STRUCTURAL EQUATION MODELLING

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM)
Advertisements

KONSEP DASAR STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)
ANALISIS JALUR (Path Analysis)
KULIAH KE 3 METODE EKONOMETRIKA
SEM (STRUCTURAL EQUATION MODELING) MAGISTER TEKNIK INDUSTRI
PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN
ANALISIS FAKTOR.
(Sumber: Dr Solimun, MS, 2003 )
ANALISIS JALUR ( PATH ANALYSIS ).
BAB XI REGRESI LINEAR Regresi Linear.
Structural Equation Modelling – Partial Least Square
PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM PERIKLANAN MELALUI INTERNET DAN PEMASARAN MELALUI TERHADAP PEMPROSESAN INFORMASI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN.
S.E.M. STRUCTURAL EQUATION MODELING
MULTIVARIATE ANALYSIS
Program Studi Statistika Semester Ganjil 2011
Heteroskedastisitas Penyimpangan asumsi ketika ragam galat tidak konstan Ragam galat populasi di setiap Xi tidak sama Terkadang naik seiring dengan nilai.
A N A L I S I S J A L U R ( P a t h A n a l y s i s )
S.E.M. METODE ANALISIS DATA STRUCTURAL EQUATION MODELLING
STRUCTURAL EQUATION MODELLING Prof Dr Ir SoemarnoMS, PPSUB 2011
SEM Konsep dan Prosedur
Disusun Oleh NURJANNAH
Oleh: Muhajir : P2CC10011 Woro Yuliastiningrum : P2CC10028 Reducing Emotional Exhaustion and Increasing Organizational Support Meredam Kelelahan Emosional.
STRUCTURAL EQUATION MODELING
METODE PENELITIAN KUANTITATIF
Agribusiness Study of Programme Wiraraja University
A S R I A N I STB. B1B PROGRAM STUDI MANAJEMEN
Disusun Oleh: Muhammad Ibrahim Ali,ST
Probabilitas dan Statistika
FEB Univ. 17 Agustus 1945 Jakarta
Pengantar SEM Fauziyah, SE., M.Si.
PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN
FEB Univ. 17 Agustus 1945 Jakarta
FEB Univ. 17 Agustus 1945 Jakarta
PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN
Disusun oleh: Neni Nuraeni
ANALISIS JALUR MODUL 12 Analisis Jalur.
ANALISIS REGRESI SEDERHANA
RESUME JURNAL PENGENDALIAN KUALITAS
MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL SEM
Analisis Korelasi dan Regresi linier
HUBUNGAN-HUBUNGAN DALAM PENELITIAN
MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL Program Studi Statistika
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN
Operations Management
Program Studi Statistika, semester Ganjil 2012/2013
MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL (STRUCTURAL EQUATION MODEL - SEM)
Program Studi Statistika, semester Ganjil 2012/2013
Operations Management
ANALISIS PERILAKU PENGGUNA TEKNOLOGI INFORMASI PADA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN NOMOR UNIK PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (SIM-NUPTK) Pra Pendadaran.
RESUME SKRIPSI.
PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN
FUNGSI TEORI DALAM PENELITIAN
DASAR ANALISIS MULTIVARIATE.
Analisis Jalur (Path Analysis).
Disampaikan Pada Kuliah : Ekonometrika Terapan Jurusan Ekonomi Syariah
PERENCANAAN KARANGAN Oleh Susandi.
MULTIVARIATE ANALYSIS
Pokok Bahasan : Review Regresi Linier Sederhana dan Berganda
ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS)
Agribusiness Study of Programme Wiraraja University
Pasca Sarjana Unikom Model Regresi Pasca Sarjana Unikom
Pasca Sarjana Unikom Model Regresi Pasca Sarjana Unikom
ANALISIS REGRESI LINIER
ANALISIS JALUR ( PATH ANALYSIS ).
Structural Equation Modeling
ANALISA JALUR (PATH ANALYSIS)
Tahapan Belajar Rumus yang Sistematis (Didasarkan frekuensi penggunaan dalam riset skripsi / tesis / disertasi)
Analisis Faktor Siti Ulfa Nabila ›Analisis faktor merupakan salah satu dari analisis ketergantungan (interdependensi) antar variabel. ›Prinsip.
PROGRAM MASTER UNIVERSITAS RIAU MASHADI
Tim Dosen FEB UTA'45 Jkt Pelatihan SEM dengan AMOS 1.
Transcript presentasi:

STRUCTURAL EQUATION MODELLING S.E.M. STRUCTURAL EQUATION MODELLING Oleh: Prof Dr Ir SoemarnoMS

S.E.M. = Structural Equation Modelling LISREL = Linear Structural Relations SEM = Simultaneous Equation Model SEM: mrp pendekatan terintegrasi antara : ANALISIS FAKTOR (Factor Analysis) SISTEM PERSAMAAN SIMULTAN (Model Struktural) SIDIK LINTAS (Path Analysis) S.E.M.= pendekatan terintegrasi antara: Analisis data empirik, dan Pengembangan konsep teoritik S.E.M. : tiga macam analisis sekaligus, yaitu: 1. Uji validitas dan reliabilitas instrumen 2. Uji model hubungan antar variabel & jalurnya 3. Mendapatkan model untuk prakiraan/ estimasi /ekstrapolasi

Factors Analysis Modelling X1 Y1 X2 Ksi1 Eta1 Y2 X3 Ksi2 X4 Y3 Eta2 X5 Ksi3 Y4 X6 X7 X8 Xi dan Yi : Variabel atau Faktor Ksi : variabel laten X Eta : variabel laten Y Segi-empat : Variabel manifest, indikator, observable variable Bulatan oval : Variabel laten, dimensi, construct variable

Structural Equation Modelling X1 Y1 X2 Ksi1 Eta1 Y2 X3 Ksi2 X4 Y3 Eta2 X5 Ksi3 Y4 X6 X7 X8 Analisis faktor Variabel Eksogen Analisis Regresi Analisis Jalur Path Analysis Analisis faktor Variabel Endogen

NOTASI dalam S.E.M. 1 X1 1 Y1 1 1 X2 1 8 Ksi1 1 Eta1 Y2 1 X3 2 1 1 1 4 X4 12 23 Eta2 1 X5 Ksi3 3 10 Y3 1 X6 7 X7 X8  : Ksi, variabel laten X  : Eta, variabel laten Y  : delta, galat pengukuran variabel laten X  : epsilon, galat pengukuran variabel laten Y  : koefisien pengaruh variabel endogen thd variabel endogen lainnya  : koefisien pengaruh variabel eksogen thd variabel endogen  : loading factor  : Zeta, galat model  : Psi, peragam antar galat model

S.E.M. vs. SIDIK LINTAS (Path Analysis) Tujuan SEM adalah mendapatkan model struktural yang dapat digunakan untuk keperluan prediksi. Dalam hal ini, SEM setara dengan REGRESI. SEM juga dapat untuk menguji pengaruh (langsung dan tidak langsung) variabel bebas terhadap variabel tidak-bebas, menentukan variabel dominan, dan jalur-jalur keterkaitan antar variabel. Dalam hal ini, SEM setara dengan SIDIK LINTAS Keunggulan SEM. 1. SEM dapat menguji hubungan kausalita, validitas dan reliabilitas 2. SEM dapat diterapkan untuk Model rekursif dan Resiprokal 3. SEM input datanya dapat berupa data mentah 4. SEM outputnya berupa faktor determinan, model struktural dan model pengukuran

Langkah-langkah S.E.M. Konversi Pengembangan Model Konsep & Teori Menilai Masalah Identifikasi Konstruksi Diagram Lintasan Evaluasi Goodness of fit Konversi Diagram Lintasan menjadi Model Struktural Interpretasi dan Modifikasi Model Memilih Matriks Input

Pengembangan Model Konsep & Teori Model Hipotetik = Model Konseptual = Model Teoritis Hubungan kausalita sebab-akibat antara variabel eksogen (variabel bebas, independent) dan variabel endogen (variabel tergantung, variabel dependent) Dengan demikian landasan teorinya harus kuat untuk dapat menjelaskan Model Hipotetik tersebut Salah satu aspek kritis dalam hal ini adalah “Spesifikasi variabel”, terutama variabel prediktif Untuk kepentingan praktis analisis data dan interpretasinya, maka seyogyanya banyaknya variabel tidak lebih dari 20.

Unobservable variabel Variabel manifes, variabel terukur KONSTRUKSI DIAGRAM LINTASAN Path diagram Diagram ini sangat bermanfaat untuk menunjukkan alur-alur (lintasan) kausalita antar variabel yang secara teoritis layak Hubungan kausalita : Simbol panah satu arah Hubungan korelasional : Simbol panah bolak-balik X1i Y1i X2i Y2i X3i X1: Unobservable variabel Variabel manifes, variabel terukur X1.1 X1.2 X1.3 X1….

KONSTRUKSI DIAGRAM LINTASAN Path diagram  X1.1 X1 Y1.1   Y1  X1.2  X2  X2.1   Y2 X2.2 X3   Y2.2 Y2.1 X3.1 X3.3 X3.2 

KONVERSI menjadi MODEL STRUKTURAL 1 = 2. 2 + 1. 1 + 1 2 = 1. 1 + 2. 2 + 3. 3 + 2 X1.1 = 1. 1 + 1 X1.2 = 2. 1 + 2 …. Dst. 1 X1.1 1 X1 Y1.1 1 1 8 1 Y1 1 2 2 X1.2 2 1 X2 1 3 2 3 X2.1 2 1.2 2 2 4 Y2 3 X2.2 4 X3 3 10 9 5 7 Y2.2 Y2.1 X3.1 6 5 X3.3 3 X3.2 2 7 6

MEMILIH MATRIKS INPUT Input data untuk SEM dapat berupa: 1. Matriks korelasi, atau 2. Matriks peragam, kovarians Matriks korelasi, digunakan kalau: 1. Tujuannya ingin membuktikan hubungan kausalita antar variabel 2. Lintasan mana saja yang pengaruhnya dominan 3. Variabel eksogen mana saja yang pengaruhnya dominan terhadap variabel endogen 4. ... Matriks Peragam, digunakan kalau: 1. Tujuannya menguji model hipotetik yang secarateoritis sudah layak 2. Serupa dengan analisis regresi 3. Model yang diperoleh dapat digunakan untuk prediksi 4. Model yg diperoleh dapat untuk menjelaskan fenomena yang dikaji 5. ….

PROBLEMATIK IDENTIFIKASI Problematik pendugaan parameter: 1. Un-identified atau under identified 2. Over identified Gejala yg muncul akibat dari adanya “masalah identifikasi”: 1. Adanya standard error yang terlalu besar 2. Matriks informasi tidak dapat disajikan sbgm mestinya 3. Nilai penduga parameter tidak dapat diperoleh 4. Muncul angka (nilai) yang aneh 5. Adanya koefisien korelasi yg tinggi (> 0.9) antar koefisien hasil pendugaan Cara mengatasinya: 1. Landasan teori yang digunakan untuk menyusun Model Hipotetik harus benar-benar ‘bagus” 2. Menambah atau mengurangi variabel laten, disesuaikan dengan landasan teorinya 3. Iterasi dalam pendugaan model dengan menetapkan “kendala” pada model, misalnya salah satu atau beberapa parameter model dianggap “fixed”

EVALUASI GOODNESS - OF - FIT Asumsi-asumsi SEM: 1. Asumsi yang berkaitan dengan model 2. Asumsi yang berkaitan dengan pendugaan parameter & pengujian hipotesis Asumsi yang berkaitan dengan model: 1. Semua hubungan berbentuk linier (Lihat diagram pencarnya) 2. Model bersifat adetif, sesuai dengan landasan teorinya Asumsi Pendugaan parameter & Uji hipotesis: 1. Random sampling 2. Tidak boleh ada missing data 3. Tidak ada data pencilan, outliers 4. Untuk pendugaan parameter, jumlah sampel minimum 100

TAHAPAN UJI GOODNESS OF FIT A. Uji Parameter, dengan t-test: 1. Parameter Lamda: validitas instrument 2. Parameter Delta dan Epsilon: Reliabilitas instrumen 3. Parameter Beta dan Gama, dan lainnya 2. Uji Keseluruhan Model Model ini merupakan integrasi antara model struktural dan model pengukuran 3. Uji Model Struktural Menggunakan uji koefisien determinasi, seperti model regresi 4. Uji Model Pengukuran Uji validitas ……… koefisien korelasi Uji reliabilitas ……….. Nilai error

Kriteria uji goodness of fit : Model Overall Goodness of fit Cut-off Keterangan Chi-square Non-signifikan Dipakai untuk n = 100-200, Model yg baik bila nilai Chi-square tidak jauh berbeda dg derajat bebasnya RMR Kecil Dipakai untuk n besar RMSEA < 0.08 Dipakai untuk n besar GFI > 0.90 Mirip dengan koef. determinasi R2 AGFI >0.90 Mirip dgn R2 adjusted CFI >0.94 Tdk sensitif thd besar sampel AIC Kecil Bila model lebihdari satu, pilihlah yg nilainya kecil

INTERPRETASI & MODIFIKASI MODEL Bilamana Model telah dianggap baik, selanjutnya adalah interpretasi, apabila model belum baik perlu modifikasi Modifikasi Model: Menambah atau mengurangi “Lintasan” yang dianggap layak secara teoritis. INTERPRETASI MODEL: 1. Model Struktural: Interpretasi terhadap fenomena yg sedang dikaji, dan melakukan prediksi 2. Analisis Lintasan: 1. Efek langsung 2. Efek tidak langsung 3. Total efek 4. Faktor dominan 5. Kausalitas antar variabel.

SAMPLE SIZE Dalam SEM, Parameter yang diduga:. 1. Parameter pada Model Pengukuran 2. Parameter pengaruh variabel eksogen thd variabel endogen 3. Parameter pengaruh antar variabel endogen 4. Parameter korelasi antar variabel eksogen 5. Parameter error. Penentuan besarnya sampel: 1. Kalau pendugaan dg metode Maximum likelihood,maka sampel 100-200, minimum absolut 50 2. Jumlah sampel = 5-10 kali banyaknya parameter 3. Jumlah sampel = 5-10 kali jumlah variabel manifest dari keseluruhan variabel laten Sampel untuk LISREL 1. Sampel untuk program LISREL > 400 2. Sample size 10 x banyaknya variabel 3. Banyaknya sampel minimum 10 x banyaknya parameter yang ada dalam model

SEM dalam STUDI MARKETING MODEL HIPOTETIK 1. Harga produk berpengaruh thd image pelanggan, Harga berpengaruh terhadap Promosi 2. Fasilitas berpengaruh thd image pelanggan, juga berpengaruh thd Promosi 3. Produk berpengaruh thd image pelanggan, dan dapat digunakan sebagai sarana Promosi 4. Promosi dapat membantu membentuk Image pelanggan IDENTIFIKASI VARIABEL Variabel Laten (Konstruk) Variabel Manifest (Terukur) Harga (X) X1 = Potongan, atau berbentuk hadiah X2 = Harga yg ditetapkan Promosi (X) X3 = Promosi mampu memberikan informasi yg jelas shg dapat membantu pengambilan keputusan pembelian Fasilitas (X) X4 = Fasilitas PArkir X5 = Fasilitas bermain anak-anak Produk (X) X6 = Kualitas produk X7 = Kelengkapan produk yg ditawarkan Image (Y) Y1 = Citra dan pandangan pelanggan Jumlah Sampel = 140 orang

Diagram Lintasan X1 X3 X2 Harga X4 Fasilitas X5 Image Produk Y1 X6 X7 Promosi X4 Fasilitas X5 Image Produk Y1 X6 X7 No Sampel X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 .

Diagram Lintasan Model Pengukuran (standardized) HASIL ANALISIS: Diagram Lintasan Model Pengukuran (standardized) 0.36 X1 0.80 0.18 X2 1.00 Harga 0.91 0.44 X4 0.58 0.75 1.00 Fasilitas 0.65 0.10 X5 0.59 0.27 1.00 Produk 0.82 0.33 X6 0.80 X7 0.36

Diagram Lintasan Model Pengukuran (t-values) HASIL ANALISIS: Diagram Lintasan Model Pengukuran (t-values) 3.92 X1 9.19 1.64 unreliable X2 0.00 Harga 10.38 3.80 X4 6.25 7.42 0.00 Fasilitas 6.39 1.00 X5 6.22 2.33 10.59 0.00 4.68 Produk X6 10.24 X7 5.21

Diagram Lintasan Model Keseluruhan (standardized) HASIL ANALISIS: Diagram Lintasan Model Keseluruhan (standardized) 0.36 X1 0.80 0.18 X2 0.00 Harga 0.91 0.06 0.44 1.00 X4 -0.18 Promosi 0.75 X3 Fasilitas 0.02 0.65 0.01 X5 0.59 0.14 Image 1.00 0.82 Y1 0.33 Produk X6 0.74 0.36 X7 0.80 0.00 Chi-square = 28.78, df= 12, P-value = 0.00425, RMSEA = 0.100

Model Strultural (estimate) HASIL ANALISIS Model Strultural (estimate) Chi square = 28.78, df=12, P-value= 0.00425 RMSEA = 0.100 0.00 Harga 0.13 Promosi 3.77 0.92 0.58 0.22 0.00 Fasilitas 0.10 0.01 -0.23 0.27 0.17 Produk Image 0.65 0.00 0.93

Path Analysis (standardized) HASIL ANALISIS Path Analysis (standardized) Chi square = 28.78, df=12, P-value= 0.00425 RMSEA = 0.100 1.00 Harga 0.06 Promosi 0.76 -0.18 0.41 0.58 0.10 1.00 Fasilitas 0.10 0.01 0.27 0.14 Produk Image 0.40 1.00 0.74

Model Struktural (t-value) HASIL ANALISIS Model Struktural (t-value) Chi square = 28.78, df=12, P-value= 0.00425 RMSEA = 0.100 0.00 Harga 0.46 Promosi 7.27 signifikan 6.25 2.78 1.02 0.00 Fasilitas 1.00 0.18 -1.84 2.33 1.06 Produk Image 0.40 0.00 8.91

S.E.M.: STRUCTURAL EQUATION MODELLING MANAJEMEN SDM DOSEN PTS Mendua Peran Komitmen organisasional Kelelahan Emosional Kepuasan Kerja Keinginan untuk Keluar Konflik Peran Kinerja Model Konsep : Keadaan yang mendahului dan konsekuensi kelelahan emosional tenaga penjual, Babakus et al. 1999

MANAJEMEN SDM DOSEN PTS S.E.M.: STRUCTURAL EQUATION MODELLING MANAJEMEN SDM DOSEN PTS Umpan balik karyawan Kinerja Karyawan Penilaian Kinerja Ukuran Kinerja Standar Kinerja Keputusan SDM Catatan Karyawan Elemen kunci sistem penilaian kinerja, Mangkuprawira, 2002

MANAJEMEN SDM DOSEN PTS S.E.M.: STRUCTURAL EQUATION MODELLING MANAJEMEN SDM DOSEN PTS Beban Kerja Identifikasi Kepuasan Kerja Penghargaan Kelelahan Emosional Penilaian Kinerja Komitmen Organisasional Lingkungan Keluarga Keterlibatan Kinerja Konflik Peran Kelelahan emosional Depersonalisasi Kemunduran kepribadian Loyalitas Pengaruh Kelelahan Emosional thd Kepuasan Kerja dan Kinerja dalam pencapaian komitmen organisasi

MANAJEMEN SDM DOSEN PTS S.E.M.: STRUCTURAL EQUATION MODELLING MANAJEMEN SDM DOSEN PTS Beban Kerja (X11) Penghargaan (X12) Lingkungan Keluarga (X13) Konflik Peran (X14) Kelelahan Emosional (X1) Kepuasan Kerja (X2) Penilaian Kinerja (X31) Kinerja (X3) Komitmen Organisasional (Y) Kerangka Pemikiran Konseptual Sudah pernah diteliti Diteliti dalam disertassi ini

S.E.M.: STRUCTURAL EQUATION MODELLING MANAJEMEN SDM DOSEN PTS Konstruk (Indikator) Dimensi Konstruk (Variabel) Sekala Pengukuran. 1. Beban Kerja 1. Jumlah MK yang diampu per semester Likert, 5 opsi 2. Penelitian – penelitian ilmiah 3. Sebagai Penasehat akademik 4. Sebagai Dosen Pembimbing skripsi 5. Seminar ilmiah 2. Penghargaan 1. Gaji, HR, tunjangan, Insentif Likert, 5 opsi 2. Kenaikan pangkat dan jabatan 3. Kesempatan pendidikan lanjut 4. Fasilitas yang diterima 3. Lingkungan 1. Jumlah anggota keluarga Likert, 5 opsi Keluarga 2. Status kepemilikan rumah 3. Kondisi tempat tinggal 4. Keadaan masyarakat sekitar 4. Konflik Peran 1. Perubahan radikal perkuliahan Likert & skoring 2. Hubungan dosen-atasan-staf 3. Hubungan dengan mahasiswa 4. Persaingan jabatan struktural 5. Kelelahan 1. Perasaan cemas setiap mulai pekerjaan Skoring Emosional 2. Merasa kekeringan emosi 3. Merasa berguna kembali ketika senja hari 4. Merasa lelah ketika bangun pagi 5. Merasa frustasi oleh pekerjaan 6. Kepuasan Kerja 1. Pekerjaan sesuai dg keinginan Likert, 5 opsi 2. Gaji, HR, tunjangan 3. Citra PTS tempat mengajar 4. Promosi kenaikan pangkat, jabatan, mutasi 7. Kinerja 1, Kinerja pekerjaan dan nkepuasan Likert, 5 opsi 2. Kinerja selama ini 8. Penilaian Kinerja 1. Penilaian kinerja yg proporsional Likert, 5 opsi 2. Pengukuran prestasi kerja 9. Komitmen organisasi 1. Identifikasi Skoring 2. Keterlibatan 3. Loyalitas

MANAJEMEN SDM DOSEN PTS S.E.M.: STRUCTURAL EQUATION MODELLING MANAJEMEN SDM DOSEN PTS Beban Kerja (X11) Penghargaan (X12) Lingkungan Keluarga (X13) Konflik Peran (X14) -0.338 (S) 0.199 (S) 0.394 (S) -0.093 (TS) Kelelahan Emosional (X1) -0.121 (TS) -0.248 (S) Kepuasan Kerja (X2) Penilaian Kinerja (X31) Kinerja (X3) 0.555 (S) 1 (S) 0.364 (S) 0.265 (TS) Komitmen Organisasional (Y) Diagram hasil akhir hubungan kausal : Pengaruh kelelahan emosional thd kepuasan kerja dan kinerja dalam pencapaian komitmen organisasional dosen PTS

STRUCTURAL EQUATION MODELLING MK. METODE PENELITIAN S.E.M. STRUCTURAL EQUATION MODELLING Oleh: Prof Dr Ir SoemarnoMS