Kelompok 7 : Anis Suryani Dadang Ashari Noviyaningsih Umami Khusnun Nida
HAKIKAT PENDIDIKAN PEMBEBASAN
Hakikat Pendidikan : - Pendidikan dalam arti luasnya : proses sosial bagi manusia untuk mempelajari benda-benda dan hal-hal yang penting agar dia dapat menyesuaikan diri kepada kehidupan masyarakatnya. ( Prof. H.B. Hamdani Ali M A. M.Ed, Filsafat Pendidikan, (Yogyakarta : Kota Kembang, 1993), hal 217) - Usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu memikul tanggung jawab moril dari segala perbuatanya. (Dra. Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, 2009, hlm. 120)
Menurut Paulo friere Paulo Friere adalah salah satu filosof dari Barat, dia mengatakan bahwa kebebasan adalah ketiadaan paksaan. Ada 2 kebebasan : - Kebebasan vertikal : kebebasan manusia arahnya kepada Tuhannya. - Kebebasan horizontal : kebebasan manusia kepada manusia lain. (Hasan Langgulung,Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, (Bandung ; al-Maarif, 1980), hlm. 92. ) Pedogogy of the oppressed pendidikan kaum tertindas • Jadi, Pendidikan pembebasan, menurut Freire adalah pendidikan yang membawa masyarakat dari kondisi "masyarakat kerucut" (submerged society) kepada masyarakat terbuka (open society).
Kebebasan adalah kita memiliki kemampuan untuk menentukan tindakan kita sendiri . Menurut Franz Magnis-Suseno Kebebasan dibagi menjadi 2 sifat : Kebebasan Eksistensial , pada hakikatnya terdiri dari kemampuan manusia untuk menentukan dirinya sendiri, sifatnya positif . Kebebasan ini terwujud dalam dua kategori yaitu kebebasan jasmani dan rohani. Kebebasan Sosial, keadaan dimana kemumngkinan kita untuk bertindak dibatasi dengan sengaja oleh orang lain. Kebebasan sosial dibagi menjadi tiga macam yaitu : kebebasan jasmani , rohani dan normatif.
Dasar pertimbangan pembagian kebebasan eksistensial dan sosial adalah: kebebasan tanggung jawab Kebebasan berdimensi suara hati (Dr. H. Ahmad Kamil, S.H., M.Hum, filsafat kebebasan hakim, 2012 : 149-165)
Pendidikan Islam sebagai Proses Pembebasan - Pembebasan yang di kemukakan Freire telah di terapkan Nabi Muhammad SAW sebagai strategi Dakwah Islam menuju transformasi sosial. (Asghar Ali Engineer, Islam dan Teologi Pembebasan, (Yoyakarta : Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 34 – 35.) - Islam sendiri adalah agama pembebasan karena "Islam memberikan penghargaan terhadap manusia secara sejajar, mengutamakan kemanusiaan, menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan keadilan, mengajarkan berkata yang hak dan benar, dan mengasihi yang lemah dan tertindas". - Dengan ilmu pengetahuan , umat Islam diharapkan mempunyai “kesadaran terhadap realitas”. Dalam pandangan Asghar Ali Engineer, ilmu pengetahuan dapat dihubungkan dengan nur (cahaya), artinya dengan ilmu pengetahuan manusia mampu terbebas dari kegelapan menuju cahaya keselamatan. (Asghar Ali Engineer, op cit, hlm 46. )
- Ilmu dalam Islam adalah sebagai kesadaran tentang realitas, maka realitas yang paling utama ketika manusia itu lahir adalah alam semesta . - Alam adalah satu titik kesadaran utama mengenal realitas dan diri sendiri. - Kesadaran inilah yang akan membebaskan manusia dari segala bentuk penindasan di alam semesta. Sebuah kesadaran yang akan menghantarkan manusia pada posisinya sebagai abd (hamba) sekaligus sebagai khalifah (wakil Tuhan) di alam semesta ini. ( Syafi’i Ma’arif, “Pendidikan Islam Sebagai Paradigma Pembebasan” dalam Muslih Usa (ed), Pendidikan Islam di Indonesia ; Antara Cita dan Fakta, (Yogyakarta ; Tiara Wacana, 1991), hlm. 25.)
MODEL MODEL PENDIDIKAN PEMBEBASAN Model Dialog adalah satu-satunya cara,tidak hanya dalam masalah politik,tetapi dalam seluruh ungkapan eksitensi manusia.hanya dengan kepercayaan ,dialog memiliki kekuatan dan makna. Model kritik pada model ini peserta didik dibimbing supaya mengetahui struktur social,ekonomi,budaya,agama dan politik dan tidak menerimanya begitu saja, tetapi malah mempersoalkan hal-hal yang tidak adil. Pendidikan kritis intinya membantu terbentuknya sikap-sikap kritis ,mengangkat kesadaran naïf masyarakat yang telah menenggelamkan nya dalam proses sejarah dan mudah termakan irrasionalitas. ( paolu freire ,2000:51-52).
HAL–HAL YANG INGIN DIBEBASKAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM Bebas dari pola pikir dikotomis keilmuan atau bahkan polarisasi antar ilmu agama dan ilmu umum. Bebas dari pemasungan kesadaran (internal dan eksternal ) yang maeyebabkan melemahnya kondisi peserta didik. Bebas dari prakrik –praktik pendididkan yang membelenggu kreatifitas dan kebebasan berfikir peserta didik.
KESIMPULAN -Manusia tidak bisa diperbudak dan dipasung kebebasanya sehingga tidak boleh menurut dan terikat pada ikatan yang membelenggu kebebasanya. -Pendidikan islam dapat mewujudkan menjadi pendidikan pembebasan apabila proses pelaksanaan pendidikan islam dapat dilaksanakan secara demokratis ,dialogis ,dan terbuka serta berupaya menanamkan nilai-nilai tauhid ,sehingga pada akhirnya peserta didik menjadi manusia yang bertaqwa. -Gerakan pembebasan adalah melakukan kesadaran kritis untuk membuka kesadaran “kaum tertindas”, maka Islam mendasarkan diri pada kesadaran untuk memahami realitas yang terjadi disekitar manusia itu sendiri. pembebasan itu sendiri haruslah dijalankan secara dialogis dan demokratis. -Model-m0del pendidikan pembebasan ada dua yaitu model dialog dan model kritis (masifikasi)
S Y U K R O N