Millennium Development Goals (Pengantar) oleh Broto Wasisto Rapat Koordinasi Nasional Penguatan Sistem Kesehatan, Kependudukan dan Keluarga Berencana. Kantor Menkokesra, Jakarta 29 – 31 Maret 2010
Millenium Development Goals (MDGs) Merupakan paradigma pembangunan global yang disepakati oleh 189 negara anggota PBB dalam KTT Millenium PBB September 2000 Legalisasi sebagai Keputusan PBB tentang Deklarasi Millenium PBB (United Nations Millennium Declaration) Menghimpun komitmen para pemimpin dunia untuk menangani issu : perdamaian, pembangunan, hak azasi dan kebebasan fundamental. Fokus utama : pembangunan dalam tenggat waktu tertentu dan kemajuan yang terukur. Puncak dari rentetan gagasan dunia melalui berbagai pertemuan : Club of Rome KTT Bumi di Rio de Janero Konferensi Kependudukan dan Pembangunan Konferensi Gender dan Pemberdayaan Perempuan dll
Mengapa Harus Ada MDG ? Bantuan – bantuan internasional sering tidak memenuhi sasaran untuk membantu perbaikan kondisi kehidupan Diperlukan kesepakatan pencapaian pembangunan yang dirumuskan secara kuantitatif dalam waktu tertentu sehingga pembangunan lebih fokus Mempersiapkan kerangka pembangunan yang lebih terintegrasi dengan orientasi pencapaian yang jelas Menjadi dasar untuk memobilisasi sumberdaya guna investasi pembangunan manusia PBB dapat memberi pengaruh dan advokasi secara netral guna mendorong perubahan
MDGs Arah pembangunan yang disepakati secara global : Menghapuskan kemiskinan dan kelaparan berat Mewujudkan pendidikan dasar untuk semua Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan Menurunkan kematian anak Meningkatkan kesehatan maternal Melawan penyebaran HIV/AIDS dan penyakit kronis lainnya Menjamin keberlangsungan lingkungan Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
MDGs di Indonesia Sebagai bentuk orientasi pembangunan, MDGs sesungguhnya telah dipraktekkan oleh Pemerintah Indonesia semenjak lama bahkan mulai pada tahun 50-an 1956 – 1960, Garis – garis Besar Rencana Pembangunan Lima Tahun 1961 – 1969, Pokok – Pokok Pembangunan Nasional Semesta Berencana 1970 – 1998, Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) 1998 – 2004, masa transisi 2004 - , Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Selama 40 tahun terakhir, Indonesia konsisten dengan tujuan MDGs (No. 1 s/d 8)
Gambar I.1. Internalisasi MDG ke dalam Rencana Pembangunan Nasional
Pembangunan Nasional Pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat yang mencakup semua dimensi dan aspek kehidupan Kemajuan yang di capai a.l. : Pendapatan per kap : $ 1.185 (2004) → $ 2.271 (2008) HDI : 0, 697 (2003) → 0, 734 (2007) Kemiskinan : 16,7% (2004) → 14,1% (2009) AKI per 100.000 lh : 307 (2003) → 228 (2007) AKB per 1000 lh : 35 (2003) → 34 (2007) UHH, tahun : 69,4 (2005) → 70,5 (2007)
Tujuan, Target dan Indikator MDGs Indonesia (1990 – 2015) Tujuan 1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan Target 1 : Menurunkan proporsi pendudukan yang tingkat pendapatannya di bawah $ 1 per hari menjadi setengahnya Target 2 : Menurunkan proporsi penduduk yang menderita kelaparan menjadi setengahnya Tujuan 2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua Target 3 : Menjamin semua anak, dimanapun, laki – laki maupun perempuan, dapat menyelesaikan pendidikan dasar Tujuan 3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Target 4 : Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan dan di semua jenjang pendidikan
Tujuan, Target,…. Tujuan 4. Menurunkan angka kematian anak Target 5 : Menurunkan kematian balita sebesar dua-pertiganya Tujuan 5. Meningkatkan kesehatan ibu Target 6 : Menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga-perempatnya Tujuan 6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya Target 7 : Mengendalikan penyebaran HIV/AIDS dan mulai menurunnya jumlah kasus baru Target 8 : Mengendalikan penyakit malaria dan mulai menurunnya jumlah kasus malaria dan penyakit menular lainnya
Tujuan, Target,…. Tujuan 7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup Target 9 : Memadukan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dengan kebijakan dari program nasional serta mengembalikan sumber daya lingkungan yang hilang Target 10 : menurunkan proporsi penduduk tanpa akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar sebesar separuhnya Target 11 : mencapai perbaikan yang berarti dalam kehidupan penduduk miskin di pemukiman kumuh Tujuan 8. Membangun kemitraan global untuk pembangunan Terdapat 4 target terutama tentang legislasi dan kerjasama internasional
Kesehatan & Kependudukan MDGs meliputi indikator : Persentase balita yang mengalami gizi buruk Persentase balita yang mengalami gizi kurang AKB AKBA AKI Proporsi kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan Proporsi wanita 15 - 49 tahun berstatus kawin yang sedang menggunakan alat KB Prevalensi HIV/AID
Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko Penggunaan kondom pada pemakai kontrasepsi Persentase penduduk usia muda yang mempunyai pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS Prevalensi Malaria Prevalensi tuberkulosa Angka penemuan pasien tuberkulosa Angka keberhasilan pengobatan pasien tuberkulosa Proporsi RT dengan sumber air Proporsi RT dengan akses sanitasi dasar
Tantangan Pembangunan Kesehatan (RPJMN 2010 – 2014) Status kesehatan ibu dan anak masih rendah Status gizi masyarakat masih rendah Angka kesakitan dan kematian akibat penyakit masih tinggi Ketersediaan tenaga masih terbatas Ketersediaan obat dan pengawasan obat makanan masih terbatas Pembiayaan kesehatan untuk memberikan jaminan perlindungan jaminan kesehatan terbatas Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan belum optimal Manajemen pembangunan kesehatan belum effektif Kesenjangan status kesehatan dan gizi masyarakat antar wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi masih lebar Akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas masih rendah
Tantangan Kesehatan (RPJMN 2010 – 2014) Tantangan strategis lain yang perlu mendapat perhatian dalam pembangunan kesehatan mencakup upaya percepatan pencapaian sasaran MDGs, adaptasi dan mitigasi terhadap dampak perubahan iklim global (climate change) di bidang kesehatan, respons terhadap pemberlakuan pasar bebas, penguatan desentralisasi di bidang kesehatan, serta mempersempit disparitas status kesehatan antar wilayah, antar tingkat sosial ekonomi dan gender Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan yang memadai untuk merespons dinamika karakteristik penduduk dan kondisi geografis
Tantangan Kependudukan (RPJMN 2010 – 2014) Laju pertumbuhan dan jumlah pertambahan penduduk masih tinggi Disparitas TFR masih tinggi Pemakaian kontrasepsi masih rendah Unmet need masih tinggi Pengetahuan dan kesadaran remaja dan pasangan usia subur tentang KB dan kesehatan reproduksi masih rendah Partisipasi keluarga dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak dan remaja belum optimal Pembinaan dan kemandirian peserta KB belum optimal
Gambar I.2. Pencapaian Beberapa Sasaran MDG
AKB negara tetangga AKB per 1000 kelahiran hidup th 2002 -2003 Singapura – 3 Brunei – 8 Malaysia – 10 Vietnam – 18 Thailand – 20 Indonesia – 35 Indonesia cenderung bertambah baik
Angka Kematian Balita (per 1000) Bangladesh – 69 Cambodia – 140 India – 87 Indonesia – 41 Laos – 91 Malaysia – 7 Myanmar – 106 Philippines – 36 Singapore – 3 Thailand – 26 Vietnam – 23 WHO Report 2005
Sebab - Kematian Bayi : Ibu : Infeksi saluran nafas Perdarahan Komplikasi perinatal Eklampsia Diare Partus lama Komplikasi Aborsi Balita : Infeksi Penyakit saluran nafas Diare Tifus Sebagian besar kematian dapat dicegah. Teknologi intervensi sudah tersedia. Penting akses pada pelayanan kesehatan.
Gambar II.6. Kecenderungan Kurang Gizi Anak-anak Berusia di Bawah Lima Tahun (Gizi Kurang dan Gizi Buruk) 1989-2005*
Gambar II.22. Tren Angka Kematian Bayi dan Balita (1991-2007) Sumber : SDKI 2007, Laporan Pendahuluan
Gambar II.27. Kecenderungan AKI Nasional Periode tahun 1982-2003 (setiap 100.000 persalinan hidup) dan Proyeksi AKI Nasional Periode 2005-2025 (setiap 100.000 persalinan hidup). Sumber: Survei Kependudukan/ Demografi dan Kesehatan Indonesia (1982, 1994, 1997, 2002-2003), Survei Kesehatan Rumah Tangga (1986, 1992, 1995).
Disparitas Walaupun kemajuan sudah dicapai, masih terdapat kesenjangan : antar provinsi antar kabupaten/kota dalam provinsi antar tingkat sosial ekonomi antar laki dengan perempuan Faktor berpengaruh a.l : sosial ekonomi keterpencilan geografis sosial budaya PR yang cukup berat bagi pemerintah, pemda, masyarakat madani, dan swasta untuk mengatasi disparitas
Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup Menurut Propinsi Indonesia SDKI 2007 AKB 1 DIY 19 2 NAD 25 3 Jateng 26 4 Kaltim 5 DKI 6 Kalteng 30 7 Bali 34 8 Jatim 35 9 Sulut N0 Propinsi AKB 10 Irjabar 36 11 Riau 37 12 Jambi 39 13 Jabar 14 Bangka Belitung 15 Sulsel 41 16 Sultra 17 Papua
18 Sumsel 42 19 Lampung 43 20 Kep. Riau 21 Banten 46 22 Kalbar 23 Propinsi AKB 18 Sumsel 42 19 Lampung 43 20 Kep. Riau 21 Banten 46 22 Kalbar 23 Bengkulu 24 Sumut 25 Sumbar 47 N0 Propinsi AKB 26 Malut 51 27 Gorontalo 52 28 NTT 57 29 Kalsel 58 30 Maluku 59 31 Sulteng 60 32 NTB 72 33 Sulbar 74
Gambar II.26 Disparitas Balita Berstatus Gizi Buruk dan Kurang Provinsi 2007 Sumber: Susenas, 2007
Gambar II.24. Persentase Cakupan Imunisasi Lengkap Anak Usia 12-23 Bulan Sumber: SDKI 2007
Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan Tabel 4.11. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (dokter dan bidan) Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan 2000 2004 2007 Kota 81,5 85,8 88,8 Desa 49,8 61,1 60,6 Total 62,8 71,5 72,5 Gap Kota - Desa 31,7 24,7 28,2 Sumber : Susenas berbagai tahun
Provinsi Bali Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat Disparitas antar Kabupaten/Kota No Kab/Kota IPKM Rank 1 Jembrana 0, 51327 61 2 Tabanan 0, 56059 10 3 Badung 0, 55429 13 4 Gianyar 0, 59400 5 Klungkung 0, 50326 81 6 Bangli 0, 45451 158 7 Karangasem 0, 43917 193 8 Buleleng 0, 44142 185 9 Denpasar O, 51903 53
Malaria di Indonesia per 1000 penduduk T a h u n Jawa - Bali Luar Jawa - Bali 1990 2000 2002 2005 0,17 0,81 0,40 0,15 24,1 31,09 21,80 18,94
Prevalensi TB di Indonesia
Kecenderungan kasus HIV dan AIDS
Mencapai MDG Telah ditetapkan : Arah kebijakan dan Strategi Pembangunan Sasaran Pembangunan Tahun 2010 – 2014 (RPJMN II) Sasaran status kesehatan dan gizi masyarakat Sasaran jumlah dan laju pertumbuhan penduduk Fokus Prioritas Pembangunan Kesehatan dan Kependudukan
Tindak Lanjut Gizi Menjadikan posyandu sebagai focal point untuk mendorong upaya perilaku hidup sehat Lebih menanamkan kepada masyarakat tentang gizi yang baik dan seimbang Mengembangkan kebijakan dalam upaya peningkatan efektifitas dan efisiensi distribusi pangan
Tindak Lanjut Kesehatan Anak : Meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu termasuk pelatihan tenaga terampil dan meningkatkan dana operasional Lebih mendorong peningkatan perilaku hidup sehat di masyarakat dengan a.l. meningkatkan partisipasi mereka dalam kesehatan neonatal dan maternal.
Tindak Lanjut Kesehatan Ibu Peningkatan sistem kesehatan yang mendukung kesehatan reproduksi dengan memberikan penekanan peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga pertolongan persalinan serta peningkatan kualitas pelayanan RS Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan dan hak reproduksi serta pemahaman tanggung jawab menjaga kesehatan ibu hamil
Saran pada Pemerintah Daerah Komitmen Politik MDG’s (MDG’s Political Commitment) Meningkatkan pembiayaan untuk mendukung kegiatan perbaikan gizi masyarakat, kesehatan bayi dan anak serta kesehatan reproduksi Meningkatkan sinergi dalam dinamika desentralisasi Memperbaiki jumlah, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan Meningkatkan pelayanan kesehatan DTPK Revitalisasi UKBM Mendorong peningkatan peran serta swasta dan masyarakat madani
Terima Kasih Ref : Laporan PBB : MDG 2007 Bappenas : Laporan MDG 2009 (draft) RPJMN : 2010 – 2014 Bappenas : Background Study, 2009 Badan Litbangkes : IPKM 2007 WHO Report : 2005