Ria Hartini Sitompul G1B011054

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Perbedaan Kejadian Malaria pada Daerah Rawa-rawa dan Kawasan Perkotaan di Kabupaten Merauke tahun Novita Nur Muslimah Penguji : dr.
Advertisements

METODE EPIDEMIOLOGI UNTUK MENILAI DIAGNOSIS PADA SECRINING
TEST HIV DAN KONSELING.
Created by : Aria Gusti SCREENING TEST Created by : Aria Gusti
Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)
7 Sensitivitas, Spesifisitas, Nilai Prediktif Positif, dan Nilai Prediktif Negatif Tabel 1. Data Hasil Tes HIV pada pengguna narkoba suntik pada Provinsi.
Prinsip Dasar Pemilihan Pemeriksaan Penunjang
LATAR BELAKANG Universal Access target 2015 sudah diambang pintu:
PENYIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA
MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT Sekilas tentang Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit dan Metode Pelatihan.
SUMBANGKAN DARAH SELAMATKAN JIWA.
SKRINING dr. Fazidah A Srg Mkes.
Prodi Kesehatan Masyarakat
Mugi Wahidin, M.Epid Prodi Kesehatan Masyarakat Univ Esa unggul 2014/2015.
HASIL PENCAPAIAN INDIKATOR SPM BIDANG KESEHATAN TAHUN 2008
Materi Pengertian dan Tujuan Transfusi Golongan Darah Tes Combs
HIV/ AIDS PANJI HIDAYAT, M.Pd.
Project Status Report Presenter Name Presentation Date.
SKRINING.
MASA INKUBASI AIDS Masa inkubasi adalah waktu yang diperlukan sejak seseorang terpapar virus HIV sampai dengan menunjukkan gejala-gejala AIDS. Waktu yang.
PROSEDUR TETAP PENANGGULANGAN KLB
INDIKATOR NAS PENANGGULANGAN TBC
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KEJADIAN LUAR BIASA
Stadium klinis HIV/AIDS
PRINSIP DETEKSI DINI TERHADAP KELAINAN, KOMPLIKASI DAN PENYULIT PADA IBU HAMIL Hasnaeni Hatta, S. ST.
Tugas Prakerin (32-34) “HIV & AIDS” Disusun oleh Nama
MATERI PROMOSI KESEHATAN “HIV/AIDS”
Pengukuran Pencegahan
AKBID KHARISMA HUSADA BINJAI TA. 2015/2016
Pelatihan konseling HIV & VCT I
SKRINING By. Nur Alvira.
PEDOMAN MENILAI SISTEM SURVEILANS
KEJADIAN LUAR BIASA Sri Handayani.
PENEMUAN PENYAKIT DENGAN ‘SCREENING’
HIV / AIDS Penanganan dan Pencegahan Penularan
DEASY ROSMALA DEWI, SKM,MKES
SKRINING.
Mutu Sistem S-R KesMas Kuliah FETP, 23 Sept 2011.
METODE EPIDEMIOLOGI UNTUK MENILAI DIAGNOSIS PADA SECRINING
PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN DETEKSI DINI
Pendahuluan LEBIH dari 60 juta orang dalam 20 tahun terakhir terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Dari jumlah itu, 20 juta orang meninggal karena.
PENCATATAN DAN PELAPORAN
HIV AIDS.
PENYIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
TUBERKULOSIS (TBC) FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
MASALAH MENYUSUI PADA IBU DENGAN KEADAAN KHUSUS
SCREENING By: Nurul Hidayah, S.KM.
HIV/AIDS Pengenalan HIV/AIDS.
SCREENING By: Nurul Hidayah, S.KM.
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
Kemampuan suatu fasilitas penyaringan dapat memproses 1000 orang perminggu. Dengan asumsi bahwa prevalensi suatu penyakit sebesar 4 %, saudara diminta.
ours group Ayu Puspitasari Fitri Humairoh Vivi A.L Wida Purwitarani
HIV/AIDS HIV dan AIDS... HIV: Human Immunodeficiency Virus, adalah virus yang menyerang dan bertahap merusak sistem.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
PERLU DIKETAHUI BUKAN UNTUK DIJAUHI
HIV AIDS
Dinar Perbawati Abdul Aziz Azari Dian Septivita
IMPLEMENTASI APLIKASI SPM BERBASIS WEB
INDIKATOR NAS PENANGGULANGAN TBC
HIV/AIDS Penularan HIV/AIDS.
Mutu Sistem S-R KesMas Kuliah FETP, 21 Sept 2012.
UJI DIAGNOSTIK.
Apa sih HIV itu?? Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau:
Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual PERAN KADER DALAM KOLABORASI TB HIV.
Skrining Pengertian Usaha untuk mengidentifikasi penyakit- penyakit yang secara klinis belum jelas dengan menggunakan pemeriksaan tertentu atau prosedur.
Pengertian Infeksi HIV pada anak terutama disebabkan penularan dari ibunya. Dengan kata lain infeksi HIV pada anak terjadi akibat penularan selama masa.
PENYULUHAN HIV AIDS dr.Muhammad yusuf Nurkiswa m.rizal Pkm BANDA SAKTI.
29/09/ Rosyati Pastuty, S.SiT, M.Kes. PEMERIKSAAN IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) IVA  cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini.
Transcript presentasi:

Ria Hartini Sitompul G1B011054 SKRINING Disusun Oleh: Herlandhi Yoka G1B011003 Indah Lestari G1B011038 Ria Hartini Sitompul G1B011054 Kiki Sri Lestari G1B010054 Fitri Ainurrohman G1B009090

Pengertian Skrining Menurut WHO, skrining adalah upaya pengenalan penyakit/kelainan yang belum diketahui dengan menggunakan test, pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat secara cepat membedakan orang yang tampak sehat benar-benar sehat dengan tampak sehat tapi sesungguhnya menderita kelainan. Skrining merupakan salah satu survey epidemiologi untuk menentukan frekuensi penyakit. Contoh uji skrining antara lain yaitu pemeriksaan Rontgen, pemeriksaan sitologi, dan pemeriksaan tekanan darah.

Tujuan Skrining Untuk mendapatkan mereka yang menderita sedini mungkin, sehingga dapat dengan segera memperoleh pengobatan. Untuk mencegah meluasnya penyakit dalam masyarakat. Untuk mendidik dan membiasakan masyarakat untuk memeriksa diri sedini mungkin. Untuk mendidik dan memberikan gambaran kepada petugas kesehatan tentang sifat penyakit dan untuk selalu waspada melakukan pengamatan terhadap gejala dini. Untuk mendapatkan keterangan epidemiologis yang berguna bagi klinis dan peneliti.

Sasaran Penyakit Penderita penyakit kronis Infeksi Virus: Hepatitis B,C,dan D, Human Immunodeficiensy Virus (HIV/AIDS), Herpes Virus, Parvovirus. Infeksi Bakteri: Treponema pallidum, Mycobacterium leprae, Salmonella typhosa, Rickettsia rickettsii. Infeksi Parasit: Plasmodium vivax, Trypanosoma cruzi, Malariae, Leishmania donovani

Perlunya Skrining Darah merupakan media yang sangat baik untuk kehidupan kuman. Tidak dapat dipercaya bahwa seorang donor yang sehat fisik tidak mengandung kuman penyakit menular. Berbagai kuman bisa berada dalam darah namun tidak menyebabkan orang donor nyata sakit. Seorang penerima darah (recepient) tidak hanya terpapar oleh satu donor tetapi umumnya lebih dari satu donor. Rasio pemakaian darah sekitar 3 unit per orang, artinya untuk satu penderita rata-rata menerima 3 unit atau tiga orang donor. Makin berat penyakit seorang penerima (recepient) tentu akan semakin banyak darah yang dibutuhkannya.

Syarat-Syarat Skrining Penyakit itu harus merupakan masalah kesehatan yang berarti. Telah tersedia obat yang potensial atau pengobatan yang memungkinkan bagi mereka yang positif. Tersedia fasilitas dan biaya untuk diagnosis dan pengobatan. Jadi setelah mengalami skrining maka diperlukan upaya diagnosis yang segera disusul dengan pengobatan sesuai hasil diagnosis. Penyakitnya dapat diketahui dengan pemeriksaan khusus.

Lanjutan... Hasil perhitungan uji skrining memenuhi syarat untuk tingkat sensitivitas dan spesifisitas. Sifat perjalanan penyakit diketahui dengan pasti. Misalnya untuk bidang transfusi darah maka perlu diketahui bahwa penyakit itu memang menular melalui transfusi darah. HIV, misalnya mempunyai risiko penularan sebesar lebih 90%. Bandingkan dengan penularan seksual yang besarnya hanya sekitar 0,1 %. Biaya yang digunakan harus seimbang dengan resiko biaya bila tanpa skrining.

Jenis-Jenis Skrining Mass Screening adalah screening yang dilakukan pada seluruh populasi Selective Screening hanya dilakukan pada proporsi tertentu dari target populasi dengan berdasar risiko tertentu. Tujuan selective screening kelompok risiko tinggi adalah untuk mengurangi biaya/sumber daya yang dibutuhkan dan juga mengurangi dampak negatif dari screening. Single Disease Screening adalah skrining yang dilakukan pada suatu jenis penyakit tertentu yang spesifik. Case Finding Screening adalah upaya dokter/tenaga kesehatan untuk menyelidiki suatu kelainan yang tidak berhubungan dengan keluhan pasien yang datang untuk kepentingan pemeriksaan kesehatan. Multiphasic screening adalah pemeriksaan skrining untuk beberapa penyakit pada satu kunjungan waktu tertentu. Jenis screening ini sangat sederhana, mudah dan murah serta diterima secara luas dengan berbagai tujuan seperti pada evaluasi kesehatan dan asuransi.

Kriteria Tes Skrining Tidak mahal Sederhana dan mudah dilaksanakan Memberikan ketidaknyamanan yang minimal pada pasien Hasil skrining haruslah valid dan konsisten.

Tabel 1.1 Hubungan Hasil Tes Skrining dengan Keberadaan Penyakit Status Penyakit Total Positif Negatif Hasil Skrining Tes a b a+b -Negatif c d c+d a+c b+d a+b+c+d Keterangan: a = true positif, individu dengan test screening positif dan benar sakit b = false positif, individu dengan test screening positif dan sebenarnya tidak sakit c = false negatif, individu dengan test screening negatif tapi sebenarnya sakit d = true negatif, individu dengan test screening benar negatif dan benar tidak sakit

Indikator dalam Tes Skrining I. Validitas Validitas dari suatu tes skrining ditentukan oleh sensitivitas dan spesifisitas. Sensitivitas Sensitivitas adalah kemampuan dari suatu tes untuk mengidentifikasi secara benar orang-orang yang mempunyai penyakit atau merupakan persentase dari mereka yang sakit kemudian dinyatakan positif tes. Spesifisitas Spesifisitas adalah kemampuan dari suatu tes untuk mengidentifikasi secara benar orang-orang yang tidak mempunyai penyakit atau merupakan persentase dari mereka yang tidak sakit kemudia dinyatakan negative tes.

Lanjutan.. II. Nilai prediksi (predictive value) Nilai prediksi dari tes skrining adalah frekuensi orang atau individu yang telah dinyatakan menderita sakit atau tidak sakit. Nilai prediksi terdiri dari: Positif  Berupa persentase mereka dengan hasil test positif yang benar-benar sakit. Negatif  Berupa persentase dari mereka dengan hasil test negatif dan tidak mempunyai sakit. Positif palsu (false positive)  Berupa persentase frekuensi orang dengan tes skrining yang dinyatakan positif tetapi tidak menderita sakit. Negatif palsu (false negative)  Berupa persentase frekuensi orang dengan tes skrining yang dinyatakan negatif dan sebenarnya menderita sakit.

Rumus...... I. Sensitivitas dan spesifisitas Sensitivitas = a/(a+c) Negatif palsu = c/(a+c) Spesifisitas = d/(b+d) Positif palsu= b/(b+d) II. Nilai Prediksi Nilai prediksi tes (+) = a/(a+b) Nilai prediksi tes (-) = d/(c+d)

Soal Tes Skrining Dari 64.810 wanita usia 40-60 tahun mengikuti validitas skrining dengan mamografi fisik, dari 1.115 skrining tes positif dikonfirmasikan 132 kanker mamae. Ada 63.695 peserta yang sebenarnya negative ternyata 45 orang dikonfirmasi Ca mamae. Pertanyaan : Susunlah data tersebut dalam sebuah tabulasi yang lengkap! Hitunglah sensitivitas tes skrining tersebut! Hitunglah spesifitas tes skrining tersebut! Hitunglah positif predictive value tes skrining tersebut! Hitunglah negatif predictive value tes skrining tersebut!

Lanjutan... Jawaban : Sensitivitas = a/a+c = 132/177= 0,75 1. Tabel tes skrining penderita Ca mamae Tes Skrining Jumlah Penderita Total Ca mamae (+) Ca mamae (-) Skrining (+) 132 983 1115 Skrining (-) 45 62712 62757 177 63695 63872 Sensitivitas = a/a+c = 132/177= 0,75 Spesifitas = d/b+d = 62712/63695 = 0,98 Positif predictive value = a/a+b = 132/1115 = 0,12 Negatif predictive value = d/c+d = 62712/62757 = 0,99

THANK YOU FOR YOUR ATTENTION SELESAI THANK YOU FOR YOUR ATTENTION