Global Warming
Pengertian Global Warming Global warming atau pemanasan global diartikan sebagai peningkatan suhu rata-rata bumi.
Faktor-faktor penyebab global warming PBB membentuk kelompok peneliti yang disebut Internatinal Panel and Climate Change (IPCC) terdiri dari ribuan peneliti dan ahli dunia, Mereka berdiskusi tentang penemuan-penemuan terbaru, membuat kesimpulan dan persetujuan untuk solusi dari masalah pemanasan global.
Hasil temuan mereka adalah beberapa jenis gas rumah kaca bertanggungjawab langsung terhadap pemanasan global, manusia menjadi kntributor terbesar dari terciptanya gas-gas rumah kaca. Gas ini dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor, pabrik-pabrik modern, pembangkit tenaga listrik dan peternakan.
Efek Rumah Kaca Atmosfer bumi terdiri dari bermacam-macam gas dengan fungsi yang berbeda-beda. Kelompok gas yang menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat : “gas rumah kaca”. Istilah tersebut ada karena sistem kerja gas-gas tersebut di atmosfer mirip dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi menahan panas matahari didalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat, agar tanaman didalamnya tumbuh dengan baik karena memiliki panas matahari yang cukup.
Pada dasarnya planet bumi membutuhkan gas-gas tersebut untuk menjaga kehidupan didalamnya. Tanpa keberadaan gas rumah kaca, bumi akan terlalu dingin untuk ditinggali. Sebagai perbandingan, planet Mars yag memiliki lapisan atmosfer tipis dan tidak memiliki efek rumah kaca memiliki temperatur rata-rata -32o C.
Sistem Kearifan Lokal (Indegenous System) Sistem kearifan lokal secara netral dan dinamik di kalangan dunia barat biasanya disebut dengan istilah Indigenous Knowledge (Warren, dalam Adimiharja, 2004). Konsep kearifan lokal atau kearifan tradisional atau sistem pengetahuan lokal (indigenous knowledge system) adalah pengetahuan yang khas milik suatu masyarakat atau budaya tertentu yang telah berkembang lama sebagai hasil dari proses hubungan timbal-balik antara masyarakat dengan lingkungannya (Marzali, dalam Mumfangati, dkk., 2004).
Konsep sistem kearifan lokal berakar dari sistem pengetahuan dan pengelolaan lokal atau tradisional. Karena hubungan yang dekat dengan lingkungan dan sumber daya alam, masyarakat lokal, tradisional, atau asli, melalui “uji coba” telah mengembangkan pemahaman terhadap sistem ekologi dimana mereka tinggal yang telah dianggap mempertahankan sumber daya alam, serta meninggalkan kegiatan-kegiatan yang dianggap merusak lingkungan (Mitchell, 2003)
Dalam konteks pengembangan rawa lebak, kearifan lokal dalam pemanfaatan lahan rawa lebak ini cukup luas meliputi : Pemahaman terhadap gejala-gejala alam atau ciri-ciri alamiah seperti kemunculan bintang dan binatang yang menandakan datangnya musim hujan/kemarau sehingga petani dapat tepat waktu dalam melakukan kegiatan usaha taninya serta kebiasaan dalam budidaya pertanian,
perikanan dan peternakan seperti dalam penyiapan lahan, konservasi air dan tanah, pengelolaan air dan hara, pemilihan komoditas, perawatan tanaman, pengembalaan dan pemeliharaan ternak (itik, kerbau rawa), dan upaya pengembangbiakannya yang meskipun masih bersifat tradisional, merupakan pengetahuan lokal spesifik yang perlu digali dan dikembangkan (Noorginayuwati dan Rafieq, 2004; Furukawa, 1996).