Y = C + I + G + X - M C KONSUMSI C=a+bYd Yd C=a+bYd ΔC b= ΔC ΔYd ΔYd a a=intersep Yd
Y = C + I + G + X - M S S=-a+(1-b)Yd Yd S=-a+(1-b)Yd ΔS ΔYd -a 1-b= ΔS -a 1-b= ΔS ΔYd -a=intersep
Y = C + I + G + X - M b+1-b=1 C S MPC+MPS=1 PENDAPATAN RUMAHTANGGA (Yd) b+1-b=1 C S MPC+MPS=1 ΔS ΔC 1= + ΔYd ΔYd
Irving Fisher dan Pilihan antar Waktu Hubungan yang dibangun Keynes tidak utuh. Hal ini disebabkan karena saat memutuskan berapa banyak mengkonsumsi atau menabung mereka selalu memperhitungkan masa kini dan masa depan. Mengembangkan model, bagaimana konsumen memandang ke depan dan rasional membuat pilihan antar waktu yaitu pilihan yang meliputi waktu yang berbeda Batas Anggaran anggaran Periode pertama S=Y1-C1 Periode ke dua C2=(1+r)S+Y2 Keterangan: S=tabungan C=konsumsi Y=pendapatan r=bunga C2=(1+r)(Y1-C1)+Y2 (1+r)C1+C2=(1+r)Y1+Y2 C1+ C2 Y2 = Y1 + 1+r 1+r Persamaan itu menunjukkan cara standar untuk menetukan batasan anggaran antar waktu konsumen
Irving Fisher dan Pilihan antar Waktu Kesimpulan: Keynes: Konsumsi sekarang seseorang sangat tergantung pada pendapatannya sekarang. Fisher: Konsumsi didasarkan pada sumberdaya yang diduga dapat diperoleh oleh konsumen. Konsumen dapat menabung atau meminjam. Y2 Nilai sekarang pendapatan = Y1 + 1+r
Hipotesis Siklus Kehidupan Dikembangkan oleh Franco Modigliani Pada dasarnya hipotesis siklus kehidupan berpendapat, ada dua faktor utama yang mempengaruhi konsumsi yaitu: 1)Pendapatan yang diterima sepanjang hidupnya, dan 2)Lamanya seorang akan terus hidup apabila tidak bekerja Pemisalan-pemisalan yang digunakan: 1.Pendapatan tahunan seseorang untuk sepanjang masa kerjanya tetap 2.Suku bunga adalah 0 3.Pemilikan kekayaan dari warisan dan bukan dari kerja dibedakan dalam dua kasus 4. Sejak masa hidupnya hingga meninggal akan melakukan konsumsi yang sama jumlahnya pada setiap periode 5.Individu tersebut tidak bermaksud meninggalkan harta pusaka bagi anggota keluarganya.
Hipotesis Siklus Kehidupan 1.Kasus konsumsi yang tidak ada warisan Formulasinya: Ct (T+R)=TYb Keterangan: Ct =Konsumsi setiap tahun T =Periode individu itu bekerja R =Periode pensiun Yb =Pendapatan tahunan St=Yb-Ct St=Yb-{T/(T+R)}Yb St={((1-T/(T+R))}Yb Ct =TYb/(T+R) atau Ct ={T/(T+R)}Yb
Hipotesis Siklus Kehidupan 2.Kasus konsumsi yang ada warisan Formulasinya: Ct (T+R)=TYb+W Keterangan: Ct =Konsumsi setiap tahun T =Periode individu itu bekerja R =Periode pensiun Yb =Pendapatan tahunan W =warisan Ct =TYb/(T+R)+W/(T+R) atau Ct ={T/(T+R)}Yb+{1/(T+R)W} Ct =TYb/(T+R)+W/(T+R) atau Ct ={T/(T+R)}Yb+{1/(T+R)W} Selanjutnya jika (T/(T+R) diganti dengan b, dan 1/(T+R) diganti dengan a, maka Ct ={bYb+aW} atau Ct ={aW+bYb} Keterangan: a=dinamakan kecondongan mengkonsumsi dari kekayaan b=kecondongan mengkonsumsi pendapatan APC=Ct/Y=a{W/Y}+b
Efek Kekayaan atas Fungsi Konsumsi C Yd=C CLR CSR Konsumsi Rumahtangga CSR C B aW1 A a aW0 Yd Yo Y1
Konsumsi dan Kekayaan dalam Siklus Pendapatan Pendapatan dan Konsumsi C Pendapatan dan Konsumsi Tabungan Y C Y M Mt T
Hipotesis Pendapatan Permanen Milton Friedman mendefinisikan pendapatan permanen sebagai pendapatan jangka panjang rata-rata yaang diharapkan diterima dari (1)human dan (2)nonhuman wealth Formulasinya: C =kYp Keterangan: C =Konsumsi masa kini Yp =Pendapatan permanen masa kini K =Kecondongan konsumsi marginal dari pendapatan permanen Ytp=Ypt-1+j(Yt-Ypt-1) Keterangan: Ypt =Pendapatan permanen masa kini Ypt -1 =Pendapatan permanen pada tahun sbelumnya Yt =Pendapatan yang sebenarnya diterima pada masa kini Ct=k{Ypt-1+j(Yt-Ypt-1)} Ct=k{Ypt-1}+kj(Yt-Ypt-1)} Keterangan k =MPC jangka panjang kj =MPC jangka pendek
Hipotesis Robert Hall dan Random Walk Konsumsi dipengaruhi pendapatan sekarang dan masa datang. Jadi hipotesis pendapatan permanen bahwa konsumsi tergantung ekspektasi seseorang. Ekspektasi rasional memiliki asumsi bahwa orang-orang akan menggunakan informasi yang ada untuk membuat ramalan secara optimal tentang masa depan Hipotesis Robert Hall dan Random Walk (jalan acak) Jika hipotesis pendapatan permanen benar dan konsumen mempunyai ekspektasi yang rasional, maka perubahan-perubahan dalam konsumsi tidak bisa diprediksikan, maka varibel dikatakan mengikuti jalan acak. Implikasi:Hanya kebijakan yang tidak terduga saja yang akan mempengauhi konsumsi. Perubahan kebijakan akan berpenaruh mereka mengubah ekspektasinya.
David Laibson dari Harvard University Keputusan konsumsi tidak dibuat oleh homoeconomicus, tetapi oleh manusia yang jauh dari rasional. Maksudnya psikologis dijadikan dasar untuk menentukan keputsan konsumsi. Kesimpulan: Keynes Konsumsi =ƒ(Pendapatan sekarang) Studi terbaru Konsumsi =ƒ(Pendapatan sekarang, Kekayaan,Pendapatan Masa depan yang diduga, Tingkat bunga)
TEORI KONSUMSI Ekonomi Konvensional Dua hal penting yang perlu dikritisasi: 1.Tujuan konsumen mencari kepuasan tertinggi 2.Batasan konsumsi hanyalah kemampuan anggaran Hal yang harus diperhatikan: Dengan kata lain sepanjang memiliki pendapatan, maka tidak ada yang bisa menghalangi untuk mengkonsumsi barang yang diinginkan. Sikap ini akan menafikan pertimbangan kepentingan orang lain atau aspek lain seperti kehalalan. Ekonomi Konvensional Asumsi: Konsumen selalu bertujuan memperoleh kepuasan maksimum (utility) Utility dari sisi bahasa berarti berguna, membantu, atau menguntungkan Secara ekonomi, diartikan sebagai kegunaan barang yang dirasakan oleh seseorang konsumen ketika mengkonsumsi barang. Konsumen selalu menginkan kepuasan tertinggi Masalah selanjutnya mengkinkah konsumen mengkonsumsi barang tersebut? anggaran
Y = C + I + G + X - M INVESTASI I Investasi merupakan autonom I1 I0 Investasi merupakan bentuk pengeluaran yang ditujukan untuk membeli barang modal Y Ada 4 komponen: Investasi Perusahaan Swasta Mendirikan tempat tinggal Perubahan dalam inventaris perusahaan Investasi yang dilakukan pemerintah
Y =Penerimaan-biaya operasional r =Tingkat suku bunga Kriteria Keputusan PVA>CA 100juta>90juta PVA= Y1 Y2 Yn M + + + + 1+r (1+r)2 (1+r)n (1+r)n Keterangan: PV =Present Value Y =Penerimaan-biaya operasional r =Tingkat suku bunga M =Nilai proyek yang didirikan pada tahun ke-n CA =Nilai investasi
Y =Penerimaan-biaya operasional R =Tingkat pengembalian modal Kriteria Keputusan R>r CA= Y1 Y2 Yn M + + + + 1+R (1+R)2 (1+R)n (1+R)n Keterangan: Y =Penerimaan-biaya operasional R =Tingkat pengembalian modal M =Nilai proyek yang didirikan pada tahun ke-n CA =Nilai investasi
Penerimaan Pemerintah: Pengeluaran Pemerintah: Y = C + I + G + X - M PEMERINTAH G autonom G1 G0 1.Proyeksi penerimaan pajak 2.Tujuan dari pembangunan ekonomi 3.Pertimbangan politik & keamanan Y Penerimaan Pemerintah: Pengeluaran Pemerintah:
Utang Pemerintah Alexander Hamilton: Utang jika tidak terlalu banyak akan menguntungkan kita semua. James Medison: Utang publik itu kutukan Ricardo, utang adalah setan Pandangan tradisional: Hutang Menguras tabungan nasional Meng crowds-out akumulasi modal Pandangan ekuivalensi Ricardian Tidak mempengaruhi tabungan nasional Tidak mempengaruhi akumulasi modal
Pandangan Ricardian atas Utang Pemerintah Asumsi: Konsumen melihat ke depan, oleh karena itu pengeluaran mereka didasarkan pada pendapatan sekarang dan masa datang yang mereka harapkan. Logika Dasar Respon konsumen terhadap pemotongan pajak. Konsumen berpendapat pemerintah mendanai pemotongan pajak dengan menjalankan defisit anggaran. Maka dimasa datang pemerintah harus meningkatkan pajak untuk membayar utang dan bunga yang terakumulasi. Sehingga kebijakan tersebut benar-benar menunjukan pemotongan pajak saat ini digabungkan kenaikan pajak masa datang. Pemotongan pajak hanya akan memberikan pendapatan transitoris yang pada akhirnya akan diambil kembali. Konsumen tidak akan mengubah konsumsi. Prinsip Umumnya: Utang pemerintah ekuivalen dengan pajak masa depan.Jadi mendanai pemerintah dengan utang adalah ekuivalen dengan mendanainya dengan pajak. Pandangan ini dinamakan ekuivalensi Ricardian. Implikasinya: Pemotongan pajak yang didanai utang tidak mempengaruhi konsumsi
Utang Pemerintah bagi generasi masa depan Pandangan tradisonal Konsumen mengaharapkan implikasi pajak masa depan tidak menimpa mereka tetapi menimpa generasi berikutnya. Utang pemerintah menunjukkan transfer kekayaan dari generasi pembayar pajak tinggi kepada generasi pembayar pajak rendah (yang menikmati pemotongan pajak) Esensinya pemotongan pajak yang didanai oleh utang mendorong konsumsi dengan memberikan peluang kepada generasi sekarang untuk mengkonsumsi atas beban generasi berikutnya. Ekonom Robert Barro pendukung Ricardian mengkritik pandangan tradisonal. Barro berependapat, generasi mendatang adalah anak-anak dan cucu-cucu dari generasi sekarang, maka seharusnya tidak memandang mereka sebagai aktor-aktor ekonomi independen. Asumsi yang tepat: generasi sekarang sangat peduli pada generasi mendatang. Sikap altruisme ini diwujudkan dengan memberikan hadiah atau warisan kepada generasi mendatang. Analisis Barro, maka unit pengambilan keputusan adalah keluarga bukan individu
Defisit Anggaran Pandangan tradisonal Defisit anggaran Memperbesar permintaan agregat dan Mendorong output dalam jang pendek tetapi meng crowd out modal Menekan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang Ricardian Tidak memiliki dampak ini Hanya mencerminkan penundaan beban pajak Anggaran berimbang VS Kebijakan Fiskal Optimal (defisit atau surplus) Ada tiga alasan mengapa kebiajakan fiskal optimal dipilih: Stabilasi Tax smothing Redistribusi antargenerasi
Dimensi Internasional dari utang pemerintah Utang yang besar dari negara meningkatkan resiko, pelarian modal. Jika utang sudah besar bisa dengan mudah untuk menyatakan pailit: Contoh: Th 1335, Raja Edward III dari Inggris Th 1980-an, negara Amerika Latin Th 1998, Rusia Utang besar didanai oleh utang luar negeri dapat menurunkan pengaruh politis negara dalam percaturan global. Moody’s Investor Services (sebuah lembaga pemringkat) menyatakan : Batas utang yang realtif aman maksimum 60% dari PDB
IMBALANCE EKSTRIM DI NEGARA2 SUBMERGING PERTUM-BUHAN PDB 2011 NEGARA PERCENTASE THD PDB NERACA DAGANG 2011($M) PENG-ANGGURAN 011 UTANG EKSTER’L UTANG PUBLIK SALDO APBN 011 AS 95% 92.7% -9.1% -691.5 9.2% +2.5% INGGRIS 400% 76.7% -155.8 7.7% +1.5% PERANCIS 182% 84.2% -5.8% -86.8 9.5% +2.1% ITALIA 108% 118.4% -4.0% -50.7 8.1% +0.9% SPANYOL 154% 64.5% -6.5% -68.3 20.9% +0.7% YUNANI 174% 130.2% -9.6% -36.5 15.8% -4.5% KANADA 64% 81.7% -3.8% -8.2 7.4% +2.9% AUSTRIA 200% 70.0% -3.3% -6.6 4.3% +2.7% BELGIA 266% 98.6% +17.2 7.3% +2.3% DENMARK 180% 44.2% +14.0 4.0% +1.7% SWEDIA 187% 41.7% +0.5% +12.1 7.9% +4.4% BELANDA 471% 66.0% +56.6 5.0% +2.2% JEPANG 45% 225.8% -8.4% +47.0 4.5% -0.6% NORWEGIA 538% 54.3% +12.5% +60.8 3.4 +1.3% JERMAN 142% 74.3% -1.7% +197.9 7.0% +3.4% SUMBER: WIKIPEDIA 2011, The Economist July 23rd, 2011 4/13/2017
IMBALANCE RINGAN DI NEGARA2 EMERGING PERTUM-BUHAN PDB 2011 NEGARA PERCENTASE THD PDB NERACA DAGANG 2011($M) PENGANG-GURAN 2011 UTANG EKSTER’L UTANG PUBLIK SALDO APBN 011 ARAB SAUDI 19% 12.9% +12.7% +149.5 NA +6.3% RRC 7% 19.1% -2.1% +174.8 6.1% +8.7% KORSEL 37% 32.1% +1.6% +41.0 3.3% +4.2% INDONESIA 28% 26.7% -1.2% +24.9 6.8% +6.1% RUSIA 33% 11.1% -1.5% +163.4 4.3% TAIWAN 21% 39.0% +7.2 4.4% +4.4% THAILAND 26% 45.5% -3.1% +11.8 0.7 +4.3% SINGAPORA 10% 102.4% +0.3% +45.9 1.9% +4.8 BRAZIL 15% 66.8% -2.2% 25.3 6.2% +4.0% MALAYSIA 31% 55.1% -6.9% +34.0 3.0 +5.1% MEKSIKO 20% 45.2% -2.5% -0.4 5.2% AFSEL 23% 33.2% -5.3% +2.0 25.0% +3.7% TURKI 36% 43.4% -2% -92.4 9.9% +6.0% MESIR 14% 80.5% -10.4% -25.0 11.9% +4.6% INDIA 71.8% -4.7% -112.5 10.8% +7.8% SUMBER: WIKIPEDIA 2011, The Economist July 23rd, 2011 4/13/2017
Ringkasan APBN 2006 dan RAPBN 2007 Urain 2006 2007 A.Pendapatan Negara dan Hibah 625,2 713,4 1.Penerimaan Dalam Negeri 621,6 710,8 1.1. Penerimaan Perpajakan 416,3 505,9 1.2.Penerimaan Negara bukan Pajak 205.3 204,9 1.2.1.Penerimaan SDA 151,6 1.2.2.Bagian laba BUMN 23,3 16,2 1.2.3.PNBP lainnya 30,4 37,1 2.Hibah 3,6 2,7 B.Belanja Negara 647,7 746,5 1.1.Belanja Pemerintah Pusat 427,6 496,0 1.2.Belanja ke Daerah 220,1 250,5 C.Keseimbangan Prime 54,2 52,0 D.Surplus/Defisit (A-B) -22,4 -33,1 E.Pembiayaan 22,4 33,1 1.1.Pembiayaan dalam negeri 50,9 51,3 1.1.1.Perbankan dalam negeri 23,0 16,1 1.1.2.Non-perbankan dalam negeri 27,9 35,2 1.2.Pembiayaan luar negeri (neto) -28,5 -18,2 1.2.1.Penariakn pinjaman LN (Bruto) 35,1 35,9 1.2.2.Pembayaran Cicilan pokok Utang LN -63,6 -54,1
Y = C + I + G + X - M EXPORT X autonom X1 X0 Y Faktor yang sangat penting penentu ekspor ialah kemampuan negara dalam menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa yang dapat bersaing di pasaran luar negeri
Faktor yang sangat penting ialah pendapatan yang diperoleh Y = C + I + G + X - M Faktor yang sangat penting ialah pendapatan yang diperoleh oleh negara IMPOR M M=a+mY M=mY m= ΔM ΔY a a=intersep Y