KARAKTERISASI RISIKO Risiko nonkarsinogenik dinyatakan sebagai Risk Qoutient (RQ), dihitung membagi asupan (Ink) dengan dosis referensi (RfD atau RfC):

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Chapter 9 EKONOMI INFORMASI.
Advertisements

2. TOKSIK vs ORGANISME
TOLOK UKUR KUANTITATIF
EKSPERIMENTASI.
Potensi Bahaya yg ada di tempat Kerja
TOKSIKOLOGI Ilmu yang mempelajari pengaruh negatif toksikan pada makhluk hidup Bidang ilmu yang menunjang: Ilmu murni Ilmu terapan Biologi Imunologi.
Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia
KRITERIA KAUSALITAS (KRITERIA HILL)
DR. Robiana Modjo, SKM, M.Kes
Pemantauan Proses Dispersi Pada Sensitivitas Bagan Kontrol EWMA
Daun Alpukat untuk Antihipertensi Penyakit tekanan darah tinggi menjadi pembunuh diam-diam setelah menyebabkan gangguan fungsi jantung, ginjal, kognitif,
Memprediksi besar dan siknifikansi (pentingnya) dampak
Kajian keamana BTP Mita Ristanti.
 Dari 10 biota penelitian ternyata menghasilkan efek 5 biota mati (50%)  TERNYATA LC terjadi pada konsentrasi 5ppm  Hasil tersebut disebut : TOKSISITAS.
MIRTAATI NA'IMA, EFEKTIVITAS PEMBERIAN MINYAK SAWIT DAN MINYAK LEMURU DALAM MEMPERCEPAT PUBERTAS TIKUS BETINA.
Toksisitas & efek toksik bahan kimia industri materi.( 6 )
Oleh : Audra Bianca CASE STUDIES OF USE OF DESIGN OF EXPERIMENTS IN MATERIAL RESEARCH ( Salil kumar roy & I nyoman sutapa )
Pertemuan 10 ANALISIS RESIKO
Masalah Penyebab Penyakit
SUNGADIYANTO, STUDI EKSPERIMENTAL PERFORMA MESIN PENGKONDISIAN UDARA (AC) MC QUAY DENGAN REFRIGERAN R-22 PADA LABORATORIUM TEKNIK MESIN UNIVERSITAS.
CASE CONTROL & COHORT Erni Yusnita Lalusu.
HUBUNGAN PEMAPARAN DAN RESPON Dalam studi epidemiologi yang terpenting adalah mencari hubungan pemaparan pekerjaan /lingkungan kerja dengan respon yang.
1 Pertemuan 07 Teori Peluang Matakuliah: F0392/Simulasi Perdagangan di Bursa Efek Tahun: 2005 Versi: 1/3.
Abdur Rahman Departemen Kesehatan Lingkungan FKMUI, 2015
Sunarmi Aprlia intan M Amalia
OSEANOGRAFI KIMIA Dr. Ir. M. Farid Samawi, M.Si
Sunarmi Amalia Aprilia intan murniati
PENGENALAN RANCANGAN PERCOBAAN (EXPERIMENTAL Design)
EKONOMI MIKRO (Pertemuan Ke-5) Oleh: Pahrul Fauzi, SE, M.Si
PENGENALAN RANCANGAN PERCOBAAN (EXPERIMENTAL Design)
dengan mencoba mengukur risiko yang relevan dengan proyek.
Prinsip-Prinsip Pengukuran Risiko
RISK ASSESSMENT SECARA KUANTITATIF Oleh : Abdul Rohim Tualeka
ILMU GIZI EKSPERIMENTAL
PENELITIAN EKSPERIMEN
Kelompok III Herlinda K Rasti Sahara Putri K
PERLINDUNGAN USAHA.
Perubahan Asupan Kafein dan Perubahan Berat Badan Jangka Panjang pada Pria dan Wanita Esther Lopez-Garcia, Rob M van Dam, Swapnil Rajpathak, Walter C.
Mencaritahu Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kolesterol Darah
EKONOMI INFORMASI.
PENGENALAN RANCANGAN PERCOBAAN (EXPERIMENTAL Design)
Obat Herbal, Kriterianya Harus Aman
INSTRUMEN METODOLOGI PENELITIAN DR. MF. ARROZI
Terminologi & Kebijakan Sistem Persediaan
ANIMAL RESEARCH Arnita Yeyen ( )
ANOVA (Analysis of Variance)
Pemantauan Terapi Obat (Drug Therapy Monitoring)
Pengantar Farmakologi: Farmakodinamik
Alynka Prayfadhilla J.R.
“PENILAIAN RISIKO TERHADAP BAHAN BERBAHAYA DALAM BIDANG TOKSIKOLOGI”
Teknik Sampling I Made Kardena Epidemiologi dan Ekonomi Veteriner
Manajemen Resiko pada Perusahaan Asuransi
Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Studi Kasus ( Analisis Risiko Pajanan Konsentrasi Pb Pada Anak SD Di Jakarta ) Anis Latifah BK STIKes Bhakti.
EPIDEMIOLOGI KESEHATAN REPRODUKSI Oleh: H. HADERIAN NOOR NPM
Kuliah Fisika Dasar I Universitas Ahmad Dahlan
TEMU - 9 TUJUAN Diakhir kuliah mahasiswa memiliki pengetahuan dasar tentang faktor risiko dan studi epidemiologi analitik.
Memprediksi besar dan siknifikansi (pentingnya) dampak
Terminologi & Kebijakan Sistem Persediaan
RUANG LINGKUP KIMIA ANALISIS
ANOVA (Analysis of Variance)
Departemen Biostatistika dan Kependudukan
Hasil Pengisian EVISEM Term Isian Semester 2
Hubungan Risk Assessment, Risk Management dan Risk Communication
Teknik Analisis Jalur Pajanan & Perhitungan Asupan
FARMAKODINAMIK Nutrisia A Sayuti.
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (PIPS)
TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH MANAJEMEN PEMASARAN BAB 14 MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN PROGRAM PENETAPAN HARGA ( HALAMAN 67 – 90 )
PENGANTAR TOKSIKOLOGI INDUSTRI
Presented By : Nur Fathurahman Ridwan. INTRODUCTION heavy metals discharged from this industrial area are easily adsorbed by atmospheric particles, affecting.
KISARAN DOSIS DAN KONSEP LD50
Transcript presentasi:

TEKNIK & PROSEDUR ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN Abdur Rahman PKKLI-FKM-UI, 2007

KARAKTERISASI RISIKO Risiko nonkarsinogenik dinyatakan sebagai Risk Qoutient (RQ), dihitung membagi asupan (Ink) dengan dosis referensi (RfD atau RfC): Risiko karsinogenik dinyatakan sebagai Excess Cancer Risk (ECR), dihitung dengan mengalikan asupan (Ik) dengan CSF: ECR = Ik (mg/kg/hari) x CSF (mg/kg/hari)1

ANALISIS DOSIS-RESPON Menetapkan kuantitas toksisitas risk agent untuk setiap spesi kimianya Toksisitas dinyatakan sebagai: Dosis referensi (RfD atau RfC) untuk efek-efek nonkarsinogenik Cancer Slope Factor (CSF) untuk efek-efek karsinogenik

Kurva Teoretis Dosis-Respon Nonkarsinogenik LOAEL NOAEL Dosis

RfD = human dose, NOAEL atau LOAEL = experimental dose No Observed Adverse Effect Level: dosis tertinggi toksisitas kronik yang secara statistik atau biologik tidak memperlihatkan efek merugikan Lowest Observed Adverse Effect Level: dosis terendah toksisitas kronik yang secara statistik atau biologik memperlihatkan efek merugikan

Uncertainty Factor (UF) Faktor-faktor kelipatan 10 untuk menurunkan RfD dari data eksperimen hewan uji atau studi epidemiologi Digunakan untuk menampung ketidakpastian: UF1 = 1-10 untuk variasi sensitivitas manusia; UF2 = 1-10 untuk ekstrapolasi hewan ke manusia UF3 = 1-10 untuk NOAEL uji subkronik (bukan kronik) UF4 = 1-10 bila digunakan LOAEL (bukan NOAEL)

Modifying Factor (MF) Faktor yang digunakan untuk menurunkan RfD dari data eksperimen hewan uji atau studi epidemiologi, dengan nilai numerik 0<MF<10 Menggambarkan ketidakpastian ilmiah yang tidak tertampung dalam UF (misal, ketidak-lengkapan data dasar dan spesies hewan uji) Nilainya ditetapkan dengan professional judgment Nilai default MF = 1

Contoh Pernyataan Dosis-Respon Risk Agent RfD, RfC mg/kg/hari CSF (mg/kg/hari)-1 Efek Kritis & Sumber Data As, anorganaik 3E-4 1,5E+0 Hiperpigmentasi, keratosis & kemungkinan komplikasi vaskular pajanan oral (Tseng 1977; Tseng et al 1968) Cd6+ 5E-4 - Proteinuria (EPA 1985) MeHg 1E-4 Kelainan neuropsikologis perkembangan (Grandjean et al 1997; Budz-Jergensen et al 1999) CHBr3 2E-2 7,9E-3 Lesi hepatik (tikus) (NTP 1989)

Kurva Teoretis Dosis-Respon Karsinogenik b Respon c r Ekstrapolasi linier (linearized model) Dosis d

ANALISIS PAJANAN Mengenali jalur-jalur pajanan risk agent (inhalasi, ingesi, absorbsi); Mengenali karakteristik antropometri dan pola aktivitas segmen-segmen populasi berisiko Menghitung asupan (intake) risk agent yang diterima setiap segmen populasi berisiko

Perhitungan Asupan (Intake) I = intake (asupan), jumlah risk agent yang diterima individu per berat badan per hari (mg/kg/hari) C = konsentrasi risk agent, mg/M3 (udara), mg/L (air minum), mg/kg (makanan) R = laju (rate) asupan, 20 M3/hari (udara), 2 L/hari (air minum?) tE = waktu pajanan harian, jam/hari fE = frekuensi pajanan tahunan, hari/tahun Dt = durasi pajanan, real time atau 30 tahun proyeksi Wb = berat badan, kg tavg = perioda waktu rata-rata, 30 tahun  365 hari/tahun (non karsinogen) atau 70 tahun  365 hari/tahun (karsinogen )

US-EPA Default Exposure Factors Land Use Exposure Pathway Daily Intake Exposure Frequency Exposure Duration Body Weight Residensial Air Minum Tanah & debu Inhalasi kontaminan 2 L (dewasa) 1 L (anak) 200 mg (anak) 100 mg (dewasa) 20 M3 (dewasa) 12 M3 (anak) 350 hari/tahun 30 tahun 6 tahun 24 tahun 70 kg (dewasa) 15 kg (anak) Industri & Komersial Air minum Inhalasi 1 L 50 mg 20 M3 (hari kerja) 250 hari/tahun 25 tahun Pertanian Konsumsi tanaman 42 g (bebuahan) 80 g (sayuran) Rekreasi Konsumsi ikan lokal 54 g

Variabel Perhitungan Asupan Jalur Pajanan Variabel Inhalasi (udara) C (mg/M3), R (M3/jam), tE (jam/hari), fE (hari/tahun), Dt (tahun), Wb (kg) Inggesi (air minuman/ makanan) C (mg/L), fE (hari/tahun), Absorbsi (kontak kulit/ permukaan tubuh) C (mg/L), tE (jam/hari), fE (hari/tahun), Dt (tahun), Wb (kg)

Contoh Tabel Faktor Pemajanan Antropometri & Pola Aktivitas Tabel 1. Antropometri Pedagang Kaki Lima (R = 0,83 M3/jam) di Terminal Terboyo, Semarang, 2003, untuk menghitung intake inhalasi SO2 (35,6 g/M3), NO2 (49,7 g/M3), TSP (322,6 g/M3) dan Pb (0,04 g/M3). No. Resp Lama Pajanan (tE) jam Frek. Pajanan (fE) hari/tahun Lama Mukim (Dt) tahun Berat Badan (Wb) kg 1 10 350 14 73 2 45 3 19 56 4 8 15 85 5 62 dst

Contoh 1: Perhitungan Intake NO2 dan RQ (data dari Tabel 1) NO2= 49,7 g/M3 (arithmetic mean) RfC-NO2 = 0,02 mg/kg/hari (US-EPA, 1990) Karena RQ<1, pajanan 49,7 g NO2 /M3 udara selama 14 tahun untuk orang dengan berat badan 45 kg aman bagi kesehatan, jika pola pajanannya 14 jam per hari selama 350 hari per tahun.

Contoh 2: Analisis & Manajemen Risiko Arsen di Desa Buyat, Sulawesi Utara Konsentrasi As dalam air sumur 0,04-0,1 mg/L (BTKL Manado 2005) Estimasi risiko dengan konsentrasi As maksimum (0,1 mg/L) (1) Perhitungan asupan:

(2) Perhitungan risiko: ECR = 1,49103 mg/kg/hari  1,5 (mg/kg/hari) = 2,23E-3 Interpretasi: Air sumur yang mengandung As 0,1 mg/L sangat tidak aman (nonkarsinogenik & Karsinogenik) bila diminum 2 L/hari selama 350 hari/tahun dalam jangka 30 tahun oleh orang dengan berat badan 55 kg atau kurang.

Strategi Survey EKL Batas aman menurut durasi pajanan bisa menentukan kapan gejala gangguan As (maksimum) bisa ditemukan Durasi dihitung dengan mengganti I dengan RfD Interpretasi: Efek toksik As diramal bisa ditemukan pada orang dewasa 55 kg yang telah mengonsumsi air minum mengandung As 0,1 mg/L selama  3 tahun dengan laju konsumsi 2 L/hari selama 350 hari/tahun.

(Baku) Anjuran Kesehatan (Health Advisories) Arsen Memakai RfD sebagai dosis harian aman Air minum bukan satu-satu sumber, paling banyak 80% (EPA 1990) Perhitungan: MCLG = 0,80,00715 mg/L = 0,0057 mg/L  0,006 mg/L

Padahal, baku mutu As menurut KepMenKes 907/2002 adalah 0,01 mg/L sehingga nilai itu kurang cocok untuk orang Indonesia; Jadi, berapa seharusnya baku mutu As untuk air minum orang Indonesia?