Modul 6 Pencegahan Penyakit dan Pemeliharaan Kesehatan anak Disampaikan pada: Pelatihan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu Ke Anak (PPIA) Klungkung, 30 September 2014
Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran Umum: mampu memahami pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan anak Tujuan Pembelajaran Khusus: Menjelaskan Bentuk-bentuk pencegahan penyakit dan pengobatan untuk anak dari ibu HIV 2. Menjelaskan Diagnosis HIV pada bayi /anak dari ibu HIV
Pokok Bahasan Bentuk-bentuk pencegahan penyakit dan pengobatan untuk anak dari ibu HIV Diagnosis HIV pada bayi /anak dari ibu HIV
1. Bentuk-bentuk pencegahan penyakit dan pengobatan untuk anak dari ibu HIV
1. Pemberian ARV dalam rangka PPIA ARV profilaksis pada bayi
ARV profilaksis pada bayi Pemberian AZT (Zidovudine) pada bayi prematur: Bayi prematur <30 minggu : 2 mg/kgBB/12 jam selama 4 minggu, kemudian 2 mg/KgBB/8 jam selama 2 minggu terakhir Bayi prematur 30-35 minggu: 2 mg/kgBB/12 jam selama 2 minggu pertama, kemudian 2 mg/kgBB /8 jam selama 2 minggu diikuti 4 mg/KgBB/12 jam selama 2 minggu terakhir Nevirapine tidak lagi diberikan: berkaitan dengan risiko resistensi jika kemudian bayi perlu mendapatkan ART
Jadwal kunjungan pemeriksaan Keterangan Saat lahir sampai 48 jam (KN1) 7 hari (KN2) 4 Mg (KN3) 6 Mg 2 Bl 3 Bl 4 Bl 6 Bl 9 Bl 12 Bl 18 Bl Evaluasi klinis X x Berat badan dan Panjang Badan Pemberian makanan SF/ ASI SF /ASI + Mknn Padat Makanan keluarga ARV Profilaksis Profilaksis PCP dengan kotrimoksasol Im unisasi Hep B OPV BCG OVP Hep B DTP HIB Cam pak LABORATORIUM Hb dan Leukosit CD4 Dilakukan bila pasien terbukti terinfeksi HIV atau ada tanda terinfeksi HIV PCR RNA DNA Dilakukan bila pasien mampu, paling dini pada usia 6 minggu Serologi HIV
Profilaksis Kotrimoksasol Diberikan pada semua bayi terekspos HIV (bayi lahir dari ibu HIV) dari usia 6 minggu (termasuk atau tidak dalam program PMTCT) sampai usia 12 bulan bila klinis baik atau sampai terbukti bayi tidak terinfeksi HIV Pemberian dilanjutkan bila bayi terinfeksi HIV Mencegah Pneumocystis Jirovecii Pneumonia dan juga efektif mencegah toxoplasmosis dan beberapa infeksi bakteri seperti Salmonella, Haemophilus, Staphylococcus Dosis: 4-6 mg (TMP)/kgBB, sekali sehari
Imunisasi Bayi yang terpapar HIV harus mendapat imunisasi sesuai dgn jadwal Kemkes RI atau IDAI untuk melindungi dari berbagai penyakit Prinsip umum: tidak memberi vaksin hidup bila sudah terdapat gejala infeksi HIV Perhatian khusus utk BCG
Infeksi HIV simtomatik Waktu optimal imunisasi Jadwal imunisasi Vaksin Infeksi HIV asimtomatik Infeksi HIV simtomatik Waktu optimal imunisasi BCG* Ya Tidak Saat lahir DPT Minggu ke 8,12,16 OPV** Minggu ke 0, 8,12,16 Campak Bulan ke 6 dan 9 Hepatitis B Seperti pada anak yang tidak Terinfeksi Demam Kuning Tetanus toksoid
2. Diagnosis HIV kepada bayi dan anak dari ibu HIV
Cara pemeriksaan Secara Virologi: PCR (DNA atau RNA) Bahan: sampel darah (serum) atau sampel darah kering (Dried Blood Sample/DBS) 2. Secara Serologis: memeriksa antibodi HIV baik secara Elisa atau Rapid tes Harus didahului konseling Dilakukan sedini mungkin
Waktu Pemeriksaan 4-6 minggu: PCR HIV 4-6 bulan: 18 bulan: 4-6 minggu: PCR HIV 4-6 bulan: 18 bulan: Antibodi HIV
Outcome PMTCT Bayi HIV (-) Follow up rutin HIV (+) PCR kedua untuk konfirmasi Lanjutkan kotrimoksasol Konseling utk ART Tata laksana anak dgn HIV+
Panduan Diagnosis Bayi <18 bulan jika pemeriksaan virologi tersedia Bayi lahir dari ibu HIV positif Uji virologi HIV ke 1 (usia minimal 6 minggu Uji virologi HIV ke 2 (minimum 4 minggu dari test ke 1 ASI dalam 6 minggu terakhir Periksa gejala & tanda HIV Uji serologi HIV usia 9-12 bulan HIV Negatif Konseling & Tata laksana lanjutan HIV positif Uji serologi HIV pada usia > 18 bulan HIV Positif Uji serologi HIV ulang STOP ASI > 6 minggu (-) (-) (+) (+) (-) (-) (-) (+) (+) (+)
Penilaian dan Tatalaksana Awal
Menyingkirkan diagnosis infeksi HIV pada bayi dan anak Uji virologik negatif pada anak dan bila pernah mendapat ASI, pemberiannya sudah dihentikan lebih dari 6 minggu. Uji antibodi negatif pada anak berusia lebih dari 18 bulan, dan sudah menghentikan pemberian ASI minimal 6 minggu Uji antibodi paling dini pada usia 9 bulan
Pemeriksaan serologi anti HIV pada Anak Antibodi HIV dari ibu, dapat terdeteksi sampai umur anak 18 bulan, →interpretasi hasil sulit pada usia <18 bulan. Bayi dengan uji antibodi HIV (+) pada usia 9- 18 bulan dianggap berisiko tinggi mendapat infeksi HIV, namun diagnosis definitif saat usia 18 bulan.
Lanjutan.. Diagnosis HIV pada anak usia <18 bulan perlu uji virologi HIV. Anak dengan uji virologi HIV (+)pada usia berapapun dikatakan terkena infeksi HIV. Anak yang mendapat ASI akan terus berisiko terinfeksi HIV, →infeksi HIV baru dapat disingkirkan setelah ASI dihentikan lebih dari 6 minggu.
Early Infant Diagnosis Diagnosis dini penting untuk memberikan inisiasi ART dini Inisiasi ART dini memberi prognosis klinis lebih baik Kendala: Teknik pemeriksaan Biaya Pemberian ASI diperiksa setelah 6 minggu penghentian ASI
Early Infant Diagnosis Peran penting PITC Diagnosis Presumtif HIV: 1. temukan gejala: minimal 2 dari 7 berikut: - pneumonia - diare kronis - otitis media berulang - berat badan sangat rendah - limfadenopati generalisata - oral thrush - TB (pada pasien , saudara kandung atau orang tua) 2. tes antibodi HIV, bila mungkin periksa CD
2222 TERIMA KASIH