1 Pertemuan 02 Computer Data Format Matakuliah: H0162/ Mikroprosesor Tahun: 2006 Versi: 1/0
2 Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan Mahasiswa dapat mendemonstrasikan kemampuan: mengkonversikan antar sistem bilangan (C3)
3 Outline Materi Sistem Bilangan Konversi antar Sistem Bilangan Format Data
4
5 Sistem Bilangan Desimal dan Biner
6 Sistem Bilangan
7 Biner Sistem bilangan Biner mengggunakan hanya dua simbol yaitu 0 dan 1, walau demikian, sistem basis 2 ini dapat digunakan untuk mewakilkan jumlah berapapun yang dapat diwakilkan oleh desimal atau sistem bilangan lainnya.
8 Octal Mempunyai basis delapan, yaitu dari 0 s/d 7 dengan setiap satu digit octal dijadikan tiga digit biner Konversi Biner Octal yaitu dengan setiap tiga digit biner dijadikan satu digit octal
9 Desimal Mempunyai basis sepuluh yaitu dari 0 s/d 9
10 Hexadesimal Mempunyai basis enam-belas yaitu dari 0 s/d 9 serta A s/d F Dengan setiap satu digit hexa dijadikan empat digit biner
11 Dasarnya: Desimal Desimal
12 Konversi Bilangan Desimal Desimal Biner Desimal
13 Biner Desimal
14 Biner Desimal
15 Desimal Biner Berapakah 87d dalam binernya? Caranya bagilah 87 dengan 2 sampai habis, lalu tulis jawabannya dari bawah
16 Octal Desimal
17
18 Hexadesimal Desimal
19 Hexadesimal Desimal
20 Hexadesimal Desimal
21 Hexadesimal Biner Hexadesimal Biner Octal b = 054octal
22 Floating Point Exponent. The exponent is shown with excess 127. This means that the machine exponent is the actual exponent with 127 added. This has the effect of giving a range of 0 to 255 for the machine representation while the range of actual values is -128 to If the excess was not used there would have to be a mechanism for showing a negative exponent. In the example the actual exponent is 1000 (decimal 8). The machine representation is: – (8) (127) = (decimal 135)
23 Mantissa. The mantissa is the number being encoded. Before the number is encoded the point is moved(or floated) left or right until the value of the number is in the range: 1 < n < 2 This is known as normalisation. Since the first digit is now always going to be 1 there is no need to encode this digit. The mantissa only includes the digits after the point and the leading 1 is assumed. The number shown above is *28
24 Computer Data Format Alphanumerik –ASCII –EBCDIC BCD –Standard BCD Packed Unpacked –Gray Code Sign dan Unsigned
25 ASCII ASCII is the most widely used coding system for alphanumeric characters. The name stands for the American Standard Code for Information Interchange. ASCII characters use 7 bits to encode, upper case letters, lower case letters, digits, and common punctuation marks. The first 32 characters are used for non printable characters, for example carriage return, line feed, tab, ESC, acknowledge, negative acknowledgement, etc. Kunjungi
26 ASCII
27 EBCDIC EBCDIC (Extended Binary Coded Decimal Interchange Code) is a binary code for alphabetic and numeric characters that IBM developed for its larger operating systems. It is the code for text files that is used in IBM's OS/390 operating system for its S/390 servers and that thousands of corporations use for their legacy applications and databases. In an EBCDIC file, each alphabetic or numeric character is represented with an 8- bit binary number (a string of eight 0's or 1's). 256 possible characters (letters of the alphabet, numerals, and special characters) are defined. IBM's PC and workstation operating systems do not use IBM's proprietary EBCDIC. Instead, they use the industry standard code for text, ASCII. Conversion programs allow different operating systems to change a file from one code to another
28 Standard BCD BCD (Binary Coded Decimal) adalah kode domana setiap digit bilangan desimal diwakilkan dengan ekivalennya karena semua digit desimal hanya sebesar 9 maka 4 bit dibutuhkan untuk mengambarkan tiap digit –8 7 4(desimal) – (BCD)
29 BCD: Packed dan UnPacked Packed Data BCD packed disimpan sebagai 2 digit per byte biasanya tersebut digunakan dalam instruction set pada mikroprossesor untuk penjumlahan dan pengurangan BCD –12 = Unpacked Data BCD unpacked disimpan sebagai 1 digit per byte data tersebut biasa didapat dari keypad atau keyboard –12 =
30 Gray Code Definition: An ordering of 2n binary numbers such that only one bit changes from one entry to the next. Gray code termasuk dalamkelas kode yang mempunyai perubahan minimum, dimana hanya 1 bit dalam grup kode yang berubah ketika bergerak dari langkahyang satu ke langkah yang berikutnya. Gray code biasa digunakan dalam situasi dimana kode-kode lain seperti biner dapat menghasilkan error atau hasil yang meragukan, selama masa perubahan dimana lebih dari 1 bit dari kode tersebut yang berubah. Gray codes are useful in mechanical encoders since a slight change in location only affects one bit. Using a typical binary code, up to n bits could change, and slight misalignments between reading elements could cause wildly incorrect readings Gray code (
31
32
33 Signed dan Unsigned MSB (Most Significant Bit) digunakan sebagai penanda negative dimana 0 merupakan possitive number, dan 1 adalah negative number. Ada 2 cara merepresentasikan bilangan negative: –Sign & Magnitude, dimana MSB (Most Significant Bit) merupakan penandanya dan value-nya didapat dari magnitude-nya. Kelemahan sistem ini, adalah operasi aritmatik tidak bisa dilakukan terhadap binary ini (karena misalkan binary signed 4 bit, sebenarnya value hanya direpresentasikan oleh 3 bit terakhir dan bit MSB sebagai sign saja). Dengan 4 bit, data memiliki range dari -7 hingga +7. –Two's complement, dimana MSB (Most Significant Bit) merupakan penandanya dan value-nya didapat dari konversi two's complement. Cara melakukan operasi Two's complement dapat dilihat pada simulasi berikut ( Dengan 4 bit, data memiliki range dari -8 hingga +7 dan dapat dioperasikan dalam operasi arimatik.
34 Two Complement