Peranan Invensi dan Inovasi Powerpoint Templates
Invensi dan inovasi pada dasarnya berkaitan erat dengan strategi perusahaan industri di dalam menguasai keadaan pasar. Umumnya selalu unggul untuk merebut simpati konsumen, berhasil bersaing sehingga keuntungan bersaing maksimal. Kegiatan invensi dan inovasi biasanya dijalankan melalui penelitian dan pengembangan (research and development).
Invensi Usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam dunia bisnis guna menghasilkan temuan baru, baik dalam bentuk produk, peralatan, dan perlengkapan produksi untuk menghasilkan input-output, teknik produksi maupun ilmu pengetahuan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan produksi.
Inovasi Tindakan penerapan invensi. Invensi akan lebih ekonomis jika disertai oleh inovasi. Inovasi tidak akan berjalan dengan baik jika tidak didahului dengan invensi.
Raymond Vernon (1966): membedakan tiga tingkatan siklus: Perkembangan Produk Raymond Vernon (1966): membedakan tiga tingkatan siklus: Tahap produk baru (the new product stage). Tahap kematangan produk (the maturing product stage). Tahap produk standarisasi (the standardized product stage).
Akamatsu (1962): Tahap perkenalan produk. Proses substitusi impor (import substitusion). Tahap perluasan pasar. Tahap kematangan produk. Tahap mengimpor kembali.
Invensi, Inovasi dan Tujuan Perusahaan Invensi dan inovasi berkaitan erat dengan strategi perusahaan, strategi perusahaan berkaitan erat dengan tujuan perusahaan. Kegiatan invensi termsuk dalam kegiatan penemuan teknologi, baik yang melekat pada peralatan dan perlengkapan produksi maupun sumber daya manusia.
Strategi Perusahaan Kondisi Eksternal Kinerja Perusahaan Tujuan Perusahaan
Invensi dan Inovasi: Beberapa Pengalaman Industri pena di Amerika Serikat. Industri otomotif di Jepang. Industri karet di Amerika Serikat.
Di negara maju perkembangan industri manufaktur diakibatkan karena: Kemajuan teknologi. Kemajuan dalam metode produksi. Kenaikan kemampuan dalam berproduksi.
INOVASI
A. BEBERAPA DEFINISI INOVASI Inovasi adalah aplikasi komersial yang pertama kali dari suatu produk atau proses yang baru (lihat misalnya Clark dan Guy, 2001); Inovasi merupakan suatu proses kreatif dan interaktif yang melibatkan kelembagaan pasar dan non-pasar (OECD, 1999); Innovation is a locally driven process, succeeding where organizational conditions foster the transformation of knowledge into products, processes, systems, and services. (Malecki, 1997; Dikutip dari Jelinek dan Hurt, 2001). Inovasi adalah transformasi pengetahuan kepada produk, proses dan jasa baru; tindakan menggunakan sesuatu yang baru (Rosenfeld, 2002); Inovasi merupakan eksploitasi yang berhasil dari suatu gagasan baru (the successful exploitation of a new idea; (Mitra, 2001 dan the British Council, 2000), atau dengan kata lain Inovasi merupakan (“proses atau hasil”) mobilisasi pengetahuan, keterampilan teknologis dan pengalaman untuk menciptakan produk, proses dan jasa baru; Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi (UU No. 18 tahun 2002).
B. ESENSI PENGERTIAN Kata Kunci: Inovasi: Kreativitas tentang perubahan (pembaruan, perbaikan) (Potensi) nilai komersial (nilai kegunaan/kemanfaatan). Inovasi produktif (productive innovation). Inovasi: “proses’ (dan/atau “hasil”) pengembangan dan/atau pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan produk (barang dan/atau jasa), proses, dan/atau sistem yang baru. proses di mana gagasan, temuan tentang produk atau proses diciptakan, dikembangkan dan berhasil disampaikan kepada pasar ~ pengertian “teknokratik”.
Pengertian “Teknokratik” C. INOVASI Inovasi Teknologis Jasa (Services) Organisasional Barang (Goods) Proses Produk Sistem Pengertian “Teknokratik”
D. PERKEMBANGAN PERSPEKTIF TENTANG INOVASI Technology Push: Rangkaian “Sekuensial Linier” Dorongan Kemampuan 1960an – 1970an Riset Dasar Litbang Riset Terapan Manufaktur/Produksi Penjualan/Distribusi Demand Pull: Rangkaian “Sekuensial Linier” Tarikan Kebutuhan 1970an – 1980an “Permintaan” Market Driven: Rangkaian Proses “Interaktif dan Iteratif” dan sebagai Proses Pembelajaran 1980an – . . . .
E. MODEL INOVASI CHAIN-LINK Riset – Penciptaan Pengetahuan (Knowledge Creation) Proses Transfer (Beragam) Kebutuhan Pasar Analisis Persaingan Invent Pembuktian Konsep Prototyping Desain detail Uji produk Redesain Produksi Pasar Distribusi Dukungan klien Siklus Pengembangan Produk Sumber : Diadopsi dari Kline dan Rosenberg (1986).
Kebutuhan Masyarakat dan Pasar Kemajuan Teknologi dan Produksi F. ILUSTRASI PERKEMBANGAN PERSPEKTIF: MODEL INTERAKTIF MODEL INOVASI MODEL LINIER Technology Push Sains Dasar Pengembangan Teknologi Manufaktur Pemasaran Penjualan Demand Pull Kebutuhan Konsumen Pengembangan Manufaktur Penjualan MODEL INTERAKTIF Gagasan Baru Kebutuhan Masyarakat dan Pasar Pengembangan Gagasan Pasar (Market Place) Pengembangan Pembuatan Prototipe Manufaktur Pemasaran & Penjualan Teknologi Baru Kemajuan Teknologi dan Produksi Sumber : Diadopsi dari Dodgson dan Bessant (1996).
G. BEBERAPA FENOMENA PENTING Inovasi seringkali bukan technology push (driven) atau demand pull (driven) secara “hitam – putih” yang tegas, namun lebih merupakan proses di antaranya dan kombinasi keduanya. Walaupun inovasi muncul sebagai kejadian (event) yang mengubah sesuatu secara signifikan, inovasi bukan merupakan kejadian sesaat dan/atau tidak terjadi/muncul dengan sendirinya. Inovasi merupakan suatu proses. Inovasi lebih merupakan proses kompleks dan dinamis (dan adakalanya terkesan sporadis) yang sering menunjukkan paradoks. Walaupun inovasi didorong oleh kompetisi (persaingan), inovasi tidak berkembang tanpa kerjasama (co-operation), adakalanya bahkan antara perusahaan yang saling bersaing. Inovasi tak lagi semata hanya bergantung pada bagaimana perusahaan, perguruan tinggi dan para pembuat kebijakan bekerja, namun pada bagaimana mereka bekerjasama. Inovasi merupakan proses pembelajaran sosial (social learning). Para inovator dan adopters (pengguna) sama-sama perlu melalui proses belajar, baik menyangkut isu teknis maupun kemanfaatan dan hal penting lain, serta membutuhkan “interaksi” yang efektif bagi keberhasilan inovasi. Iklim persaingan yang sehat memberikan tekanan persaingan yang efektif dalam mendorong kebutuhan akan inovasi dan keberhasilannya akan semakin bergantung pada bagaimana berbagai elemen penting, baik pelaku usaha, lembaga litbang, perguruan tinggi dan pembuat kebijakan berkolaborasi. Di sisi lain, sifat inovasi (iptek atau litbang) yang mengandung “barang publik/public goods” (setidaknya “sebagian”) berpotensi membawa kepada “kegagalan pasar” (market failures). Karenanya, intervensi tertentu seringkali dipandang perlu untuk mendorongnya.
H. BEBERAPA FENOMENA PENTING (OECD, 1999) Inovasi merupakan suatu proses kreatif dan interaktif yang melibatkan lembaga-lembaga pasar dan non-pasar. Inovasi bergantung pada kemajuan saintifik. Inovasi membutuhkan lebih dari sekedar litbang. SDM merupakan faktor yang sangat kunci. Produksi barang dan jasa semakin knowledge-intensive, tetapi tak selalu berarti lebih R&D intensive. Perusahaan merupakan aktor utama, tetapi tidak bertindak sendiri. Semakin penting untuk dipahami: Inovasi pada dasarnya merupakan hasil dari KEWIRAUSAHAAN, KREATIVITAS INTELEKTUAL, DAN UPAYA KOLEKTIF.
I. FAKTOR PENDORONG PENTING Perkembangan/kemajuan teknologi (technical novelty). Perubahan kebutuhan/keinginan atau “selera” konsumen. Perubahan dalam segmen pasar atau kemunculan segmen pasar yang baru. Tekanan persaingan yang semakin ketat. Perubahan atas faktor produksi (kelangkaan relatif) dan faktor ekonomi tertentu (misalnya nilai tukar mata uang). Peraturan/kebijakan pemerintah.
J. PERGESERAN PANDANGAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Cara Pandang Era Implikasi Kebijakan Sebagai residual (faktor ”marjinal”) pertumbuhan/ kemajuan (model-model pertumbuhan neo-klasik dan sebelumnya). Era di mana inovasi belum memperoleh perhatian khusus (terutama masa sebelum 1960an). Tidak/belum ada upaya khusus intervensi. Inovasi sebagai proses sekuensial linier (pineline linear model). Era Technology push (tahun 1960an – tahun 1970an). Tekanan kebijakan pada sisi penawaran sangat dominan (supply driven). Kebijakan sains/riset sangat dominan. Kebijakan teknologi/iptek mulai berkembang. Era Demand pull (1970an – 1980an). Tekanan kebijakan pada sisi permintaan sangat dominan (demand driven). Kebijakan teknologi dan/atau kebijakan iptek berkembang, namun yang bersifat satu arah/sisi (one-side policy) masih dominan. Inovasi dalam kerangka pendekatan sistem proses interaktif-rekursif (feedback loop/chain link model) dari kompleksitas dan dinamika pengembangan (discovery, invensi, litbang maupun non litbang), pemanfaatan, dan difusi serta pembelajaran secara holistik. Era Sistem Inovasi (1980an – sekarang). Kebijakan inovasi, dengan kerangka pendekatan sistem. Kebijakan inovasi merupakan proses pembelajaran yang perlu diarahkan pada pengembangan sistem inovasi yang semakin mampu beradaptasi. Kebijakan inovasi tak lagi hanya menjadi ranah monopoli Pemerintah ”Pusat,” tetapi juga Pemerintah ”Daerah.”
2. SISTEM INOVASI
A. SISTEM INOVASI: Beberapa Definisi Freeman (1987): jaringan lembaga di sektor publik dan swasta yang interaksinya memprakarsai, mengimpor (mendatangkan), memodifikasi dan mendifusikan teknologi-teknologi baru. Lundvall (1992): elemen dan hubungan-hubungan yang berinteraksi dalam menghasilkan, mendifusikan dan menggunakan pengetahuan yang baru dan bermanfaat secara ekonomi . . . . suatu sistem nasional yang mencakup elemen-elemen dan hubungan-hubungan bertempat di atau berakar di dalam suatu batas negara. Pada bagian lain ia juga menyampaikan bahwa sistem inovasi merupakan suatu sistem sosial di mana pembelajaran (learning), pencarian (searching), dan penggalian/eksplorasi (exploring) merupakan aktivitas sentral, melibatkan interaksi antara orang/masyarakat dan reproduksi dari pengetahuan individual ataupun kolektif melalui pengingatan (remembering).
B. SISTEM INOVASI: Beberapa Definisi Nelson dan Rosenberg (1993): Sistem inovasi merupakan sehimpunan aktor yang secara bersama memainkan peran penting dalam mempengaruhi kinerja inovatif (innovative performance). Metcalfe (1995): Sistem inovasi merupakan sistem yang menghimpun institusi-institusi berbeda yang berkontribusi, secara bersama maupun individu, dalam pengembangan dan difusi teknologi-teknologi baru dan menyediakan kerangka kerja (framework) di mana pemerintah membentuk dan mengimplementasikan kebijakan-kebijakan untuk mempengaruhi proses inovasi. Dengan demikian, ini merupakan suatu sistem dari lembaga-lembaga yang saling berkaitan untuk menciptakan, menyimpan, dan mengalihkan (mentransfer) pengetahuan, keterampilan dan artifacts yang menentukan teknologi baru. Himpunan lembaga-lembaga pasar dan non-pasar di suatu negara yang mempengaruhi arah dan kecepatan inovasi dan difusi teknologi (OECD, 1999).
C. REVIEW : PENGERTIAN SISTEM INOVASI DAN KEBIJAKAN INOVASI Sistem Inovasi : suatu kesatuan dari sehimpunan aktor, kelembagaan, hubungan, interaksi dan proses produktif yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi dan difusinya (termasuk teknologi dan praktik baik/terbaik), serta proses pembelajaran. Kebijakan inovasi (innovation policy) merupakan kelompok kebijakan yang mempengaruhi kemajuan-kemajuan teknis dan bentuk inovasi lainnya, yang pada dasarnya bertujuan : Membangun/mengembangkan kapasitas inovatif setiap “simpul” (fungsi/kegiatan/proses) dalam sistem inovasi; Meningkatkan/memperlancar aliran pengetahuan dalam dan antarfungsi/kegiatan/proses dalam sistem inovasi (ini juga berarti meningkatkan proses pembelajaran dalam sistem); dan Memperkuat hubungan dan keterkaitan rantai nilai vertikal dan horisontal antar- fungsi/kegiatan/proses produksi, litbang, adopsi dan difusi (termasuk komersialisasi) dan fungsi/kegiatan/proses penunjang dalam sistem inovasi.
D. SKEMATIK GENERIK SISTEM INOVASI Sistem Pendidikan dan Litbang Pendidikan dan Pelatihan Profesi Pendidikan Tinggi dan Litbang Litbang Pemerintah Sistem Industri Perusahaan Besar UKM “Matang/ Mapan” PPBT Intermediaries Lembaga Riset Brokers Konsumen (permintaan akhir) Produsen (permintaan antara) Permintaan (Demand) Framework Conditions Kondisi Umum dan Lingkungan Kebijakan pada Tataran Internasional, Pemerintah Nasional, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota Perbankan Modal Ventura Supra- dan Infrastruktur Khusus HKI dan Informasi Dukungan Inovasi dan Bisnis Standar dan Norma Potensi jangkauan kebijakan publik … Catatan : RPT = Riset dan Pengembangan Teknologi (Research and Technology Development) PPBT = Perusahaan Pemula (Baru) Berbasis Teknologi. Alamiah SDA (Natural Endowment) Budaya Sikap dan nilai Keterbukaan terhadap pembelajaran dan perubahan Kecenderungan terhadap Inovasi dan kewirausahaan Mobilitas Kebijakan Ekonomi Kebijakan ekonomi makro Kebijakan moneter Kebijakan fiskal Kebijakan pajak Kebijakan perdagangan Kebijakan persaingan Kebijakan Industri/ Sektoral Kebijakan Keuangan Sistem Politik Pemerintah Penadbiran (Governance) Kebijakan RPT Kebijakan Promosi & Investasi Infrastruktur Umum/ Dasar
E. SISTEM INOVASI: ESENSI PENGERTIAN Pengertian istilah “sistem inovasi” pada dasarnya meliputi konteks “inovasi dan difusinya.” Kata “sistem” dalam istilah sistem inovasi menunjukkan cara pandang yang secara sadar memperlakukan suatu kesatuan menyeluruh (holistik) dalam konteks “inovasi dan difusi.” Terdapat lima tekanan perhatian yang diberikan pada bahasan tentang sistem inovasi, yaitu: Basis sistem sebagai tumpuan bagi proses inovasi beserta difusi inovasi. Aktor dan/atau organisasi (lembaga) yang relevan dengan perkembangan inovasi (dan difusinya), seperti misalnya pelaku bisnis, perguruan tinggi, lembaga litbang, pembuat kebijakan. Kelembagaan, hubungan/keterkaitan dan interaksi antar pihak yang mempengaruhi inovasi dan difusinya. Fungsionalitas, yaitu menyangkut kegunaan/peran kunci dari elemen, interaksi dan proses inovasi dan difusi. Aktivitas, yaitu menyangkut upaya/proses atau tindakan penting dari proses inovasi dan difusi.
F. SISTEM INOVASI (OECD) Sistem Pendidikan dan Pelatihan Sumber : OECD (1999). Konteks Ekonomi Makro dan Regulasi Infrastruktur Komunikasi Pengelolaan dan Keuangan Korporasi Kondisi Pasar Produk dan Faktor KINERJA NEGARA Pertumbuhan, penciptaan kerja, daya saing Kapasitas Inovasi Nasional Inovasi Daerah Sistem Klaster Industri Kondisi Jaringan Inovasi Global Sistem Inovasi Nasional Kapabilitas & Jaringan Perusahaan Science system Lembaga Litbang lain Lembaga Pendukung Pengembangan, difusi & pemanfaatan pengetahuan
G. SISTEM INOVASI (OECD, 1999): Kecenderungan Perubahan yang secara bersama Mempengaruhi Kondisi-kondisi bagi Inovasi yang Berhasil Inovasi semakin bergantung pada interaksi yang efektif antara basis sains dan sektor bisnis. Pasar yang lebih kompetitif dan perubahan iptek yang semakin cepat mendorong perusahaan-perusahaan berinovasi semakin cepat pula. Jaringan dan kolaborasi antar perusahaan kini semakin penting dibanding dengan di masa lampau, dan semakin melibatkan jasa layanan yang semakin sarat pengetahuan (knowledge-intensive). Usaha kecil dan menengah (UKM), terutama “perusahaan pemula (baru) berbasis teknologi/PPBT” (new technology-based firms/NTBFs) mempunyai peran yang semakin penting dalam pengembangan dan difusi teknologi baru. Globalisasi ekonomi membuat sistem inovasi berbagai negara menjadi semakin saling bergantung (interdependent).
H. SISTEM INOVASI (Meyer-Stamer, 1998): Tekanan pada Kapabilitas Teknologi Kapabilitas teknologi: kapasitas untuk memahami komponen teknologi dalam pasar, melakukan penilaian, memilih teknologi yang dibutuhkan, memanfaatkannya, menyesuaikan dan memperbaikinya, serta mengembangkan teknologi tersebut. Secara umum, kapabilitas teknologi dipengaruhi oleh: Keterampilan produsen meniru dan berinovasi. Kondisi ekonomi, politik, administratif dan hukum yang mempengaruhi ada-tidaknya insentif bagi berkembangnya kapabilitas teknologi. Dukungan langsung, baik lembaga pemerintah ataupun non pemerintah (tergantung tingkat pembangunan, keadaan persaingan, dan karakteristik cabang teknologi di negara yang bersangkutan). Dukungan tak langsung, seperti misalnya sistem pendidikan.
I. SISTEM INOVASI: Fungsi Sistem (Johnson dan Jacobson, 2001) Menciptakan pengetahuan baru. Memandu arah proses pencarian penyedia dan pengguna teknologi, yaitu mempengaruhi arah agar para pelaku mengelola dan memanfaatkan sumber dayanya. Memasok/menyediakan sumber daya, yaitu modal, kompetensi dan sumber daya lainnya. Memfasilitasi penciptaan ekonomi eksternal yang positif (dalam bentuk pertukaran informasi, pengetahuan dan visi). Memfasilitasi formasi pasar.
J. SISTEM INOVASI: Aktivitas dalam Sistem (Liu dan White, 2001) Melakukan kajian tentang sistem inovasi dengan menelaah “aktivitas” dalam sistem, yang terkait dengan “penciptaan (creation), difusi, dan eksploitasi inovasi teknologi dalam suatu sistem.” Mereka berfokus pada bagaimana aktivitas mendasar (fundamental activities) dari proses inovasi diorganisasikan, didistribusikan, dan dikoordinasikan. Menekankan bahwa aktivitas tersebut lebih dari sekedar sistem litbang, termasuk input terhadap riset dan penggunaan dari output riset. Beberapa aktivitas mendasar tersebut adalah: Riset (dasar, pengembangan, dan rekayasa); Implementasi (manufaktur); Penggunaan akhir/end-use (pelanggan dari produk atau output proses); Keterkaitan/linkage (menyatukan pengetahuan yang saling komplementatif); dan Pendidikan.
K. SISTEM INOVASI: Beberapa Perkembangan 1980an – 1990an, menyangkut isu-isu: inovasi dan pembangunan ekonomi, pembelajaran (learning), infrastruktur iptek dan perilaku perusahaan, analisis tingkat makro dan meso, dan cakupan nasional dan fitur sistem. Model Triple Helix (Etzkowitz dan Leydesdorff, 2000; dan Leydesdorff dan Etzkowitz, 1998)
L. SISTEM INOVASI: Model Skematik Triple Helix Pemerintah Industri Akademia Tri-literal network dan Organisasi Hybrid Hubungan/interaksi antar kelembagaan dalam “pusaran spiral” sebagai “proses transisi tanpa akhir dan dinamis” Sumber : Disesuaikan seperlunya dari Etzkowitz dan Leydesdorff (2000).
M. SISTEM INOVASI: Dari Konteks “Nasional” ke “Daerah” ~ Mengapa Kesadaran bahwa kedekatan spasial (spatial proximity) memudahkan banyak pihak untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan yang tacit dan kapasitas untuk pembelajaran secara lebih terlokalisasi. Inovasi (selain berupa hal yang lebih bersifat teknokratik, juga organisasional dan institusional) sering terjadi dalam konteks institusional, politis, dan sosial tertentu yang mendukung, yang biasanya bersifat erat dengan lingkungan lokalitas tertentu. Proses pembelajaran yang terlokalisasi (localized learning process) sangat erat terkait dengan (ditentukan/dipengaruhi oleh) sehimpunan kelembagaan daerah/setempat (termasuk misalnya keberadaan organisasi yang memperkuat jaringan, dan berkembangnya kualitas interaksi dan kolaborasi serta kebijakan daerah yang mendukung). Pembelajaran yang terlokalisasi terfasilitasi oleh sehimpunan kelembagaan daerah yang serupa. Ini misalnya karena lebih kuatnya dukungan kelembagaan (dalam arti luas) dalam mengembangkan agenda bersama (common agenda) dan kolaborasi yang meningkatkan kapasitas untuk bertindak (collective/joint action). Ini tentu sangat penting dalam mendorong sinergi positif dan eksternalitas ekonomi.
N. SISTEM INOVASI: Dari Konteks “Nasional” ke “Daerah” ~ Mengapa (lanjutan) Inovasi merupakan proses sosial, yang sangat dipengaruhi oleh interaksi antar pihak. Hubungan, jaringan dan kedekatan sosial umumnya lebih kuat pada tataran setempat (yang lebih terlokalisasi). Situasi demikian tentu sangat penting bagi perkembangan atau penguatan modal sosial (social capital), termasuk dalam bentuk hubungan dan rasa saling percaya, komunikasi dan interaksi yang produktif, budaya berpikir terbuka, dan sebagainya. Perusahan yang berklaster di suatu daerah memiliki kesamaan budaya daerah yang memudahkan proses pembelajaran. “Warisan budaya” (cultural heritage) yang positif dan kecenderungan sifat path dependence tentang pengetahuan/teknologi dan inovasi turut mempengaruhi proses interaksi yang lebih intensif di tingkat “lokal”. Dalam konteks daya saing, keunggulan global semakin ditentukan/dipengaruhi oleh keunggulan lokal. Seperti diungkapkan oleh Porter, bahwa: “keunggulan daya saing yang bertahan lama dalam suatu ekonomi global akan semakin terletak pada ”hal-hal yang bersifat lokal”, yaitu pengetahuan (knowledge), hubungan, dan motivasi, yang tidak dapat (sulit) disaingi oleh para pesaing jauh (distant rivals).”
O. SID: Suatu Perspektif Sistem Inovasi Nasional Klaster Industri 3 SID SID Sektor I Klaster Industri 1 Daerah A Daerah C Klaster Industri: Sektor II Klaster Industri 1-Z Klaster Industri 3-B Sektor III Klaster Industri 2-C Klaster Industri 1-A SID : Sistem Inovasi Daerah.