Aku mungkin tak pernah bisa meraba, betapa mesranya belai angin, di bawah awan malam yang melembut atau sejuknya bintang yang menawarkan ketenangan…
Aku masih berada di sudut yang sama, di sudut yang lama, diruang yang kupulas sendiri “keindahannya” Apa sebenarnya makna kehadiran”nya”? Apa sebenarnya makna nafasku bila bersamnya? harusnya tak lagi berarti untk jiwa yang tertimbun hampa…
Melirik pintu yang kubuka dulu, yang meninggalkan jejak mu telah ku putar arah agar tak lagi kulangkahi.. Tapi sebenarnya siapa yang menyesatkan? Aku mulai bodoh dengan setiap suara yang bernada tentangnya, setiap kata yang bermakna tentangnya, setiap gambar yang terhadir tentangnya, setiap sentuhan yang tercipta tentangnya. Kemudian kuakui itu bukan dia.. Winda Julia Nesath