasanya penuh dengan prasangka, ketidaktahuan, mitos dan kontrovensi, untuk diiubah kearah yang bersifat refleksi rasional. Dengan cara itu social studies mulai di arahkan pada upaya guna melatih para siswa untuk dapat mengambil keputusan mengenai masalah-masalah publik.
4 hal mengenai definisi social studies,yaitu: Social studies merupakan suatu sistem pengetahuan terpadu. Misi utama social studies adalah pendidikan kewarganegaraan dalam suatu masyarakat yang demokratis. Sumber utama konten social studies adalah social science dan humanities. Dalam upaya penyiapan warga yang demokratis terbuka kemungkinan perbedaan dalam orientasi , visi tujuan, dan metode pembelajaran.
Secara esensial terkandung visi, misi dan strategi pendidikan social studies yang mengokohkan pemikiran yang lebih solid dan kohesif. Dalam 10 tahun terakhir, 1980 dan 1990-an, pemikiran mengenai studies yang sebelumnya di landa masalah ketidakmenentuan,ketidakberkeputusan, ketidakbersatuan dan ketidakmajuan, paling tidak secara konseptual telah dapat diatasi.
Rambu-rambu yang digariskan NCSS(1994) dalam rangka mewujudkan visi, misi dan strategi baru social studies : Program social studies mempunyai tujuan pokok bahwasanya esensi tujuan tersebut lebih diutamakan dalam social studies dari pada dalam bidang lain. Program social studies dalam dunia pendidikan persekolahan mulai dari pendidikan taman kanak-kanak sampai dengan pendidikan menengah di tandai oleh keterpaduan. Program social studies di titik beratkan pada upaya membantu siswa, bahwasanya siswa bukan sebagai penerima pengetahuan yang pasif, tetapi sebagai pembangunpengetahuan dan sikap yang aktif melalui cara pandang secara akademik terhadap realita. Program social studies mencerminkan hakikat pengetahuan yang semula dilihat secara kotak-kotak, kini harus dilihat secara terpadu yang menuntun perlibatan berbagai disiplin.
B. Sejarah Perkembangan IPS di Indonesia IPS ( Ilmu Pengetahuan Sosial ), pertama kali muncul dalam Seminar Nasional tentang Civic Education tahun 1972 di Tawangmangu Solo Jawa Tengah. Dalam laporan seminar tersebut, muncul 3 istilah dan digunakan secara bertukar pakai, yaitu : Pengetahuan Sosial, Studi Sosial dan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Lanjutan Konsep IPS untuk pertama kalinya masuk ke dalam dunia persekolahan terjadi pada tahun 1972 – 1973, yakni dalam kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan ( PPSP ) IKIP Bandung. Dalam kurikulum SD 8 tahun PPSP digunakan istilah “ Pendidikan Kewarganegaraan Negara / Studi Sosial “ Sebagai mata pelajaran social terpadu.
Pada tahap kurikulum PPSP konsep pendidikan IPS diwujudkan dalam 3 bentuk, yakni : Pendidikan IPS, terintegrasi dengan nama Pendidikan Kewargaan Negara / Studi Sosial Pendidikan IPS terpisah, dimana istilah IPS hanya digunakan sebagai konsep payung untuk mata pelajaran geografi, sejarah, dan ekonomi. Pendidikan Kewargaan Negara sebagai suatu bentuk pendidikan IPS khusus.
Konsep pendidikan IPS tersebut lalu memberi inspirasi terhadap Kurikulum 1975, khususnya dalam aktualisasi materi, seperti masuknya Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila ( P4 ). tahun1984, PPKn merupakan mata pelajaran khusus yang wajib diikuti semua siswa di SD, SMP dan SMU. Sedangkan mata pelajaran IPS diwujudkan dalam : Pendidikan IPS terpadu di SD kelas I-VI. Pendidikan IPS terkonfederasi di SLTP yang mencakup geografi, sejarah dan ekonomi koperasi. Pendidikan IPS terpisah di SMU yang meliputi Sejarah Nasional dan Sejarah Umum di kelas I-II, Ekonomi dan Geografi di kelas I-II, Sejarah budaya di kelas III program IPS.
PARADIGMA PEMBANGUNAN PENGETAHUAN DALAM BIDANG IPS Secara operasional paradigma pembangunan pengetahuan dalam bidang PDIPS diartikan sebagai pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang tertata secara utuh yang seharusnya digunakan oleh para pakar atau ilmuan PDIPS dalam melakukan kegiatan “ konstruksi, interpretasi transformasi dan rekonstruksi (KITR ) “ pengetahuan sampai pada akhirnya ditemukan teori.
MAKASIH SEMOGA BERMANFAAT SALAM MANIS DARI KAMII :*