RANGKAIAN LISTRIK Pertemuan 11-12

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Listrik Dinamis Elsa Insan Hanifa, S.Pd SiswaNF.com.
Advertisements

LISTRIK DINAMIK.
Kuliah-07 Arus listrik & Rangkaian DC
Pengantar Analisis Rangkaian
Teknik Rangkaian Listrik
Rangkaian Arus Searah.
Listrik Dinamis.
Umiatin, M.Si Jurusan Fisika UNJ
Rangkaian Listrik Arus Searah
Fisika Dasar II (Arus Searah).
Rangkaian Arus Searah Fandi Susanto.
DINAMIKA ROTASI Pertemuan 14
Rangkaian Arus Searah.
ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 19-20
Rangkaian Arus Searah.
HUKUM COULOMB Pertemuan 1
GAYA MAGNET Pertemuan 18 Mata kuliah : K0014 – FISIKA INDUSTRI
Rangkaian Arus Searah.
Rangkaian Arus Searah.
ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 26
LISTRIK.
RANGKAIAN LISTRIK Pertemuan 25
KEKEKALAN ENERGI Pertemuan 11-12
Gaya Gerak Listrik (GGL) Tinjau suatu rangkaian tertutup Sumber GGL mempunyai hambatan dalam r, sehingga beda potensial/tegangan antara kutub A dan B dapat.
ANALISIS DAN HUKUM-HUKUM RANGKAIAN
KELAS XII Listrik Dinamis NUR EKO SUCAHYONO.
RANGKAIAN ARUS SEARAH ( DC)
MAGNETISME ( 2 ) Gaya Pada Muatan Dalam Pengaruh Medan Magnet : Gaya Lorentz Seperti dalam kasus elektrostatik (kelistrikan), gejala magnetisme (kemagnetan)
RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH
Bab VIII Listrik Dinamis 2.
Berkelas.
DASAR-DASAR KELISTRIKAN Pertemuan 2
Gaya Gerak Listrik (GGL)
Listrik Dinamis.
GGL IMBAS 1/5/2018 Stttelkom.

Hukum II Kirchhoff Hukum II Kirchhoff Hukum II Kirchhoff berbunyi : “Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (є) dengan penurunan.
HUKUM KELISTRIKAN ARUS SEARAH
LISTRIK DINAMIS.
RANGKAIAN ARUS SEARAH.
Rangkaian Arus Searah.
INDUKSI DAN INDUKTANSI Pertemuan 17-18
Bab 5 Arus, Hambatan dan Tegangan Gerak Elektrik
Sebuah bola lampu yang memiliki hambatan 440  dipasang pada suatu tegangan 220 V. Berapa kuat arus yang mengalir melalui lampu? A. 5 A B. 0,5 A C.
LISTRIK Bellinda Devyra ( ) Firman Adi Putra ( ) Septino Sidabutar ( ) Adi Katon Putro ( )
LISTRIK DINAMIS Menentukan Hambatan Pengganti pada Rangkaian seri dan Paralel Menentukan energi Listrik.
Bab 1. Konsep Rangkaian Listrik
1. MUATAN DAN MATERI 1.1 Hukum Coulomb
LISTRIK Insan Wijaya (FKIP Biologi).
Bab 4. Metoda Analisis Rangkaian
Disampaikan Oleh : Muhammad Nasir, MT
Teknik Rangkaian Listrik
LISTRIK DINAMIS.
Disusun oleh: Gerry Resmi Liyana, S.Si
Arus, Hambatan dan Tegangan Gerak Elektrik
RANGKAIAN BERSIMPAL BANYAK (H.K Kirchoff 2)
RANGKAIAN LISTRIK Kuliah Teknik Lstrik sistem kelistrikan
GGL( Gaya Gerak Listrik) & RANGKAIAN DAYA LISTRIK
RANGKAIAN ARUS SEARAH ( DC)
Bab 5 Arus, Hambatan dan Tegangan Gerak Elektrik
LISTRIK DINAMIS.
Standar Kompetensi Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi Kompetensi Dasar Memformulasikan besaran-besaran.
ARUS LISTRIK DAN RANGKAIAN DC
Arus Listrik Arus Listrik adalah aliran partikel listrik bermuatan positif yang arahnya berlawanan arah arus elektron. Arus listrik hanya mengalir pada.
Hand Out Fisika II 9/16/2018 ARUS LISTRIK
POLTEKKES DEPKES TANJUNG KARANG
Rangkaian Arus Searah.
Bab 4. Metoda Analisis Rangkaian
Energi Listrik dan Magnet
Listrik Dinamis. KUAT ARUS LISTRIK Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu penghantar.
Transcript presentasi:

RANGKAIAN LISTRIK Pertemuan 11-12 Matakuliah : D0696 – FISIKA II Tahun : 2009 RANGKAIAN LISTRIK Pertemuan 11-12

Gaya Gerak Listrik ( ggl) Batterai dan generator listrik, yang dapat digunakan untuk mempertahankan beda potensial antara dua titik disebut : tempat kedudukan gaya gerak listrik ggl (ε ). I B R Sebuah batterai (ggl) dihubungkan dengan hambatan R. Pengangkut muatan akan digerakan dalam arah I. Bila muatan dq lewat melalui setiap penampang dalam waktu dt, maka kerja oleh pengangkut muatan dW. Bina Nusantara

Didefinisikan ε = dW / dq definisi ggl (ε ) satuan : Joule/Coulomb= volt maka : dW = ε dq Karena ggl melakukan kerja pada pengangkut muatan, maka energi harus dialihkan pada tempat kedudukan ggl tersebut. Untuk : batterai : energi kimia dialihkan menjadi energi listrik generator :energi mekanis dialihkan menjadi energi listrik. Maka pengalihan energi pada ggl merupakan proses terbalikan ( reversible) Batterai : listrik kimia Generator(motor listrik ) : listrik mekanis Bina Nusantara

2. Menghitung Arus Pada Rangkaian Loop Tunggal a I B R Sebuah rangkaian loop tunggal Pada waktu arus i melewati hambatan R, dalam waktu dt akan muncul energi termal sebesar : I2R dt Pada waktu bersamaan, muatan dq bergerak melalui tempat kedudukan ggl, hingga tempat ggl melakukan kerja : dW = ε dq = ε I dt. Dari prinsip kekekalan energi : Kerja oleh ggl = energi termal atau ε I dt = I2R dt Maka : I = ε / R Bina Nusantara

Catatan, dalam penggunaan kaidah Kirchoff II : Menetukan arus I juga dapat dilakukan dengan menggunakan kaidah Kirchoff II, yaitu : Jumlah aljabar perubahan potensial untuk satu lintasan penuh dari suatu titik ke titik yang sama adalah nol. Untuk gambar di atas, mulai dari titik a dan searah perputaran jarum jam, maka jumlah perubahan potensial : – I R + ε = 0 atau : I = ε / R Catatan, dalam penggunaan kaidah Kirchoff II : - sewaktu melewati ggl searah dengan arah ggl, perubahan potensial : + ε . Bila ggl dilewati dalam arah berlawanan dengan ggl , perubahan potensialnya : - ε - Bila hambatan R dilewati searah dengan I, perubahan potensialnya : - I R, dan = + IR bila hambatan dilewati dalam arah berlawanan dengan arah I. Bina Nusantara

3. Hambatan Dalam ( r ) Setiap tempat kedudukan ggl akan mempunyai hambatan dalam ( r ), yang merupakan bagian dari sifat alat tersebut. b i r R ε Hambatan dalam r tidak dapat dihilangkan, karena r dan ggl menempati tempat yang sama pada tempat kedudukan ggl. Dari kaidah Kirchoff II, mulai dari b dan searah perputaran jarum jam : – I R + ε – I r = 0 atau : I = ε / ( R + r ) , maka ggl yang baik adalah bila hambatan dalamnya r << R, hingga arus I akan tetap sama. Bina Nusantara

4. Beda Potensial Antara Dua Titik b I r R ε Menentukan beda potensial antara titik b dan a : mulai dari titik a searah perputaran jarum jam : Vb – I R = Va Vb – Va =Vab = I R = {ε / ( R + r )} R Atau : mulai dari titik a ke b melewati ggl : Vb + I r - ε = Va Vb – Va =Vab= ε - I r = ε – {ε / ( R + r)}r = ε { 1 – r/ ( R+r)} = {ε / ( R + r )} R Bina Nusantara

5. Rangkaian Multi Loop Kaidah Kirchoff I : I1 + I2 + I3 = I4 + I5 Jumlah arus yang menuju suatu titik cabang = jumlah arus yang meninggal titik cabang tersebut. I1 I2 I4 I3 I5 I1 + I2 + I3 = I4 + I5 Bina Nusantara

Sebuah rangkaian multi loop. I1 I3 I2 yaitu: titik b dan titik d. d ε1 ε2 a b c Sebuah rangkaian multi loop. R1 R3 R2 Terdapat dua titik sambung, I1 I3 I2 yaitu: titik b dan titik d. d Terdapat 3 cabang, yaitu : - cabang b-a-d , dengan arus I1 - cabang b-c-d , dengan arus I2 - cabang b-d , dengan arus I3 Dengan kaidah Kirchoff I dan II , akan diperoleh : Loop kiri : mulai titik a dan searah perputaran jarum jam : - ε1 – I3R3 + I1R1 = 0 ……….. ( 1 ) Bina Nusantara

Titik cabang b : I2 = I1 + I3 ………… ( 3 ) Loop kanan: mulai titik b dan searah perputaran jarum jam: ε2 + I2 R2 – I3R3 = 0 ………… ( 2 ) Titik cabang b : I2 = I1 + I3 ………… ( 3 ) Titik cabang d : I1 + I3 = I2 ………… ( 4 ) Dari persamaan ( 1 ) , ( 2 ), dan ( 3 ), serta bila besar setiap ggl dan besar setiap hambatan diketahui , maka besar arus yang melewati masing-masing hambatan akan dapat dihitung, Bina Nusantara

Seperti kapasitor, hambatan juga dapat dirangkaikan. 6. Rangkaian Hambatan Seperti kapasitor, hambatan juga dapat dirangkaikan. Rangkaian Seri Hambatan Pada rangkaian seri, besar arus yang melewati masing- masing hambatan adalah sama. a R1 ε R2 I R3 Dari kaidah Kirchoof II, mulai dari titik a, searah perputaran jarum jam : - I R1 - I R2 - I R3 + ε = 0 I= ε / (R1 + R2 + R3) dari I = ε / R , maka Rekivalen= R1 + R2 + R3 Bina Nusantara

(2) Rangkaian Paralel Hambatan Pada rangkaian paralel, beda potensial dari masing-masing hambatan adalah sama. I I1 = V / R1 I2 = V / R2 ε R1 R2 R3 I3 = V / R2 I1 I2 I3 i = i1 + i2 + i3 = V / R1 + V / R2+ V / R3 I = V(1 / R1 + 1 / R2+ 1 / R3) dari I = V / R Maka R ekivalen dari 3 hambatan paralel tersebut adalah : 1/ Rekivalen = 1 / R1 + 1 / R2 + 1 / R3 Bina Nusantara

I = dq / dt maka : R dq/dt + q/C = ε 7. Rangkaian RC a R b S ε C Rangkaian RC di atas terdiri atas R , C dan ggl. Mula-mula skalar S terbuka, kemudian di tutup ke a, maka muatan/ arus I akan mengalir . Dari kaidah Kirchoff II dapat ditunjukan bahwa ε – I R - q/C = 0 ( VC = q/ C ) I = dq / dt maka : R dq/dt + q/C = ε Solusi persamaan tersebut : q ( t ) = C ε ( 1 – e-t/(RC ) Bina Nusantara

Pada t = 0 q = 0 kapasitor mulai diisi Pada t = ∞ q = C ε kapasitor terisi penuh Arus yang mengalir dalam rangkaian : I(t) = dq / dt = (ε / R) e-t/(RC) Pada t = 0 I = ε / R arus maksimum Pada t = ∞ I = 0 kapasitor terisi penuh Potensial pada kapasitor : VC(t) = q / C = C ε ( 1 – e-t/(RC)) / C = ε ( 1 – e-t/(RC) di definisikan : τ = R.C = konstanta waktu kapasitif yaitu : waktu yang diperlukan hingga muatan pada kapasitor mencapai 63 % dari C ε Bina Nusantara

A I 8. Ammeter dan Voltmeter R sebelum ammeter dipasang, a. Ammeter A : alat untuk mengukur besarnya arus listrik. Untuk mengukur arus pada rangkaian, ammeter disisipkan pada rangkain tersebut, hingga arus yang akan diukur besarnya melewati ammeter . A I R sebelum ammeter dipasang, ε,r R besar arus pada rangkain : I = ε /(r + R ) : setelah ammeter dipasang : A I’ = ε /(r + rA + R ) rA rA = hambatan dalam ammeter Bina Nusantara

Alat untuk mengukur beda potensial antara dua titik. Agar besar arus sebelum dan sesudah dipasang ammeter tidak berubah, haruslah RA<< R. Ammeter yang baik bila rA kecil. b. Voltmeter V Alat untuk mengukur beda potensial antara dua titik. Voltmeter dihubungkan pada kedua titik terset. I’’ V I R a I’ b Sebelum dipasang voltmeter : Vba= I R Setelah dipasang voltmeter : Vba = I’ R = (I – I’’) R Agar Vba sebelum dan sesudah dipasang voltmeter tidak berubah, haruslah : I’’ << I , atau RV >>R , RV= hambatan dalam voltmeter Bina Nusantara