P O L I T I K Ditinjau Dari Agama Buddha

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Tujuan Dan Fungsi Negara
Advertisements

UNDANG UNDANG DASAR NRI TAHUN 1945 DALAM MEMBANGUN KARAKTER BANGSA
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH
HAM Untuk mempertahan kan hidup (ps 28 a) Membentuk keluarga (28b)
Pertahanan dan Keamanan Negara
I Dewa Gede Palguna Pendidikan dan Pelatihan HUKUM ACARA MAHKAMAH KONSTITUSI Jakarta, 20 Juni 2011.
I Rerum Novarum Pendahuluan
Anggota kelompok : Heri Fatkhurrokhim Sri Mila Lestari Danik Lestari
Mata Kuliah. : Pancasila Dosen
UNDANG-UNDANG APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) No. 5 Tahun 2014
FILSAFAT PANCASILA ( PANCASILA NILAI DASAR FUNDAMENTAL )
STRUKTUR PEMERINTAHAN DAERAH
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
P O L I T I K Ditinjau Dari Agama Buddha
Asas Kewarganegaraan Setiap negara mempunyai kebebasan dan kewenangan untuk menentukan asas kewarganegaraan. Dalam asas kewarganegaraan dikenal dua pedoman.
Azaz – azaz Umum Pemerintahan Yang Baik
MASYARAKAT Ditinjau Dari Agama Buddha
Sila (Moralitas) Bagian 1 Pertemuan ke 7.
DEMOKRASI PANCASILA Oleh : firdaus sianipar.
Pemahaman kewajiban, hak dan keadilan
SUSUNAN DAN HUBUNGAN SILA-SILA PANCASILA.
Pertemuan 10 PEMERINTAH DAN PEMERINTAHAN
MEMBANGUN DEMOKRASI UNTUK INDONESIA
NASIONALISME Oleh Fajar Iswahyudi.
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
Konsep dasar Politik dan pemerintahan
Bangsa Dan Negara (2) Pertemuan 04
Etika Pemerintahan (IPEM4430)
HAK DAN KEWAJIBAN NEGARA/ PEMERINTAH
PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBAN SEBAGAI WARGANEGARA
INSTRUMEN HAM INDONESIA
AKTUALISASI PANCASILA DALAM BIDANG POLITIK
P O L I T I K Pertemuan ke 14.
HUBUNGAN NEGARA DAN WARGA NEGARA
Ideologi yang Berkembang di Dunia
PERTEMUAN 14 PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA.
Pancasila Sebagai Etika Politik (2)
Ideologi dan Nilai-nilai Pancasila
Dasar Negara dan Konstitusi
MENGENAL KONSEP DASAR DAN SEJARAH HAM
Pancasila Sebagai Sumber Nilai Dan Paradigma Pembangunan
HUBUNGAN NEGARA DAN WARGA NEGARA
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
PERWALIAN.
Pancasila Sebagai Etika Politik (2)
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
Pancasila Sebagai Etika Politik
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S
BEBERAPA PERSOALAN DISEPUTAR PANCASILA
IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM UUD 1945
INSTRUMEN HAM INDONESIA
Tugas Presiden sebagai Kepala Negara
beserta rakyat Indonesia
Nama Kelompok : Imamul mutaqin Tri Ismawardani Nurul isnaeni putri
Teori konstitusi.
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
NILAI-NILAI SILA PANCASILA.
PERWALIAN.
NEGARA INDONESIA.
TUJUAN PEMBERIAN MATERI HAM
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SIDOARJO Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Study Pendidikan Bahasa Inggris Pendidikan.
STRATIFIKASI POLTRANAS
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S
pancasila PANCASILA SEBAGAI KERANGKA BERPIKIR
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH.
Transcript presentasi:

P O L I T I K Ditinjau Dari Agama Buddha Pertemuan ke 14

Pengertian politik Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuat keputusan, khususnya dalam negara. Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional . Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.

Hubungan Politik Dan Agama Dasar agama : Moralitas Kesucian Keyakinan Kebijaksanaan Dasar politik : Kekuasaan Kekuatan Sepanjang sejarah, agama sering dimanfaatkan untuk memberi kewenangan pada pihak penguasa. Buddha tidak berusaha mempengaruhi kekuatan politik untuk menyiarkan ajaran-Nya, (meskipun Buddha berasal dari keluarga kerajaan) tidak juga mengijinkan ajaran-Nya disalahgunkan untuk menguasai kekuatan politik

Salah satu ukuran atau kunci yang paling mudah dikenali agar kita dapat menarik batas mana politik yang harus dihindari sehingga kita tidak terjebak ke dalam arus politik kotor, khususnya oleh kaum Buddhis adalah dengan menghindari penggunaan kekerasan. Artinya politik yang harus dihindari adalah politik yang menyangkut perebutan kekuasaan melalui penggunaan kekerasan, termasuk dengan memperalat orang lain atau suatu organisasi, apalagi bila sudah menggunakan simbol-simbol agama yang bisa sangat menyesatkan. Buddhisme selain memberi sarana bagi pembebasan pribadi, ia juga harus dapat melapangkan jalan bagi pembebasan sosial dan lingkungan.

Pemerintahan Yang Baik Dalam Agama Buddha Jika penguasa suatu negara adil dan baik, para menteri menjadi adil dan baik; jika para menteri adil dan baik, para pejabat tinggi menjadi adil dan baik; jika para pejabat tinggi adil dan baik, para bawahan menjadi adil dan baik;jika para bawahan adil dan baik, rakyat menjadi adil dan baik.(Anguttara nikaya) Buddha menjelaskan bahwa kemerosotan moral dan kejahatan seperti pencurian, pemalsuan, kekerasan, kebencian, kekejaman, dapat timbul dari kemiskinan. Para raja dan aparat pemerintah mungkin menekan kejahatan melalui hukuman, tetapi menghapus kejahatan melalui kekuatan, takkan berhasil. (Cakkavatti sihanada sutta)

Pemerintahan Yang Baik Dalam Agama Buddha Buddha menyarankan pengembangan ekonomi sebagai pengganti kekerasan untuk mengurangi kejahatan.(Kutadanta sutta). Pemerintahan harus menggunakan sumber daya negara untuk memperbaiki keadaan ekonomi negara. Hal itu dapat dimulai pada bidang pertanian dan pengembangan daerah pedalaman, memberikan dukungan keuangan bagi pengusaha dan perusahaan, memberi upah yang cukup bagi pekerja untuk menjaga suatu kehidupan yang layak sesuai dengan martabat manusia

Pemerintahan Yang Baik Dalam Agama Buddha: harus berlaku adil dan tidak mendiskriminasi antara satu kelompok warga Negara tertentu terhadap yang lainnya tidak menyimpan segala bentuk kebencian terhadap warga negaranya tidak takut terhadap apapun dalam pelaksanaan hukum harus memiliki pemahaman yang jelas tentang hukum untuk dilaksanakan

Dalam Milinda Panha dinyatakan : Jika seseorang yang tidak cocok, tidak mampu tidak bermoral, tidak layak, tidak berkemampuan, tidak berharga atas kedudukan sebagai raja, telah mendudukkan dirinya sendiri sebagai seorang raja atau seorang penguasa dengan wewenang besar, dia akan menjadi sasaran penyiksaan. Menjadi sasaran berbagai macam hukuman oleh rakyat. Karena dengan keberadaannya yang tidak cocok dan tidak berharga, dia telah menempatkan dirinya secara tidak tepat dalam kedudukannya. Sebaliknya, jika seorang penguasa mengatur dengan cara yang benar mereka akan memberkahinya dengan "Panjang umur Yang Mulia" (Majjhima Nikaya)

Dasa Raja Dharma (10 peraturan bagi pemerintah yang baik) : Kedermawanan (dana). Pemerintah bertanggungjawab memelihara dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Memelihara sifat moral luhur (sila) Kesediaan untuk mengorbankan kepentingan diri sendiri demi kesejahteraan warga Negara (pariccaga) Jujur dan memelihara ketulusan hati (ajjava) Baik dan lemah lembut (maddava) Menjalani hidup sederhana agar diteladani warga Negara (tapa) Bebas dari kebencian / amarah apapun (akkhoda) Menerapkan prinsip tanpa kekerasan (avihimsa) Memiliki kesabaran (khanti) Menghormati pendapat rakyat untuk memajukan perdamaian dan keselarasan (avirodhana)

Syarat Kesejahteraan Suatu Negara Sering mengadakan pertemuan dan permusyawaratan yang mengikut sertakan orang banyak (sekarang = demokrasi) Berhimpun dengan rukun, berkembang dengan rukun, mencapai mufakat, dan menyelesaikan segala sesuatunya dengan rukun Menjunjung konstitusi yang berlaku, tidak memberlakukan apa yang belum diundangkan, tidak juga meniadakan apa yang telah diundangkan. Menghormati dan menyokong para sesepuh/pemimpin, juga memeperhatikan amanat mereka Melindungi dan menghormati kedudukan wanita Memelihara dan tidak mengabaikan kewajiban agama. Melindungi orang-orang suci dan bijaksana.

Be Happy