CRITICAL THINKING Dedy Djamaludin Malik
MENGAPA PENTING?: Tantangan Eksternal Masyarakat informasi (information society) didominasi para “pekerja pengetahuan” (knowledge worker). Informasi dewasa ini mengalami “explosion” sehingga “overexplosion”. Kita perlu memilih mana yang terpenting, penting dan tidak penting. “Critical thinking skill” dibutuhkan untuk mengidentifikasi isu yang selektif dan membuat keputusan bersifat efektif: tepat sasaran dan terbaik. Tantangan globalisassi yang terus berubah cepat, membuat banyak universitas mewajibkan dimasukkannya kurikulum untuk mata kuliah “critical thinking skill”.
MENGAPA PENTING?:Tantangan Internal Berpikir kritis meningkatkan keterampilan verbal dan analitik. Berpikir jernih dan sistematis dapat meningkatkan cara mengekspresikan gagasan, berguna dalam mempelajari cara menganalisis struktur teks dengan logis, meningkatkan kemampuan untuk memahami. Berpikir kritis meningkatkan kreativitas. Untuk menghasilkan solusi kreatif terhadap suatu masalah tidak hanya perlu gagasan baru, tetapi gagasan baru itu harus berguna dan relevan dengan tugas yang baru diselesaikan. Berpikir kritis berguna untuk mengevaluasi ide baru, memilih yang terbaik, dan memodifikasi bila perlu (Murti, 2010:13)
APA ITU CRITICAL THINKING? Critical thinking: proses mental aktivitas penalaran, logika, penilaian, mempertanyakan dan refleksi atas obyek yang dipikirkan. “Critical” berarti evaluatif. Critical thinking is the use of those cognitive skills or strategies that increase the probability of a desirable outcome. It is used to describe thinking that is purposeful, reasoned, and goal directed – the kind of thinking involved in solving problems, formulating inferences, calculating likelihoods, and making decisions, when the thinker is using skill that are thoughtful and effective for the particular context and type of thinking task (Halpern, 2003:9).
Proses intelektual yang dengan aktif dan terampil mengkonseptualisasi, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi informasi yang dikumpulkan atau dihasilkan dari pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, untuk memandu keyakinan dan tindakan (Scriven & Paul, 1992). Kemampuan untuk menganalisis fakta, mencetuskan dan menata gagasan, mempertahankan pendapat, membuat perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi argumen dan memecahkan masalah (Chance, 1986).
CAKUPAN CRITICAL THINKING Inference Analysis Explanation Interpretation Self-regulation Evaluation
URAIAN CAKUPAN CT Analisis: memeriksa gagasan, mengidentifikasi argumen dan menganalisis argumen. Inferensi: mempertanyakan klaim (dalil atau pernyataan), mencari alternatif, menarik kesimpulan, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Evaluasi: menilai klaim dan menilai argumen. Eksplanasi: menyatakan masalah, menjelaskan dan menguraikan hasil, mengemukakan prosedur dan argumen. Interpretasi: melakukan kategorisasi dan mengklarifikasi makna.
APA KARAKTERISTIK CT? Punya arah tujuan jelas Bertangggungjawab dan dibimbing standar intelektual (relevansi, akurasi, presisi, kejelasan, kedalaman dan luas). Didukung keyakinan intelektual yang penuh disiplin, empati, integritas, kesantunan dan usaha keras. Pemikir bisa mengidentifikasi hubungan unsur2 pemikiran dari tiap masalah. Menilai diri dan meningkatkan diri Ada kesatuan sistem keseluruhan Menghasilkan jawaban yang bernalar baik Responsif terhadap imperatif moral dan sosial.
APA BEDA CRITICAL THINKING DENGAN YANG BUKAN CT? Berpikir kritis: Mempercepat proses identifikasi informasi yang relevan; menyisihkan informasi yang tidak relevan. Berpikir kritis dapat memanfaatkan informasi untuk merumuskan solusi atau mengambil keputusan, dan bila perlu mencari informasi tambahan yang relevan. Bukan berpikir kritis: - Mengumpulkan fakta dan informasi; memandang semua informasi sama pentingnya. - Tidak melihat, menagkap, maupun memikirkan masalah inti (Scribd, 2012)
UNTUK TUJUAN APA CRITICAL THINKING? Mengidentifikasi, menghimpun data, argumen, analisis, evaluasi dan penyimpulan yang relevan atas topik yang dibahas. Berpikir cepat, tepat dan kreatif untuk menyelesaikan persoalan (problem solving). Ability to analyze, criticize, and advocate ideas, to reason inductively and deductively, and to reach factual or judgmental conclusions based on sound inferences drawn from unambiguous statements of knowledge or belief (Freely and Steinberg, 2007:3). Terbentuknya proses pengambilan keputusan yang terbaik untuk kepentingan tertentu.
CRITICAL THINKING PUNYA HAMBATAN? Salah tafsir tentang “criticism”. Berpikir kritis dianggap sama dengan berpikir negatif dari aspek2 argumen yang dianalisis. Kurangnya penguasaan strategi, metoda dan teknik serta kurang latihan. Menghindari kritik dari ahli yang lebih menguasai masalah. Mental “nerabas”. Kurang terfokus dan tidak memperhatikan detail sehingga precision, clarity dan accuracy tidak tercapai. Egocentrism, sociocentrism, relativism thinking, and wishful thinking.
LANGKAHNYA? Willingness to plan: Kesiapan untuk membuat perencanaan dalam tugas. Flexibility: berpikir tidak hitam-putih dan berpikir terbuka terhadap data. Persistence: kesungguhan untuk memecahkan masalah dan mencari solusi. Willingness to self correct: siap melakukan refleksi diri secara kritis. Being mindful: terfokus pada masalah Consensus seeking: kesediaan melakukan konsensus.
PAKAI METODA SOCRATES Apa inti topik yang disampaikan itu? Masalah yang dipersoalkannya apa? Apa kesimpulan pembicara/penulis terhadap isu yang diulas itu? Argumen-argumen (asumsi, bukti) apa saja yang disampaikan pembicara/penulis? Apakah penulis/pembicara memakai dukungan-dukungan faktual-empiris, bukti, teori dan asumsi teoretis/filosofis?.
METODA ANALISIS ARGUMEN DGN DIAGRAM 1. Baca seksama tiap argumen, lingkari mana premis dan konklusi. 2. Jangan menghitung kalimat yang bukan pernyataan. 3. Keluarkan pernytaaan yang redundan dan tidak relevan. 4. Gunakan panah untuk menunjukkan bukti- bukti yang mendukung konklusi. 5. Tunjukkan premis2 bebas dengan arah panah dari premis ke konklusi yang dikalim mendukung konklusi.