PENDEKATAN ILMU POLITIK George Ikbal Joyopawiro 081901539015
KONSEP DASAR Apa yang seharusnya ada? (Ought to be) Terkait dengan definisi ilmu politik dari sudut pandang Klasik dan Kelembagaan Mengarah pada ilmu politik sebagai ilmu Negara Pendekatan: Tradisional
Apa yang ada? (What is it) Terkait dengan definisi ilmu politik dari sudut pandang Power, Function, dan Conflict Mengarah pada Ilmu Politik sebagai Power studies, Decision making studies, Policy making studies, dan Alokasi Values. Pendekatan: Behavioralism
Why do approaching? Aristoteles dan Plato : upaya (means) untuk mencapai masyarakat yang baik Peter Merkl : a noble quest for a good order and justice (usaha mencapai suatu tatanan sosial yang baik dan keadilan Peter Merkl : politik dapat menjelma menjadi a selfish grab for power, glory and riches (suatu perebutan kekuasan, kedudukan, dan kekayaan untuk kepentingan diri sendiri)
What Is Approach? Vernon van Dyke: pendekatan (approach) adalah kriteria untuk menyeleksi masalah dan data yang relevan. Pendekatan mencakup standar atau tolok ukur yang dipakai untuk memilih masalah dan menentukan data mana yang akan diteliti serta data mana yang akan dikesampingkan.
Traditional approach Fokus utama: Negara konstitusional dan yuridis. Pendekatan ini misalnya membahas : sifat UUD serta kedaulatan, kedudukan dan kekuasaan lembaga-lembaga kenegaraan formal seperti parlemen, badan yudikatif, badan eksekutif dan sebagainya. Traditional Approach = Institutional Approach = Legal- Institutional Approach
Beberapa kelemahan pendekatan tradisional, antara lain: 1 Beberapa kelemahan pendekatan tradisional, antara lain: 1. Tidak meneliti apakah lembaga kenegaraan memang terbentuk dan berfungsi seperti yang diuraikan dalam naskah-naskah resmi kenegaraan. 2. cenderung kurang menyoroti organisasi yang tidak formal, seperti kelompok kepentingan dan media massa. 3. Bahasan lebih deskriptif daripada analitis. 4. Lebih banyak menggunakan ulasan sejarah, seperti menelusuri perkembangan parlemen. 5. Lebih bersifat normative karena fakta dan norma kurang dibedakan, bahkan seringkali saling berkaitan. 6. Kurang memberikan sumbangan terhadap pembentukan teori baru.
Behavioral approach Behavioral Approach/ Pendekatan Prilaku Pendekatan ini menganggap bahwa pendekatan institusional tidak banyak memberi informasi mengenai dinamika yang sebenarnya terjadi Peneliti dan pemerhati politik untuk mempelajari manusia itu sendiri serta perilaku politiknya, sebagai gejala-gejala yang benar-benar dapat diamati Perilaku politik menampilkan regularities (keteraturan)
Ciri-Ciri Pendekatan Tingkah Laku: 1 Ciri-Ciri Pendekatan Tingkah Laku: 1. Pendekatan ini cenderung bersifat interdisipliner, maksudnya tidak saja mempelajari dampak faktor pribadi tetapi juga dampak dari faktor sosial, ekonomi, dan budaya. 2. Pandangan bahwa masyarakat dapat dilihat sebagai suatu sistem sosial dan negara sebagai suatu sistem politik yang menjadi subsistem dari sistem sosial. Dalam suatu sistem, bagian-bagian saling berinteraksi serta saling bergantungan dan semua bagian bekerjasama untuk menunjang terselengaranya sistem tersebut. 3. Sumbangan pendekatan perilaku pada usaha untuk memajukan Ilmu Perbandingan Politik
4. Berusaha mengilmiahkan ilmu politik 4. Berusaha mengilmiahkan ilmu politik. Orientasi ini mencakup beberapa konsep pokok (David Easton dan Albert Somit): a. Perilaku politik menampilakan keteraturan (regularities). b. Generalisasi, dapat dibuktikan kebenarannya (verification). c. Teknik-teknik penelitian. d. Pengukuran dan kuantifikasi (antara lain melalui statistik dan matematika ) harus digunakan untuk mencapai kecermatan dalam penelitian.
e. Membedakan secara jelas antara norma (ideal atau e. Membedakan secara jelas antara norma (ideal atau standard yang harus menjadi pedoman untuk tingkah laku) dan fakta (sesuatu yang dapat dibuktikan berdasarkan pengamatan atau pengalaman). f. Sistematis dan berkaitan dengan pembinaan teori. g. Ilmu politiik harus bersifat murni (pure science) dalam arti bahwa usaha untuk memahami dan menjelaskan perilaku politik harus mendahului usaha untuk menerapkan pengetahuan itu bagi penyelesaian masalah-masalah social. h. Terbuka serta integrasi dengan konsep dan teori ilmu lain.
Kritik terhadap Pendekatan Perilaku: 1 Kritik terhadap Pendekatan Perilaku: 1. Pendekatan perilaku telah membawa efek yang kurang menguntungkan, yakni mendorongpara ahli menekuni masalah-masalah yang kurang penting seperti pemilihan umum (voting studies) dan riset berdasarkan survey.(1960- an) 2. Penganut pendekatan perilaku kurang memberi perhatian pada masyarakat perubahan (change) dalam masyarakat. 3. Pendekatan perilaku terlalu steril, karena menolak untuk memasukkan nilai-nilai dan norma dalam penelitian.(Eric Voegelin, Leo Strauss, dan John Hallowel) 4. Pendekatan perilaku juga tidak memiliki relevansi dengan realitas politik dan buta terhadap masalah-masalah sosial.
What differents them? Institusional Behavioral Nilai dan norma Fakta Filsafat Penelitian empiris Ilmu terapan Ilmu murni Historis yuridis Sosiologis psikologis Tidak kuantitatif Kuantitatif
Pendekatan Pascaperilaku (Post Behavioral Approach) Pendekatan ini memperjuangkan perlunya relevance and action (relevansi dan orientasi bertindak) Reaksi ini ditujukan kepada usaha mengubah penelitian dan pendidikan Ilmu Politik menjadi suatu ilmu pengetahuan murni sesuai dengan pola ilmu eksakta Pada hakikatnya pendekatan ini merupakan “kesinambungan” sekaligus “koreksi” dari pendekatan perilaku.
Pokok-pokok pendekatan Pascaperilaku yang diuraikan oleh David Easton, antara lain: 1. Karna dalam usaha mengadakan penelitian yang empiris dan kuantitatif, ilmu politik menjadi terlalu abstrak dan tidak relevan terhadap masalah sosial yang dihadapi. Maka, relevansi ini dianggap penting daripada penelitian yang cermat. 2. Kontak dengan realitas sosial. 3. Penelitian mengenai nilai-nilai harus merupakan tugas Ilmu Politik. 4. Social problem solving. 5. Cendekiawan harus action oriented 6. Cendekiawan tidak boleh menghindari perjuangan dan harus turut mempolitisi organisasi-organisasi profesi dan lembaga- lembaga ilmiah.
Pendekatan lain Neo-Marxis - menekankan pada aspek komunisme tanpa kekerasan dan juga tidak mendukung kapitalisme Ketergantungan - memposisikan hubungan antar negara besar dan kecil Rational Choice - pilihan-pilihan yang rasional dalam pembuatan keputusan politik