TANTANGAN KOTA SEMARANG DALAM PENCAPAIAN MDGs 2015

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH
Advertisements

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
ADMINISTRASI PUSKESMAS
DASAR-DASAR DEMOGRAFI
PARDOMUAN B.M.SIANIPAR MORTALITAS.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) ACEH
KUESIONER RUMAH TANGGA Blok V
DINKES PROPINSI LAMPUNG
Data: karakteristik individu, sangat sulit diinterpretasikan karena jumlahnya sangat banyak dan beragam bentuknya [nominal, ordinal, interval] dan sifatnya.
Ketua Dewan Kesehatan Kota Semarang
Millennium Development Goals (Pengantar) oleh Broto Wasisto
KEBIJAKAN PROGRAM KB PASCA SALIN
INDIKATOR KEPENDUDUKAN DI INDONESIA (Antara Harapan dengan Kenyataan)
KONDISI HIV / AIDS DI JAWA TENGAH 1993 s/d Des 2009.
Pendahuluan Kematian dapat menimpa siapa saja, kapan dan dimana saja
TEMU – 6 TUJUAN diakhir kuliah mahasiswa mampu menghitung ukuran angka kesakitan dan angka kematian.
INDIKATOR PEMANTAUAN Sasaran yang di gunakan dalam PWS KIA berdasarkan kurun waktu 1 tahun, dengan prinsip konsep wilayah - maka untuk PWS Provinsi memakai.
PERTEMUAN EVALUASI PELAKSANAAN BOK PROVINSI/KAB/KOTA TAHUN 2014 DI PROVINSI Surabaya, September 2014.
MENDORONG KEBIJAKAN LAYANAN LAYANAN KESEHATAN SEKSUAL DAN REPRODUKSI YANG BERPIHAK PADA PEREMPUAN MISKIN *dr. Delis J Hehi, MARS (*Anggota DPD RI )
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN OLE h Dr.Hj.Musdiawaty HR RoE,M.Kes Watansoppeng, 19 Maret 2014.
Laporan Pendahuluan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 BADAN PUSAT STATISTIK.
Selamat datang peserta
Disampaikan pada : Pertemuan Pemuktahiran dan Analisa Data Tk Provinsi
INDIKATOR NAS PENANGGULANGAN TBC
PENDIDIKAN KESEHATAN DUKCAPIL
Pertemuan ke-8 Indikator kesehatan Validasi dan akurasi
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN LB-3 (2)
Menyongsong Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017
PETUNJUK TEKNIS PEMBUATAN PROFIL KABUPATEN
ESTIMASI BEBAN TB, INDIKATOR & TARGET KINERJA
KULIAH ONLINE Diskusi dan contoh beberapa masalah kesehatan OLEH
BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA PROVINSI KEPULAUAN RIAU
PROGRAM JAMINAN PERSALINAN
Prof. Dr. Veni Hadju Fakultas Kesehatan Masyarakat
PENGUKURAN KESEHATAN Definisi indikator
Pengukuran masalah kesehatan
Ukuran Frekuensi Epidemiologi
UKURAN EPIDEMIOLOGI DAN INTEPRETASI DATA
Oleh : Respati Wulandari, M. Kes
KESEHATAN REPRODUKSI Analisis & Hasil RISKESDAS 2010.
SEDIKIT SLIDE YANG MUNGKIN BISA MENGINSPIRASI LoI
ILMU KESMAS X (PROGRAM2 KESEHATAN)
OPTIMALISASI PELAKSANAAN JAMINAN PERSALINAN Dalam rangka Percepatan Pencapaian MDGs 2015 Tjetjep Yudiana,SKM, M.Kes KEPALA DINAS KESEHATAN PROPINSI KEPULAUAN.
Pertemuan ke-14 Program MDGs Elemen penilaian 2/26/2018.
EVALUASI PROGRAM KESEHATAN IBU
PEMBANGUNAN KESEHATAN DI PULAU KALIMANTAN
EPIDEMIOLOGI PELAYANAN KEBIDANAN
Sistem kesehatan Sesi 8 Dikutip dari Sistem kes, WikuAdisasmito, PhD.
EPIDEMIOLOGI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
Ukuran DEMOGRAFI.
MORTALITAS ( KEMATIAN)
PERKEMBANGAN PELAYANAN DAN PENDIDIKAN KEBIDANAN DI INDONESIA
RAPAT KOORDINASI FORUM DATA KABUPATEN GRESIK 11 MARET 2015
Di sampaikan pada pertemuan Bidan Jember tgl 21 November 2017
PENGUKURAN TERHADAP VITAL EVENT (Vital Statistic)
KETERKAITAN PERTUMBUHAN PENDUDUK DENGAN KESEHATAN
MORTALITAS ILSA WAHYUNI ( ) KELOMPOK 6 FITRIANI AHMAD
PEMANFAATAN DATA SURVEI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
MORTALITAS (KEMATIAN).
ICPD dan MDGS Indikator dan Pencapaian di Indonesia
UPAYA PENURUNAN AKB DI KOTA MAGELANG
EVALUASI INFORMASI PENYAKIT (Materi PBW) Teori Simpul SUMBER
MORTALITAS Rizka Esty Safriana, SST., M.Kes. Faktor penyebab dinamika penduduk: 1.Kelahiran (Fertilitas) 2.Kematian (Mortalitas) 3.Imigrasi ?  Kematian.
STRATEGI PENDEKATAN RISIKO
STATISTIK KESEHATAN (ANGKA KEMATIAN) PERTEMUAN 11
INDIKATOR NAS PENANGGULANGAN TBC
Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA
Upaya akselerasi pencapaiaN SDGs. SDGs ( Sustainable Development Goals ) sebuah dokumen yang akan menjadi sebuah acuan dalam kerangka pembangunan dan.
Standar Pelayanan Minimum Bayi Baru Lahir
Transcript presentasi:

TANTANGAN KOTA SEMARANG DALAM PENCAPAIAN MDGs 2015

Goal 4: off track or on track? Infant mortality rate had been decreased from 68/1000 live birth in 1990 to 34/1000 live birth in 2007 (SDKI, 2007) Progress in neonatal mortality are very slow, from 32/1000 live birth in 1990 to 19/1000 live birth in 2007 (SDKI 2007) Around 55,8% of the infant mortality happened in neonatal period. Around 78,5% of the infant mortality happened in just 0-6 days (Riskesdas 2007).

Neonatal, Infant and Under five Mortality Rate in Indonesia (1991-2007)

Infant Mortality Rate Per-Province in Indonesia

Direct Causes of Infant Mortality, 2007 Survey Demografi Kesehatan Indonesia, 2007

Goal 4: Infant Mortality Rate: between urban and rural

Jumlah Orang Miskin

TANTANGAN IMR JATENG DAN KOTA SEMARANG Jateng terjelek setelah Jabar IMR di daerah perkotaan cenderung naik Problem makin kompleks dengan dampak perubahan iklim/ Rob Dimana letak ketidak beresan : Availabilities ? Accessibility ? Affordability ? Quality ?

Checklist RAPBD 2013 Adakah budget peningkatan status gizi ibu hamil ? Adakah budget untuk peningkatan gizi anak ? Adakah upaya untuk pengarasan 4 Toos : too young, too old, too often, too many Apakah program wajib belajar berjalan?

Prediction Maternal Mortality Rate in 2015 based on SDKI 102 118 Target RPJM 2014 Target MDG 2015 It predicted that MDGs target in maternal mortality rate in 2015 are off track Sumber: SDKI 1994, 1997, 2004, 2007 GAP Berdasarkan analisis regresi linier data SDKI 1994 sampai dengan 2007, AKI pada tahun 2015 adalah 161/100.000 kelahiran hidup. Hal ini berarti target MDG 5a tidak akan terjadai jika penurunan AKI hanya mengikuti tren yg terjadi selama ini. Harus ada usaha yg lebih keras agar penurunan AKI terjadi melebihi tren yang ada sekarang.

Perkiraan Jumlah Kematian Ibu Menurut Penyebabnya di Indonesia, 2010 Perdarahan 3.114 Eklampsia 2.653 Infeksi 1.268 Komplikasi puerpurium 923 Trauma obstetrik 577 Emboli obstetrik Partus lama Abortus Lain-lain TOTAL 11.534 Sumber: SDKI 2007, SKRT 2001, Penduduk Indonesia 2010

Penyebab Kematian Ibu di Indonesia 50% kematian maternal disebakan oleh perdarahan & eklampsia 50% kematian maternal disebabkan oleh perdarahan & eklampsia, yg seharusnya dapat dicegah jika persalinan ditolong oleh nakes yg terampil, rujukan segera & penanganaan komplikasi yg komprehensif & tepat waktu di fasilitas rujukan. Sumber: SKRT 2001

Maternal Mortality Rate per-province, 2010 50% kematian ibu terjadi di 5 propinsi: Jabar, Jateng, NTT, Banten, Jatim 25% lagi terjadi 9 propinsi: Sumut, Kalbar, Sulsel, Sulteng, Lampung, NTB, Kalsel, Aceh, Sumsel Sisanya 19 propinsi menyumbang 25% kematian ibu Propinsi penyumbang kematian ibu terbesar bukan propinsi yg memiliki angka kematian ibu tertinggi maupun cakupan persalinan yg terendah Hubungan antara cakupan persalinan dengan angka kematian ibu antar propinsi di Indonesia lemah Dengan demikian, untuk mencapai MDG, kematian ibu di propinsi2 dengan penyumbang kematian terbesar harus diturunkan secara signifikan. Penurunan jumlah kematian ini tidak selalu terkait dengan peningkatan cakupan linakes karena pada beberapa propinsi penyumbang kematian ibu terbesar, cakupan linkaes sudah tinggi. Harus ada usaha “lebih dari sekedar peningkatan cakupan linakes” (beyond skilled birth attendant).

Cakupan Persalinan Nakes dan Persalinan di Faskes Menurut Provinsi, 2010 Sumber: Riskesdas 2010

Hubungan Cakupan Persalinan Nakes, Kematian Ibu/100 Hubungan Cakupan Persalinan Nakes, Kematian Ibu/100.000 Kelahiran Hidup, dan Proporsi Kematian Ibu, 2010 Sulteng Papuabar NTT Maluku Malut Jateng 50% kematian ibu di Indonesia bukan terjadi di propinsi dg linakes terendah atau angka kematian ibu tertinggi Banten Grafik menggambarkan hubungan antara kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup dengan cakupan linakes & sumbangan propinsi terhadap AKI nasional yang ditujukkan dengan besarnya lingkaran biru. Tidak selalu propinsi yang menyumbangkan AKI nasional terbesar memiliki linkakes yang paling buruk atau angka kematian ibu yang tinggi. Usaha pencapaian MDG tidak dapat hanya dilakukan di propinsi dengan linakes terendah atau angka kematian ibu tertinggi, tetapi HARUS memperhatikan sumbangan propinsi tersebut terhadap AKI nasional. Jatim Jabar Sumber: Riskesdas 2010, laporan rutin KIA 2010

Relation between Ratio midwife/1 Relation between Ratio midwife/1.000 birth with maternal mortality in Indonesia, 2010 There is no relation between midwife/1000 birth ratio with maternal mortality rate AKI Sumber: SDKI 2007, Riskesdas 2010, Laporan rutin KIA 2010

Bias health decentralization

Regional Budget (APBD) for Health and Maternal-Child Health

Lack commitment from regional government? Proporsi Pembiayaan KIA di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat untuk KIA Proporsi Pembiayaan KIA di Kota Pontianak untuk KIA

Angka Kematian Ibu (AKI ) di Kota Semarang Tahun 2006 : 61,23/100.000 KH (15 kss) Tahun 2007 : 80,21/100.000 KH (20 kss) Tahun 2008 : 107,3/100.000 KH (27 kss) Tahun 2009 : 85,47/100.000 KH (22 kss) Tahun 2010 : 73,79/100.000 KH (19 kss) Tahun 2011 : 119,91/100.000 KH (31 kss ) Ada apa di tahun 2008 dan 2011 ?

Peta Kematian Ibu 2011 1

Kematian Ibu berdasarkan Umur Tahun 2010

Kematian Ibu berdasarkan Pendidikan

Kematian ibu berdasarkan jumlah persalinan

Kematian Ibu berdasarkan Sebab Kematian Catatan : peny/infeksi : gagal nafas, TB millier, jantung, asma, tetanus Lain – lain : emboli air ketuban,emboli paru akut

Kematian ibu berdasarkan Saat Meninggal

Tempat Kejadian kematian ibu

Kematian ibu berdasarkan Penolong Persalinan

JATENG RUNER UP MMR !!! Availabilities ? Accessibility ? Dimana letak ketidak beresan : Availabilities ? Accessibility ? Affordability ? Quality ?

Checklist APBD Pemecahan problem kesehatan dasar khususnya pada Ibu Hamil Pemecahan problem kemiskinan perkotaan Membereskan sistem referal- Bidan- Puskesmas- RS ( ponek 24 jam) Evaluasi efektifitas program ? Fokus pada sumber masalah Kualitas pelayanan secara umum

Goal 6 Pemberantasan HIV dan AIDS, Malaria, TB, dan penyakit menular mematikan lainnya. Jumlah penderita HIV dan AIDS di Jawa Tengah pada 2012 = 4.638 kasus (HIV=2.646, AIDS=1.992). Jumlah penderita HIV dan AIDS terbesar berada di: 1. Kota Semarang 2. Kabupaten Jepara 3. Kota Surakarta

Trend HIV dan AIDS di Semarang   2010 2011 2012* HIV 287 427 164 AIDS 61 59 39 Jumlah 348 486 203 Ket : Data Januari-April 2012

Perkembangan Kasus TB di Semarang Tahun Suspect BTA+ BTA- TB Ekstra Paru TB Anak 2010 11.047 879 1.051 146 371 2011 15.001 989 1.240 189 356

CDR Kasus TB Kota Semarang dibawah rata-rata Jawa Tengah

Persentase Alokasi Anggaran APBD Kota Semarang Tahun 2007