Surveilans Sentinel HIV (SSHIV) Arief Hargono, drg., M.Kes
MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS TUJUAN 1: Memberantas kemiskinan dan kelaparan TUJUAN 2: Mewujudkan pendidikan dasar untuk semua TUJUAN 3: Mendorong kesetaran gender dan pemberdayaan perempuan TUJUAN 4: Menurunkan angka kematian anak TUJUAN 5: Meningkatkan kesehatan ibu TUJUAN 6: Memerangi HIV dan AIDS, malaria serta penyakit lainnya TUJUAN 7: Memastikan kelestarian lingkungan TUJUAN 8: Mengembangkan kemitran global untuk pembangunan
HIV HIV (Human Immuno-deficiency Virus): adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan menimbulkan AIDS HIV menyerang limfosit yang disebut ‘sel T-4’ atau ‘sel T-penolong’ (T-helper), atau disebut juga ‘sel CD-4’ Seorang pengidap HIV terlihat biasa saja seperti halnya orang lain karena tak menunjukkan gejala klinis. Hal ini bisa terjadi selama 5-10 tahun.
AIDS AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome): Merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV. Kerusakan progresif pada sistem kekebalan tubuh menyebabkan pengidap HIV (ODHA) amat rentan dan mudah terjangkit macam-macam penyakit.
Kronologi HIV & AIDS Stadium pertama: awal terinfeksi HIV termasuk masa “window pariod” (periode jendela) Stadium ke-dua: tanpa gejala (asimptomatik) Stadium ke-tiga: Pembesaran kelenjar limfe (AIDS Related Complex) Stadium ke-empat: AIDS
Penularan HIV Darah, air mani, cairan vagina Melalui hubungan seksual dengan seseorang yang sudah terinfeksi HIV Melalui transfusi, IDUs dan kegiatan medis dengan alat tusuk dan iris tercemar HIV Dari Ibu ke janin/bayi-nya selama kehamilan, persalinan atau menyusui
PMS dan HIV PMS merupakan ko-faktor penularan HIV Penderita PMS lebih rentan terhadap HIV Penderita PMS serta HIV akan lebih mudah menularkan ke orang lain Pengidap HIV menjadi rentan terhadap berbagai penyakit termasuk PMS Pengidap HIV yang juga PMS akan lebih cepat menjadi AIDS
Sero Surveilans Sentinel HIV Sero Surveilans kegiatan pengumpulan data HIV melalui pengambilan & pemeriksaan serum darah Sentinel gardu jaga pemantauan prevalensi HIV pada populasi sentinel melalui pengambilan dan pemeriksaan serum darah Pada tempat dimana sampel darah diambil utk pemeriksaan rutin utk tujuan lain unlinked anonymous (UA)
Populasi Sentinel Dasar: faktor risiko penularan HIV Perilaku risiko tinggi: Penularan lewat air mani dan cairan vagina: hub. seksual dgn banyak pasangan WPS, Waria, pria penderita IMS penularan lewat darah: pengguna napza suntik tdk steril
Kriteria Populasi Sentinel Dpt diidentifikasi Dpt dijangkau utk survei Terjaminnya kesinambungan survei pd pop. tsb. Jumlah anggota pop. cukup memadai Di tempat yang secara rutin darah diambil utk tujuan lain Pelayanan & rencana pengembangan pelayanan khusus
Sub-populasi sasaran (1) WPS > wanita yang menjual jasa seks - Hub seks dgn banyak pasangan & tingginya prevalens IMS - Langsung & tdk langsung (sulit dijangkau) - Penjangkauan: melalui kegiatan penanggulangan sifilis Pasien pria dengan IMS > pria dengan IMS yg berobat ke klinik kelamin - IMS > perilaku seks berisiko dgn tdk menggunakan kondom - Penjangkauan: klinik IMS dengan pasien pria IMS 50-100/bln - Pendekatan: UA dari pengambilan darah utk sifilis
Sub-populasi sasaran (2) Pengguna Napza Suntik (IDU) > pengguna napza suntik yg datang ke sarana kesehatan - Penggunaan alat tdk steril secara bersama-sama - Penjangkauan: Sarana kesehatan yg melayani pengguna sebanyak 25-50 pasien baru/bln - Pendekatan: UA dari pengambilan drh utk tes drh rutin (heptitis B/C) & informed consent Narapidana > seseorang yg sedang menjalani hukuman di Lapas - Seks anal tanpa kondom & penggunaa napza suntik - Penjangkauan: Lapas dengan program pencegahan HIV - Pendekatan: UA & Informed Consent (IC)
Sub-populasi sasaran (3) Ibu hamil pengunjung KIA > ibu hamil yg memeriksakan kehamilannya pd klinik KIA selama periode survei - Menggambarkan masyarakat umum - Bila pada WPS > 5% - Pemeriksaan skrining sifilis ibu hamil di RSU - UA dr pengambilan darah rutin/tes sifilis Waria penjaja seks > waria pd tempat tertentu yg melakukan transaksi seks - Seks anal tanpa kondom - Dilakukan bl jml waria yg menjuam jasa seks memenuhi syarat jml sampel - UA utk HIV/tes sifilis
Pelaksanaan SSHIV Unlinked Anonymous Informed Consent Frekuensi: 1x setahun Pengumpulan sampel: setiap hari selama 2-4 bln Jml sampel: <0,5% 400 0,5% - <1% 300 1% - 5% 200 >5% 100
Kerangka sampling Perhitungan besar sampel dari estimasi prevalens HIV Keputusan tentang cara sampling yg sesuai Pendekatan pemilihan sampel: - Sampling pd tempat pelayanan kesehatan - Sampling di lapangan - Sampling di institusi
Pemilihan sampel Sampling pd tempat pelayanan kesehatan - Pasien pria di klinik IMS, pengguna napza suntik di klinik rehab, ibu hamil di KIA - Setiap pengunjung baru sampai jml sampel terpenuhi - IC utk tes darah Sampling di lapangan - WPS langsung, Waria penjaja seks di tempat-tempat tertentu - Pilih wisma secara acak > seluruh populasi pada wisma terpilih menjadi sasaran survei Sampling di Institusi - Narapidana di Lapas - Daftar blok dgn jml penghuni > pilih scr acak > diulang hingga jml sampel terpenuhi - IC utk HIV
Pengambilan spesimen > universal precaution Pemeriksaan Lab: Strategi II > 2 reagen yang berbeda > sensitifitas tertinggi (>99%) kemudian spesifitas tertinggi Kode: 0000 A B /20/P/BLN/THN Mis: 3578 DA/25/P/8/02 Data:Daerah, sub-pop sentinel, kelompok umur, jenis kelamin & bln/thn Data penunjang: Darah donor PMI & TKI
Manajemen Data Setiap tk administratif utk advokasi & perencanaan >> Program SSHIV Kompilasi & pelaporan: kab kota > propinsi > pusat >> global Analisis data: kab/kota & propinsi scr sederhana utk menunjukkan kecenderungan prevalens HIV & Pusat Dasar analisis data: - Membandingkan point prevalens utk trend analysis - Membandingkan analysis dr masing-masing populasi sentinel Interpretasi: Perubahan prevalens HIV utk tiap pop sasaran > prioritas Estimasi jml HIV di masa depan Umpan balik: pelaksanaan surv & hsl interpretasi data surv.
SSP (Survei Surveilans Perilaku) Perkembangan surveilans epidemiologi Memantau perilaku sebagai salah satu faktor risiko penyakit Sistem surveilans perilaku yang sudah berkembang di Indonesia adalah Survei Surveilans Perilaku (SSP): mementingkan penggunaan data tentang perilaku untuk mendapatkan informasi dan menjelaskan tren HIV pada populasi Data perilaku juga dibutuhkan untuk merencanakan dan mengevaluasi dampak dari HIV.
SSP di Indonesia Prop: Sumut, Riau, DKI, Jabar, Sulut, Papua, Sumsel, Jateng, Maluku dan Jatim (Kota Surabaya) Populasi: Pria & wanita risiko tinggi HIV Sasaran: WPS (langsung & tdk langsung), Sopir & kernetnya, pelaut & nelayan, remaja Mendekati surv generasi kedua “Unlinked Anonymous” Survei dan Surveilans IMS Survei dan surveilans perilaku
INDIKATOR KUNCI SSP % pernah mendengar HIV/AIDS % mengetahui cara pencegahan dengan kondom % pernah berhubungan seks dengan WPS dalam setahun terakhir % mempunyai lebih dari 1 pasangan seks dalam setahun terakhir Rata-rata jumlah tamu/pelanggan yang dilayani dalam seminggu terakhir % menggunakan kondom pada seks komersial terakhir % selalu menggunakan kondom pada seks komersial dalam setahun terakhir untuk pria dan seminggu terakhir untuk WPS % pernah menggunakan narkoba suntik % yang mengalami gejala IMS dalam setahun terakhir % berobat ke petugas kesehatan bagi yang mengalami gejala PMS dalam setahun terakhir
DATA SURVEILANS HIV Surveilans Biologis Surveilans Perilaku Sentinel serosurvei pada sub populasi Screening HIV pada darah donor Screening HIV pada pekerja Screening HIV pada populasi umum Screening HIV pada populasi khusus Surveilans Perilaku Survei cross-sectional pada populasi umum Survei cross-sectional pada populasi khusus (populasi berisiko) Sumber Data lain Surveilans HIV dan AIDS Data kematian Surveilans penyakit menular seksual, surveilans TB SURVEILANS GENERASI KEDUA
DISKUSI Data dan informasi tentang HIV/AIDS, dimana masalahnya? Stigma tentang HIV/AIDS di masyarakat, bagaimana menguranginya? Data identitas HIV positif pada sentinel HIV, haruskah diketahui?
TERIMA KASIH
Situasi Jatim s/d September 2010 AIDS : 4.087 (19,64%) HIV (+) : 9.149 (43.9%) ESTIMASI : 11.661 HIV (+) BELUM DIKETEMUKAN Estimasi ODHA di Jatim = 20810 Sejak 2003 Jatim ditetapkan sebagai Daerah epidemi terkonsentrasi Dilokalisasi PSK yang terinfeksi HIV lebih dari 5% Pada populasi penasun di Surabaya sebanyak 54% terinfeksi HIV. Jumlah kasus AIDS di Jawa Timur menduduki peringkat ke-3 di Indonesia setelah Jabar dan DKI Jaya Faktor Penularan utama melalui seksual (59,2 % ) dan NAPZA (30,5 %) Angka Kematian = 1211 kasus (29,6 %) Laki-laki : 2.730 (67 %) ; Wanita : 1.357 (33 %) Penderita anak < 15 th = 98 (2,6 %) 10% atau sebanyak 416 orang adalah Ibu RT, melebihi jumlah PSK Bayi lahir dari ibu HIV (+) = 69, 5 diantaranya HIV, meninggal 15 bayi 26 26 26 26 26 26
27 27
28 28
Estimasi Sasaran Yang Harus Dijangkau Program (80% dari Populasi Yang Paling Berisiko) 29
30 30
PROGRAM PENGENDALIAN HIV & AIDS SEKTOR KESEHATAN Peningkatan Pengetahuan dan Pemahaman Masyarakat Pengendalian PMS Pengurangan Dampak Buruk Layanan Konseling dan Testing HIV Pengamanan Darah Donor dan Produk Darah Kolaborasi TB-HIV Pencegahan Infeksi HIV dari Ibu ke Anaknya Program Kewaspadaan Universal Perawatan dan Pengobatan AIDS Pelayanan Kefarmasian Diagnostik Penunjang Program Dukungan Gizi bagi ODHA Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut yang berkaitan dengan HIV & AIDS Penguatan Informasi Strategis Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan Perencanaan dan Penganggaran Terpadu 31
JENIS DAN CAPAIAN LAYANAN PENGENDALIAN HIV-AIDS DI JATIM Layanan test HIV VCT Layanan Penasun (Program Harm Reduction) Layanan Program PMTCT Layanan IMS Layanan dukungan, perawatan dan pengobatan Layanan Program Kolaborasi TB-HIV 32 32
12 Kegiatan Pendekatan Harm Reduction:
EVALUASI KETERPADUAN PROGRAM KIE → PKM & LSM KPP (Komunikasi Perubahan Perilaku) → LSM VCT Yankesdas PKM Distribusi Kondom PMTCT 1. Sudah berjalankah? 2. Adakah Kendala? 3. Mana yang perlu ditingkatkan?