HIKMAH PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA MUTIARA SYAFLINA FHIDIYAH RAMADHANI SMA N 3 BATUSANGKAR
Hikmah perkembangan Islam di Indonesia dapat kita pahami dari peranan umat Islam di Indonesia pada masa penjajahan, masa perang kemerdekaan, dan masa pembangunan
Masa Penjajahan
Peranan Umat Islam pada Masa Penjajahan Masyarakat dibebaskan dari pemujaan berhala dan pendewaan raja-raja serta dibimbing agar menghambakan diri hanay kepada Tuhan yang Maha Esa
Rasa persamaan dan rasa keadilan yang diajarkan dalam Islam, mampu mengubah masyarakat Indonesia yang dulunya menganut sistem kasta dan diskriminasi menjadi masyarakat yang memiliki kedudukan, harkat, martabat yang sama. 90. Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
Semangat cinta tanah air dan rasa kebangsaan mampu mengubah cara berpikir masyarakat Indonesia, khususnya para pemudanya, yang dulu bersifat lebih mementingkan suku dan daerahnya sehingga bersifat nasionalis
Semboyan yang diajarkan Islam “agama yang cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan” telah mampu mendorong masyarakat Indonesia untuk melakukan usaha-usaha mewujudkan kemerdekaan. Awalnya menempuh cara mdamai, namun tidak bisa. Lalu beralih menempuh cara peperangan.
190. Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas
Peranan Kerajaan Islam dalam Menentang Penjajahan Perlawanan melawan portugis Sikap angkuh Portugis membangkitkan semangat kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia untuk memberikan perlawanan mengusir penjajah. Diantaranya; Demak(Adipati Unus, Sultan Trenggono, & Fatahillah), Aceh, Sutan Malaka, Ternate, Tidore.
Perlawanan melawan Belanda Menghadapi sikap Belanda yang tidak berkeprimanusiaan dan berperikeadilan,kerajaan-kerajaan Islam melakukan perlawanan. Diantaranya; Jawa: Sultan Ageng Tirtayasa, Kyai Tapa dan Bagus Buang dari Kesultanan Banten, Sultan Agung dari Kesultanan Mataram, dan Pangeran Diponegoro dari Kesultanan Yogyakarta.
Sumatera: Tuanku Imam Bonjol dan Tuanku Tambusai (Sumbar), Panglima Polim, Cut Nyak dien, Sultan Alaudin, Imam Leungbatan (Aceh) Maluku: Ternate dan Tidore Sulsel: Gowa Tallo dan Bone (Sultan Hasanuddin dan Lamadu Kelleng) Kalsel: Pangeran Antasari, Pangeran Hidayat
Masa Kemerdekaan
Peranan Ulama Islam, Organisasi dan Pesantren Membina Kader Umat Islam, melalui pesantren dan aktif dalam pembinaan masyarakat. Dan melahirkan ulama-ulama besar. Turut berjuang secara fisik sebagai pemimpin perang Mencerdaskan Rakyat
Organisasi dan Pondok Pesantren Serikat Dagang Islam/Serikat Islam (1905) Muhammadiyah (1912) Nahdhatul Ulama (1926) Pondok Pesantren
Masa Pembangunan
Peranan Umat Islam pada Masa Pembangunan Mempertahankan kemerdekaan RI melalui perjuangan fisik (perang) Mempertahankan Kemerdekaan dengan usaha diplomatik Usaha-usaha pembangunan di berbagai bidang demi terciptanya tujuan nasional sesuai UUD 1945 dan Pancasila
Peranan Organisasi Islam pada Masa Pembangunan Usaha-usaha dalam mencerdaskan bangsa melalui pengajian-pengajian, dakwah, pendirian sekolah, pesantren dll Usaha di bidang sosial, seperti mendirikan Panti asuhan, Rumah sakit, BKIA, Pos Santunan Sosial,
Peranan Lembaga Pendidikan Islam dalam Pembangunan Melakukan usaha-usaha agar masyarakat Indonesia bertakwa kepada Allah SWT Menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara Memupuk persatuan dan kesatuan Mencerdaskan bangsa Indonesia Mengadakan pembinaan mental dan spiritual
Terima Kasih......... Shi shi......... Arigatougozaimasu......... Gamsahamnida.........