Materi ke 5 Financial Management Bagian II Kelas : AP 1 Valuation and Capital Budgeting for Levered Firm Materi ke 5 Financial Management Bagian II Kelas : AP 1
Topik Bahasan Pendekatan Adjusted Present Value Pendekatan Flows to Equity Metode Weighted Average Cost of Capital Perbandingan dari Pendekatan APV, FTE, dan WACC Capital Budgeting ketika discout rate harus di estimasi Contoh APV Beta dan Leverage Summary and Conclusions
Pendekatan Adjusted Present Value Nilai dari proyek kepada perusahaan dapat dianggap sebagai nilai dari proyek ke perusahaan tanpa leverage (NPV), ditambah dengan present value dari efek samping pendanaan. (NPVF): Ada empat efek samping dari pendanaan: Subsidi pajak terhadap hutang Biaya penerbitan sekuritas baru Biaya Financial Distress Subsidi pada pendanaan hutang.
Contoh APV Misalkan proyek dari Pearson Company, waktu dan besarnya arus kas incremental setelah pajak untuk perusahaan dengan 100% ekuitas adalah: -$1,000 $125 $250 $375 $500 0 1 2 3 4 Cost of equity tanpa leverage: r0 = 10%: Proyek akan ditolak oleh perusahaan dengan 100% ekuitas: NPV < 0.
Contoh APV (cont’d) Sekarang, misalkan perusahaan mendanai peroyek dengan $600 hutang dengan rB = 8%. Tax rate perusahaan adalah 40%, jadi mereka mendapatkan interest tax shield sebesar TCBrB = 0.40×$600×0.08 = $19.20 tiap tahun. NPV proyek dengan leverage: Jadi, perusahaan harus menerima proyek dengan leverage.
Perlu dicatat bahwa ada dua cara untuk meghitung NPV dari pinjaman Perlu dicatat bahwa ada dua cara untuk meghitung NPV dari pinjaman. Sebelumnya kita menghitung PV dari interest tax shields. Sekarang, mari kita hitung nPV aktual dari pinjaman: Di mana jawabannya sama dengan sebelumnya.
Pendekatan Flows to Equity Diskon arus kas dari proyek kepada pemegang saham pada levered firm dengan cost of levered equity capital, rS. Ada tiga langkah pada pendekatan FTE: pertama: hitung arus kas dengan leverage kedua: hitugn rS. ketiga: penilaian dari arus kas dengan leverage pada rS.
Step One: Arus Kas dengan Leverage Karena perusahaan menggunakan hutang $600, pemegang saham hanya perlu menambahkan sebesar $400 dari kebutuhan sebesar $1,000. Jadi, CF0 = -$400 Tiap periode, pemegang saham harus membayar beban bunga. Biaya bunga setelah pajak adalah B×rB×(1-TC) = $600×0.08×(1-0.40) = $28.80 -$128.80 CF4 = $500 -28.80 -600 $346.20 CF3 = $375 -28.80 $221.20 CF2 = $250 -28.80 CF1 = $125-28.80 $96.20 -$400 0 1 2 3 4
Step Two: Hitung rS Perusahaan Untuk menghitung debt to equity ratio, B/S, mulai dengan debt to value ratio. Catat bahwa nilai proyek adalah B = $600 jika V = $1,007.09 jadi S = $407.09.
Step Three: Penilaian Perusahaan Diskon seluruh arus kas kepada pemegang saham dengan rS = 11.77% -$400 $96.20 $221.20 $346.20 -$128.80 0 1 2 3 4
Metode WACC Untuk memperoleh nilai proyek, diskon arus kas dengan leverage dengan weighted average cost of capital. Misalkan perusahaan mentargetkan debt to equity ratio adalah 1.50
Penilaian Perusahaan dengan WACC Untuk menghitung nilai proyek, arus kas tanpa leverage didiskon dengan weighted average cost of capital
Perbandingan Pendekatan APV, FTE, dan WACC Ketiga pendekatan melakukan pekerjaan yang sama: penilaian dengan adanya pendanaan hutang. panduan: Gunakan WACC atau FTE jika target debt-to-value ratio perusahaan berlaku pada proyek sepanjang hidup proyek. Gunakan APV jika tingkat hutang proyek tidak diketahui sepanjang hidup proyek. Pada dunia nyata, WACC adalah pendekatan yang sejauh ini paling banyak digunakan.
Summary: APV, FTE, dan WACC APV WACC FTE Initial Investment All All Equity Portion Cash Flows UCF UCF LCF Discount Rates r0 rWACC rS PV of financing effects Yes No No Pendekatan mana yang terbaik? Gunakan APV kija tingkat hutang konstan Gunakan WACC dan FTE jika debt ratio konstan
Capital Budgeting ketika Discount Rate harus diestimasi A scale-enhancing project adalah satu di mana proyek sama dengan dengan perusahaan yang ada. Pada dunia nyata, eksekutif akan membuat asumsi bahwa risiko bisnis dari non-scale-enhancing project akan sama dengan risiko bisnis perusahaan yang telah ada di bisnis. Tidak ada formula pasti untuk hal ini. Beberapa eksekutif dapat memilih discout rate sedikit lebih tinggi pada asumsi di mana proyek baru sedikit lebih berisiko karena ia adalah pendatang baru.
Contoh APV Worldwide Trousers, Inc. sedang mempertimbangkan untuk ekspansi bisnisnya. Biaya awal akan didepresiasikan secara garis lurus selama 5 tahun hingga bernilai nol; nilai sisa sebekum pajak pada tahun 5 akan senilai $500,000. proyek akan menghasilkan pendapatan sebelum pajak sebesar $1,500,000 per tahun, dan tidak merubah risiko perusahaan. Perusahaan dapat memperoleh pinjaman untuk 5 tahun sebesar $3,000,000 dengan bunga 2.5% untuk membiayai sebagian proyek. Jika proyek seluruhnya dibiayai dengan ekuitas, cost of capital-nya adalah 18%. Pajak perusahaan 34%, dan risk-free rate 4%. Proyek membutuhkan investasi pada modal kerja sebesar $100,000. hitunglah APV.
Contoh APV (cont’d) Penghitungan dilakukan melalui empat bagian persamaan berikut: Biaya proyek bukan $5,000,000. Kita harus memasukan round trip in and out dari modal kerja bersih dan nilai sisa setelahpajak. Net working capital (NWC) adalah riskless, jadi kita mendiskon dengan rf. Nilai sisa harus memiliki risiko yang sama dengan aset perusahaan yang lain, jadi kita gunakan r0.
Contoh APV: PV proyek tanpa leverage Berikutnya adalah bagian kedua, PV unlevered project adalah present value dari arus kas tanpa leverage didiskonto dengan unlevered cost of capital, 18%.
Contoh APV: PV depreciation tax shield Selanjutnya adalah bagian ketiga, PV depreciation tax shield adalah present value dari tax savings karena depresiasi didiskonto dengan risk free rate, rf = 4%
Contoh APV: PV interest tax shield Bagian terakhir, PV interest tax shield adalah present value dari tax savings karena beban bunga didiskonto dengan debt rate, rD = 12.5%
Contoh APV: menjumlahkan semua bagian Karena proyek memiliki APV positif, proyek dapat dilanjutkan.
Beta and Leverage Ingat bahwa beta sebuah aset dibentuk dari:
Beta dan Leverage: tanpa pajak perusahaan Di dunia tanpa pajak perusahan, dan dengan hutang perusahaan yang tanpa risiko, dapat dilihat bahwa hubungan antara beta unlevered firm dan beta levered equity adalah: Di dunia tanpa pajak perusahan, dan dengan hutang perusahaan yang berisiko, dapat dilihat bahwa hubungan antara beta unlevered firm dan beta levered equity adalah:
Beta dan Leverage: tanpa pajak perusahaan Di dunia dengan pajak perusahaan dan hutang ang berisiko, dapat dilihat hubungan antara beta unlevered firm dan beta levered equity adalah: karena harus lebih dari 1 untuk levered firm, hal ini mengikuti bahwa
Beta dan Leverage: tanpa pajak perusahaan Jika beta dari hutang adalah nol, maka:
Summary and Conclusions Formula APV dapat ditulis sebagai berikut: Formula FTE dapat ditulis sebagai berikut : Formula WACC dapat ditulis sebagai berikut:
Summary and Conclusions Gunakan WACC atau FTE jika target debt to value ratio perusahaan berlakuk untuk proyek sepanjang umur proyek. Metode APV digunakan jika tingkat hutang tidak diketahui sepanjang umur proyek. Beta dari ekuitas perusahaan berhubungan positif dengan leverage dari perusahaan.