Bab 7. Akad SALAM Sumber : Sri Nurhayati – Wasilah (Akuntansi Syariah di Indonesia)
Pengertian Salam : akad jual beli dimana pembeli membayar terlebih dahulu, barang diserahkan kemudian. Asal kata : As Salaf (pendahuluan) atau al mahawi’ij (barang yang mendesak) Definisi (PSAK) : akad jual beli barang pesanan (muslam fiih) dengan pengiriman di kemudian hari oleh penjual (muslam ilaihi) dan pelunasannya dilakukan oleh pembeli (al muslam) pada saat akad disepakati sesuai dengna syarat tertentu. Beda dengan Ijon : tidak ada gharar. Salam kebalikan dari murabahah.
Pengertian Harga barang pesanan tidak dapat berubah selama jangka waktu akad. Jika barang dikirim tidak sesuai, pembeli boleh lakukan Khiar. Jika kualitas lebih rendah & pembeli menerima, harga tidak boleh dikurangi, sebaliknya jika kualitas bagus, penjual tidak boleh meminta tambahan. Salam bisa dilakukan secara paralel/salam paralel (pembeli- penjual-pemasok). Salam paralel mensyaratkan agar akad ke-2 tidak tergantung pada akad pertama.
Rukun & syarat Salam Pelaku : penjual (muslam ilaihi) & pembeli (al muslam) Objek akad : barang yg akan diserahkan (muslam fiih) & modal salam (ra’su maalis salam) Modal salam : uang tunai Barang salam : Spesifikasi jelas Dapat dikuantifikasi Waktu penyerahan jelas Tidak harus ada di tangan penjual Ijab kabul
Berakhirnya akad salam Barang tidak ada pada waktu yg ditentukan Barang tidak sesuai kesepakatan Kualitas barang lebih rendah (jika pembeli memilih membatalkan akad) Barang diterima