INTRAPERSONAL COMMUNICATION (SELF-CONSEPT) Dedy Djamaluddin Malik
DEFINISI Intrapersonal communication adalah kegiatan komunikasi seseorang dengan dirinya (communication with oneself). Intrapersonal communication is an internal dialogue and may take place even in the presence of another individual. Looking in self-mirror can be both enlightment and frightening. “Looking glass self”, (diri cermin): (1) membayangkan diri kita di depan orang lain;(2) membayangkan bagaimana orang lain menilai kita;(3) kita akan mengalami rasa kecewa atau bangga. “Those physical, social, and psychological perceptions of ourselves that we have derived from experiences and our interaction with others”(Brooks dalam Rachmat, 1996:99)
SELF-CONSEPT (KONSEP-DIRI) Konsep-diri adalah keyakinan seseorang terhadap dirinya. “What am I” dan “who am I” adalah pertanyaan yang berkaitan dengan konsep- diri. Konsep-diri mengandung sikap, keyakinan dan nilai yang dianut seseorang. Konsep-diri merupakan pandangan “inti” atas identitas seseorang. William James: “The I”: diri yang sadar dan aktif; diri kata orang lain;“The Me”: diri yang menjadi obyek renungan kita; diri menurut kita sendiri.
KOMPONEN DIRI (SELF) Material self: totalitas yang nampak (tangible) pada dirinya seseorang. Tubuh, rumah, pakaian yang dipakai. Social self: bagian dari interaksi seseorang bersama orang lain. Spiritual self: proses introspeksi dan pemikiran internal atas nilai dan standar moral kita. Keyakinan spiritual atas kekuatan-kekuatan di alam raya membawa pada esensi: kesadaran, jiwa dan akal budi. Komponen kognitif dan komponen afektif. “Saya tidak cerdas dan saya senang atas keadaan ini krn sy tak mungkin korupsi.”
PERKEMBANGAN KONSEP-DIRI Konsep-diri berkembang lewat interaksi bersama orang lain dan kelompok: Awareness of self: anak kecil yang mulai mengenal lambang dan bagian dari tubuhnya. Awareness of others: meniru perilaku orang lain (modeling) dan role playing. Developing self identification: role taking Others provide the looking glass: significant other and generalized others. Lifelong development: self-consept changes with life experience.
FAKTOR2 YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI FAKTOR EKSTERNAL: Faktor orang lain: perilaku kita banyak mengambil model ideal dari orang lain. Orang yang sangat mempengaruhi kita disebut “significant others” (Mead), atau “effective others” (Dewey). Pandangan diri kita atas seluruh pandangan orang lain terhadap diri kita disebut “generalized others” Kelompok rujukan (reference group): Kita adalah bagian dari kelompok yang terikat dengan norma dan doktrinnya masing-masing. Perilaku kita harus sesuai dengan norma kelompok rujukan itu.
FAKTOR INTERNAL: Self-fullfilling prophecy (nubuat yang dipenuhi sendiri): “You don’t think what you are; you are what you think”. Konsep diri positif atau negatif tergantung pada kita. Ciri konsep diri yang negatif: (1) peka atau sensitif pada kritik; (2) sangat responsif atas pujian orang; (3) hiperkritis terhadap orang lain; (4) merasa tak disenangi orang lain; (5) pesimis dan menghindari kompetisi. Konsep diri positif: (1) ia merasa setara dengan orang lain; (2) menerima pujian proporsional; (3) yakin akan kemampuan dirinya; (4) terus memperbaiki diri; (5) bersikap terbuka.
KONSEP-DIRI DAN KOMUNIKASI Pygmalion effect: berasal dari mitos Yunani yang menyatakan bahwa ekspektasi (harapan) orang lain akan mempengaruhi komunikasi dan perilaku kita. Self-fulfilling prophecy: kita cenderung berperilaku sebagaimana berperilaku yang diharapkan oleh kita sendiri. Herbert Mead, “Mind, self and Society”-teori interaksionisme simbolik. Mind kemampuan org menggunakan bahasa; self kemampuan melihat diri kita dari perspektrif orang lain.
CONTOH PYGMALION Bila anak diajari dengan ancaman maka mereka belajar menjadi penakut. Bila anak diajari dengan penghargaan maka mereka akan belajar menghargai. Bila anak diajari dengan pengakuan maka mereka belajar menyukai dirinya. Bila anak diajari dengan toleransi, mereka akan berlajar sabar. Bila mereka diajari kejujuran, mereka akan belajar apa itu kebenaran. Bila mereka diajari keberanian, mereka akan belajar percaya diri.
PERSEPSI DAN KOMUNIKASI Perception adalah hasil rangsangan dari indra kita yang mengandung tiga komponen: attention and selection, organization and interpretation. Perception is the process by which a person screens, selects, organizes, and interprets stimuli so that they have meaning. Sifat persepsi: berubah, kita tak hanya melihat yang tampak, kita memaknai apa yang terlihat itu. Persepsi bersifat subyektif tergantung sudut pandang kita dalam melihat realitas.
PERSEPSI DIRI Persepsi sikap/perasaan: saya bahagia bila...saya benci...saya suka jika kamu dukung saya. Persepsi terhadap aspek fisik: wajah saya ganteng, wajah saya rata-rata saja, wajah saya jelek; saya bangga pada.... Persepsi terhadap nilai: keluarga adalah sesuatu yang terpenting dalam hidup saya; buku adalah gerbang kesuksesan untuk meniti karir; uang segalanya bagi saya....
SELF-SERVING BIAS(self-centered) Kita sering memandang diri kita lebih “hebat” ketimbang orang lain. Kita sering menilai orang lain berdasarkan stereotif yang sudah diterima “taken for granted”, turun-temurun. Setiap keberhasilan dianggap karena diri kita. Sedangkan kegagalan diri selalu ditimpakan akibat orang lain. Kita cenderung melihat orang lain sama dengan kita. Melihat segala sesuatu dari “point of view”(sudut pandang) kita. Impresi pertama sangat mempengaruhi persepsi dan perilaku orang.
KONSEP DIRI YANG POSITIF Bersikap terbuka. Memandang dan memahami orang lain dari “point of view” pihak lain. Percaya diri (self-confident) Nondiskriminatif Diri itu selalu dalam proses “becoming” bukan “being”. Bersikap positif dengan menghargai orang lain. Supportif dan empatik dalam berinteraksi sosial. Siap menerima kritik