RESIKO INVESTASI DI PERUSAHAAN Disampaikan oleh : E#RVITA SAFITRI, M.Si
PENDAHULUAN Jika perusahaan anda diajak untuk begabung di perusahaan dengan membeli sebagian saham atau mengakuisisi atau merger, maka hendaklah anda melakukan analisis yang tajam apakah perusahaan tersebut memiliki prospek yang menguntungkan.
MENILAI KINERJA PERUSAHAAN Penilaian kinerja perusahaan dapat ditentukan dari beberapa aspek. Semakin banyak aspek yang diteliti secara tajam dan mendalam, semakin jelas pula penentuan dan pengendalian resiko kerugian, sehingga pengambilan keputusan untuk melakukan investasi. Penilaian kinerja dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan melihat rasio keuangan, model prediksi bangkrut dari altman (Z Skor), Penilaian harga saham di Pasar Modal, Pemilihan Portofolio
Rasio Keuangan (1) Rasio Likuiditas : kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajiban yang segera akan jatuh tempo. Rasio Efisiensi : digunakan untuk menentukan penilaian efektivitas perusahaan menggunakan aktiva untuk menghasilkan penjualan. Rasio Laverage : berguna untuk menunjukkkan kualitas kewajiban perusahaan serta seberapa besar perbandingan antara kewajiban dengan aktiva Rasio Profitabilitas : untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari setiap penjualan yang dilakukan. Rasio Deviden Payout : digunakan untuk mengukur seberapa besar bagian dari laba bersih yang digunakan untuk deviden
Rasio Keuangan (2) Rasio Likuiditas Current ratio Qiuck / Acid Test Ratio Cash Ratio = (Kas + Deposito) / Kewajiban Lancar Rasio Modal Kerja Bersih terhadap total aktiva = (Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar) / Total Aktiva
Rasio Keuangan (3) Rasio Efisiensi : Rasio perputaran persediaan : Harga Pokok Penjualan / Persediaan Rasio perputaran aktiva tetap : Penjualan / Aktiva Tetap Rasio perputaran total aktiva : Penjualan / Total Aktiva Rasio rata-rata periode pengumpulan piutang : Piutang Dagang / 360 Hari
Rasio Keuangan (4) Rasio Laverage : Rasio Hutang : Total Kewajiban / Total Aktiva Rasio Kewajiban lancar terhadap total aktiva : Kewajiban Lancar / Total Aktiva Rasio kewajiban jangka panjang terhadap total aktiva : Kewajiban Jangka Panjang/ Total Aktiva Rasio modal terhadap kewajiban : Modal / Total Kewajiban Times interest earned : Laba Usaha / Beban Bunga
Rasio Keuangan (5) Rasio Profitabilitas : Margin laba kotor : Laba Kotor / Penjualan bersih Margin laba usaha : Laba usaha / Penjualan bersih Margin laba bersih : Laba Bersih / Penjualan bersih ROI : Laba usaha / Total Aktiva Rasio laba ditahan terhadap total aktiva : Laba Ditahan / Total Aktiva
Rasio Keuangan (1) Rasio Deviden Payout : DPR : Deviden per saham / Laba bersih per saham
Model Prediksi Bangkrut (Z Skor) Z Skor ini digunakan untuk mengukur tingkat kepailitan/kebangkrutan suatu perusahaan. Rumus : Z = 1,2(X1) + 1,4(X2) + 3,3(X3) + 0,6(X4) + 0,999(X5) dimana : - X1 : rasio modal kerja terhadap total aktiva - X2 : rasio laba ditahan terhadap total aktiva - X3 : ROI - X4 : rasio modal sendiri terhadap utang - X5 : rasio penjualan terhadap total aktiva
Z Skor (2) Kriteria : jika Z > 2,60 artinya perusahaan memiliki peluang untuk selamat dari ancaman kepailitan. jika Z antara 1,10 – 2,60 artinya perusahaan mempunyai peluang besar untuk berada pada ambang kepailitan jika Z < 1,10 artinya perusahaan berpeluang besar untuk segera mengalami kebangkrutan
RISIKO PERUSAHAAN PEMBIAYAAN Risiko pada pembiayan yaitu Risiko Leasing Leasing merupakan suatu kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk di gunakan oleh suatu perusahaan ataupun perorangan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala disertai hak pilih (opsi) baginya untuk membeli barang tersebut atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati
Perusahaan leasing menawarkan jasa dalam bentuk penyediaan barang modal atau alat produksi, penyewa (lessee) harus membayar sejumlah uang dalam bentuk berkala yang terdiri dari nilai penyusutan ditambah bunga, biaya-biaya lain serta profit yang diharapkan perusahaan (lessor)
Keuntungan Leasing bagi Lessee Sifatnya lebih fleksibel dibandingkan dengan meminjam di bank. Mempunyai kesempatan untuk meminjam dana dari lembaga lain karena credit standing-nya tidak dipengaruhi oleh kontrak lease. Jika terjadi inflasi, leasing dapat melindunginya karena memang terdapat dalam kontrak. Biaya sewa biasanya lebih besar dari biaya depresi dan biaya bunga, jadi lesse dapat untung dari penghematan pajak.
Kerugian Leasing bagi Lessee Resiko keuangan dari peralatan jika terjadi suatu yang tidak diharapkan ditanggung oleh lessee. Tanggung jawab kondisi peralatan, pemeliharaan, keamanan, dan program asuransinya juga oleh lessee.
Konsep Penentuan Tarif Beberapa pola cara pembayaran leasing adalah dengan metode Steady Principle Reduction Schedule dan Steady Payment Schedule
Contoh : Steady Principle Reduction Schedule Diketahui Cost of Equipment = US $ 10 Juta, Lease Period = 4 Tahun, Interest = 10 %. Penyelesaian . Tahun Saldo Pembayaran Cicilan Pokok Bunga Jml Pembayaran 1 10.000.000 2.500.000 1.000.000 3.500.000 2 7.500.000 750.000 3.250.000 3 5.000.000 500.000 3.000.000 4 250.000 2.750.000 12.500.000
Contoh : Steady Payment Schedule Contoh : Diketahui Cost of Equipment = Rp. 10,000, Lease Period = 4 Tahun, Interest = 4 %. Nilai PV of Anuity (Tabel A-2) (4 %, 4 tahun = 0,2755) Penyelesaian Jumlah Pembayaran =
10.000 Jumlah Pembayaran = ----------- = 2.754,67 = 2.755 3,6302 Tahun Saldo Pembayaran Cicilan Pokok Bunga Jumlah Pembayaran 1 10.000 2.355 400 2.755 2 7.645 2.449 306 3 5.196 2.547 208 4 2649 2.649 106 1.020 11.020