SIKLUS PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI Addr : : Contact No :
SDLC adalah proses yang mencoba memahami bagai- mana sistem informasi dapat mendukung proses bisnis, bagaimana mendesainnya, membangunnya, dan mengimplementasikannya ke user. Proses pemahaman dilakukan secara sistematis melalui setiap phase pengembangan, dimana setiap phase memiliki standar output Menggunakan “gradual refinement”
Planning ◦ Why build the system? Analysis ◦ Who, what, when, where will the system be? Design ◦ How will the system work? Implementation ◦ System delivery
Tahapan proses penting untuk mengetahui kenapa sistim tersebut dibangun, dan menjelaskan peng- alokasian sumber daya untuk membangun sistem tersebut. Inisiasi Proyek Analisa Kelayakan Manajemen Proyek
Tahapan proses untuk mengetahui apa yang akan dilakukan oleh sistim, siapa yang akan meng- gunakannya, dimana dan kapan sistem tersebut akan digunakan. as-is system dan to-be sistem Requirement gathering System proposal
Tahapan proses untuk mengetahui bagaimana sistim akan beroperasi, meliputi hardware, software, data- base, program, user interface yang dibutuhkan oleh sistim tersebut Strategi desain Arsitektur sistim Spesifikasi database dan file Kode program
Tahapan proses untuk mengeksekusi sistim secara real Konstruksi Instalasi Support
ProcessProduct Planning Analysis Design Implementation Project Plan System Proposal System Specification New System and Maintenance Plan
Metodologi pengembangan sistem merupakan kerangka formal dalam mengimplementasikan konsep SDLC untuk mengembangkan/membangun suatu sistem informasi
Structured Design Step-by-step Waterfall, Parallel Rapid Application Development (RAD) Developed quickly Phase, Prototyping, Throwaway-Prototype Agile Development Programming centric & iterative Extreme Programming
Memahami kebutuhan system secara mendalam. Meminimalisasi terjadinya perubahan kebutuhan selama proyek berjalan. Memerlukan waktu yang relatif lama untuk menyelesaikan proyek. Tidak adaptif terhadap perubahan (kembali ke awal).
Terdiri dari sub-sub proyek yang bisa dikerjakan paralel. Mempercepat waktu penyelesaian proyek. Memerlukan lebih banyak resource. Memerlukan lebih banyak dokumentasi. Terkadang timbul masalah integrasi, butuh penyesuaian.
Mempercepat waktu penyelesaian proyek. Mendukung proses pembelajaran. Adaptif terhadap perkembangan kebutuhan. User proaktif. Kebutuhan berkembang diluar konteks.
User proaktif. Adaptif terhadap perkembangan kebutuhan. Kebutuhan dapat ditangkap secara langsung. Analisa kebutuhan tidak dilakukan secara mendalam (single point of view).
User proaktif. Adaptif terhadap perkembangan kebutuhan. Analisa kebutuhan dilakukan secara mendalam (stable & reliable). Waktu penyelesaian proyek relatif lama.
kriteria yang harus dimiliki tim pengembang: communication, simplicity, feedback, courage Komunikasi antara user dan developer berlangsung intim. Waktu penyelesaian proyek relatif cepat. Perencanaan dan analisa kurang matang. Tanpa komitmen dan disiplin tinggi proyek akan “chaos”
Ability to Develop System Structured MethodologiesRAD Methodologies Agile Methodologies WaterfallParallelPhasedPrototyping Throwaway Prototype XP With unclear user requirementPoor GoodExcellent With unfamiliar technologyPoor GoodPoorExcellentPoor That are complexGood PoorExcellentPoor That are reliableGood PoorExcellentGood With a short time schedulePoorGoodExcellent GoodExcellent With schedule visibilityPoor Excellent Good
Buat paper yang menjelaskan mengenai siklus pengembangan sistem menggunakan metodologi Scrum dan Dynamic Systems Development Method (DSDM), meliputi: a. Bagaimana metodologi tsb. Digunakan/bekerja ? b. Apa saja keuntungan dan kerugian menggunakan metodologi tsb. ? c. Gambarkan siklus/tahapan metodologi tsb. ?