Utilization of Statistical Process Control in Defined Level Software Companies to Manage Processes Using Control Charts with Three Sigma (G Vijaya, S Arumugam) Resume Dikerjakan oleh : Muhamad Rian Ardiansyah (081581) 1
Latar Belakang Statistical Process Control (SPC) adalah suatu alat untuk mengatur, menentukan dan memonitoring Kualitas dari keluaran (output) dari suatu organisasi. SPC sudah digunakan sejak tahun 1930, namun softwarenya baru beredar pada pertengahan tahun 1990 Dalan jurnal ini yang peta yang dibahas adalah peta U dan batas 3 sigma 2
CMM level dan SPC The Software Engineering Institute (SEI) and Capability Maturity Model (CMM) mengatakan bahwa SPC dapat digunakan pada organisasi level 4. Namun karena perkembangan organisasi sangat lama, banyak organisasi yang akhirnya tidak menggunakan SPC (khususnya organisasi yang baru berjalan) 3
CMM level dan SPC (lanjutan) Arumugam mengatakan bahwa sebenarnya SPC dapat digunakan pada perusahaan yang CMMnya masih level 1 dengan syarat proses yang ada berlangsung konstan, caranya adalah dengan menggunakan data eksisting pada perusahaan level 3 Syarat untuk mengaplikasi SPC adalah 1. High Maturity 2. Rational Sample 3. Effective metric selection 4
CMM level dan SPC (lanjutan) Ada 3 indikator yang diperhatikan agar penerapan SPC dalam perusahaan dapat dikatakan berhasil, yaitu: 1. Jumlah Cacat Produk 2. Jumlah Inspeksi 3. Persentase Barang yang Rework 5
Peta U Peta U adalah tekhnik untuk menganalisa data untuk menentukan apakah proses keluar dari statistikal kontrol Besaran peta U ditentukan oleh banyaknya barang yang cacat pada proses (jumlah barang cacat / jumlah barang keseluruhan) 6
Peta U (lanjutan) Contoh peta U 7 Vertikal : Jumlah cacat Horizontal : sub- group Peta U memiliki 3 garis, garis yang tengah (hijau) menunjukan rata-rata jumlah, sedangkan yang kedua garis lagi (merah) menunjukan Limit atas dan Limit bawah Jika proses berada didalam kontrol maka datanya akan ber fluktuasi diantara garis tengah saja
Defect Density Data jumlah cacat biasanya didapatkan pada saat test, tinjauan dan pemeriksaan, ada 2 macam cacat yaitu: 1. Code Defect 2. Document Defect Data yang diambil terbatas pada 1. IRS (interface Requirement Specification) 2. Design Document (SDD dan IDD) 3. Requirement Document (SRS dan IRS) 8
Defect Density (lanjutan) 9 Selain keterangan disamping Laporan juga melihatkan informasi dasar seperti produk, toleransi, tanggal permulaan dan akhir
Defect Density (lanjutan) Perusahaan menetapkan 5 kriteria prioritas yang dijaga oleh perusahaan yaitu urgent, high, medium, low dan not aplicable. Karena jumlah samepl yang urgent sangat sedikit maka sampel yang termasuk urgent digabungkan bersama dengan prioritas high, sedangkan not aplicable tidak diperhitungkan untuk perhitungan cacat. Oleh karena itu prioritas cacat dipisahkan ke dalam 3 grup yaitu High (HG-grp), Medium (MP-grp) dan Low (LP-grp) 10
Requirement Document 11 Dalam grafik disini terdapat 2 data yang out of control yaitu data di 5 dan 6
Design Document 12 Disini terdapat 3 titik yang out of control yaitu point 1,2 dan 14
Case Study Dalam penelitian di jurnal ini peneliti menggunakan batas 3 sigma, untuk mengevaluasi efisiensi performa batas 3 sigma tersebut, penelitian dilakukan dua kali dengan batas 3 sigma dan 2 sigma 13 Tabel defect density
Case Study (lanjutan) 14 Tabel Inspection performance Tabel Rework Percentage Ada dua macam kesalahan yang terjadi bila membuat control chart dengan menggunakan spc, pertama adalah salah menginterpretasi keadaan biasa menjadi keadaan spesial, dan kedua salah menginterpreatsikan keadaan spesial menjadi keadaan biasa
Kesimpulan penelitian ini mencoba menjelaskan betapa keadaan matangnya suatu perusahaan tidak menentukan dalam suksesnya pengimplementasian SPC data CMM level 2 juga dapat digunakan untuk pengolahan hasilnya juga dapat digunakan keberhasilan SPC ditentukan oleh: 1. Inti Proses 2. Kontrol Proses 3. Ukuran proses tidak terkontrol 4. Jenis peta 5. Interpretasi Variasi 6. Strategi untuk mengurangi variasi Penelitian menyimpulkan bahwa peta proses dapat digunakan untuk level software industri bawah dan dapat menunjukan bahwa perusahaan level bawah tidak harus menunggu lama untuk mendapatkan CMM level 4 15