TANTANGAN KOTA SEMARANG DALAM PENCAPAIAN MDGs 2015
Goal 4: off track or on track? Infant mortality rate had been decreased from 68/1000 live birth in 1990 to 34/1000 live birth in 2007 (SDKI, 2007) Progress in neonatal mortality are very slow, from 32/1000 live birth in 1990 to 19/1000 live birth in 2007 (SDKI 2007) Around 55,8% of the infant mortality happened in neonatal period. Around 78,5% of the infant mortality happened in just 0-6 days (Riskesdas 2007).
Neonatal, Infant and Under five Mortality Rate in Indonesia (1991-2007)
Infant Mortality Rate Per-Province in Indonesia
Direct Causes of Infant Mortality, 2007 Survey Demografi Kesehatan Indonesia, 2007
Goal 4: Infant Mortality Rate: between urban and rural
Jumlah Orang Miskin
TANTANGAN IMR JATENG DAN KOTA SEMARANG Jateng terjelek setelah Jabar IMR di daerah perkotaan cenderung naik Problem makin kompleks dengan dampak perubahan iklim/ Rob Dimana letak ketidak beresan : Availabilities ? Accessibility ? Affordability ? Quality ?
Checklist RAPBD 2013 Adakah budget peningkatan status gizi ibu hamil ? Adakah budget untuk peningkatan gizi anak ? Adakah upaya untuk pengarasan 4 Toos : too young, too old, too often, too many Apakah program wajib belajar berjalan?
Prediction Maternal Mortality Rate in 2015 based on SDKI 102 118 Target RPJM 2014 Target MDG 2015 It predicted that MDGs target in maternal mortality rate in 2015 are off track Sumber: SDKI 1994, 1997, 2004, 2007 GAP Berdasarkan analisis regresi linier data SDKI 1994 sampai dengan 2007, AKI pada tahun 2015 adalah 161/100.000 kelahiran hidup. Hal ini berarti target MDG 5a tidak akan terjadai jika penurunan AKI hanya mengikuti tren yg terjadi selama ini. Harus ada usaha yg lebih keras agar penurunan AKI terjadi melebihi tren yang ada sekarang.
Perkiraan Jumlah Kematian Ibu Menurut Penyebabnya di Indonesia, 2010 Perdarahan 3.114 Eklampsia 2.653 Infeksi 1.268 Komplikasi puerpurium 923 Trauma obstetrik 577 Emboli obstetrik Partus lama Abortus Lain-lain TOTAL 11.534 Sumber: SDKI 2007, SKRT 2001, Penduduk Indonesia 2010
Penyebab Kematian Ibu di Indonesia 50% kematian maternal disebakan oleh perdarahan & eklampsia 50% kematian maternal disebabkan oleh perdarahan & eklampsia, yg seharusnya dapat dicegah jika persalinan ditolong oleh nakes yg terampil, rujukan segera & penanganaan komplikasi yg komprehensif & tepat waktu di fasilitas rujukan. Sumber: SKRT 2001
Maternal Mortality Rate per-province, 2010 50% kematian ibu terjadi di 5 propinsi: Jabar, Jateng, NTT, Banten, Jatim 25% lagi terjadi 9 propinsi: Sumut, Kalbar, Sulsel, Sulteng, Lampung, NTB, Kalsel, Aceh, Sumsel Sisanya 19 propinsi menyumbang 25% kematian ibu Propinsi penyumbang kematian ibu terbesar bukan propinsi yg memiliki angka kematian ibu tertinggi maupun cakupan persalinan yg terendah Hubungan antara cakupan persalinan dengan angka kematian ibu antar propinsi di Indonesia lemah Dengan demikian, untuk mencapai MDG, kematian ibu di propinsi2 dengan penyumbang kematian terbesar harus diturunkan secara signifikan. Penurunan jumlah kematian ini tidak selalu terkait dengan peningkatan cakupan linakes karena pada beberapa propinsi penyumbang kematian ibu terbesar, cakupan linkaes sudah tinggi. Harus ada usaha “lebih dari sekedar peningkatan cakupan linakes” (beyond skilled birth attendant).
Cakupan Persalinan Nakes dan Persalinan di Faskes Menurut Provinsi, 2010 Sumber: Riskesdas 2010
Hubungan Cakupan Persalinan Nakes, Kematian Ibu/100 Hubungan Cakupan Persalinan Nakes, Kematian Ibu/100.000 Kelahiran Hidup, dan Proporsi Kematian Ibu, 2010 Sulteng Papuabar NTT Maluku Malut Jateng 50% kematian ibu di Indonesia bukan terjadi di propinsi dg linakes terendah atau angka kematian ibu tertinggi Banten Grafik menggambarkan hubungan antara kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup dengan cakupan linakes & sumbangan propinsi terhadap AKI nasional yang ditujukkan dengan besarnya lingkaran biru. Tidak selalu propinsi yang menyumbangkan AKI nasional terbesar memiliki linkakes yang paling buruk atau angka kematian ibu yang tinggi. Usaha pencapaian MDG tidak dapat hanya dilakukan di propinsi dengan linakes terendah atau angka kematian ibu tertinggi, tetapi HARUS memperhatikan sumbangan propinsi tersebut terhadap AKI nasional. Jatim Jabar Sumber: Riskesdas 2010, laporan rutin KIA 2010
Relation between Ratio midwife/1 Relation between Ratio midwife/1.000 birth with maternal mortality in Indonesia, 2010 There is no relation between midwife/1000 birth ratio with maternal mortality rate AKI Sumber: SDKI 2007, Riskesdas 2010, Laporan rutin KIA 2010
Bias health decentralization
Regional Budget (APBD) for Health and Maternal-Child Health
Lack commitment from regional government? Proporsi Pembiayaan KIA di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat untuk KIA Proporsi Pembiayaan KIA di Kota Pontianak untuk KIA
Angka Kematian Ibu (AKI ) di Kota Semarang Tahun 2006 : 61,23/100.000 KH (15 kss) Tahun 2007 : 80,21/100.000 KH (20 kss) Tahun 2008 : 107,3/100.000 KH (27 kss) Tahun 2009 : 85,47/100.000 KH (22 kss) Tahun 2010 : 73,79/100.000 KH (19 kss) Tahun 2011 : 119,91/100.000 KH (31 kss ) Ada apa di tahun 2008 dan 2011 ?
Peta Kematian Ibu 2011 1
Kematian Ibu berdasarkan Umur Tahun 2010
Kematian Ibu berdasarkan Pendidikan
Kematian ibu berdasarkan jumlah persalinan
Kematian Ibu berdasarkan Sebab Kematian Catatan : peny/infeksi : gagal nafas, TB millier, jantung, asma, tetanus Lain – lain : emboli air ketuban,emboli paru akut
Kematian ibu berdasarkan Saat Meninggal
Tempat Kejadian kematian ibu
Kematian ibu berdasarkan Penolong Persalinan
JATENG RUNER UP MMR !!! Availabilities ? Accessibility ? Dimana letak ketidak beresan : Availabilities ? Accessibility ? Affordability ? Quality ?
Checklist APBD Pemecahan problem kesehatan dasar khususnya pada Ibu Hamil Pemecahan problem kemiskinan perkotaan Membereskan sistem referal- Bidan- Puskesmas- RS ( ponek 24 jam) Evaluasi efektifitas program ? Fokus pada sumber masalah Kualitas pelayanan secara umum
Goal 6 Pemberantasan HIV dan AIDS, Malaria, TB, dan penyakit menular mematikan lainnya. Jumlah penderita HIV dan AIDS di Jawa Tengah pada 2012 = 4.638 kasus (HIV=2.646, AIDS=1.992). Jumlah penderita HIV dan AIDS terbesar berada di: 1. Kota Semarang 2. Kabupaten Jepara 3. Kota Surakarta
Trend HIV dan AIDS di Semarang 2010 2011 2012* HIV 287 427 164 AIDS 61 59 39 Jumlah 348 486 203 Ket : Data Januari-April 2012
Perkembangan Kasus TB di Semarang Tahun Suspect BTA+ BTA- TB Ekstra Paru TB Anak 2010 11.047 879 1.051 146 371 2011 15.001 989 1.240 189 356
CDR Kasus TB Kota Semarang dibawah rata-rata Jawa Tengah
Persentase Alokasi Anggaran APBD Kota Semarang Tahun 2007