ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line)
ADSL melakukan pengiriman sinyal dengan cepat melalui sambungan telepon biasa dengan kecepatan 512 kbps (upstream) dan 8 Mbps (downstream) ADSL merupakan salah satu keluarga xDSL bersama-sama dengan HDSL, SHDSL, SSDSL, VDSL dan lain-lain. Penelitian teknologi ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line) sendiri pertama kali dimulai pada tahun 1989 yang dilakukan oleh perusahaan Bell Core. Kemudian diawal tahun 1990 berbagai uji coba dilakukan di Amerika, Eropa dan Jepang. Pada saat itu aplikasi teknologi ADSL ini hanya sebatas pada VOD (Video On Demand ) menyaksikan suatu acara (program TV, video film dan sejenisnya) Kecepatan akses untuk download dan upload pada VOD berbeda (asymmetric)
Defenisi ADSL Teknologi ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line) adalah suatu teknologi MODEM yang memiliki kecepatan transfer data sebesar 1,5 - 8 Mbps untuk mendukung implementasi layanan multimedia pada jaringan broadband dengan menggunakan satu pair kabel tembaga Disebut asymmetric karena laju kecepatan transmisi dari dua arah berbeda, dimana kecepatan dari arah downstream adalah 1,5-8 Mbps sedangkan bit rate upstream 16-640 Kbps. Perbedaan kecepatan tersebut terjadi karena pada dasarnya kebutuhan koneksi internet lebih banyak untuk pengambilan data ( download) di bandingkan untuk pengiriman informasi ( upload).
Transmisi ADSL bekerja sampai jarak 5,48 km pada sepasang kawat tembaga pilin (single twisted pair). Bersama dengan akses Internet, perusahaan telekomunikasi lebih memungkinkan untuk dapat memberikan layanan akses LAN jarak jauh (remote LAN) dan layanan VOD (video - on-demand) melalui ADSL Modem ADSL digunakan pada frekuensi di atas 4 KHz
ADSL membagi bandwidth menjadi beberapa bagian sebagai berikut : Band frekuensi rendah (0 ~ 4 KHz) untuk voice (POTS) atau fax (system dial up) Band frekuensi tinggi (26 KHz ~ 1.1 MHz) untuk data. Antara 4KHz – 26KHz digunakan sebagai guard band
Tipe dan standarisasi ADSL Akhir tahun 1998 ADSL ditetapkan juga sebagai standar untuk keperluan per-internet-an dengan kecepatan yang bisa diubah-ubah dengan nama standar ANSI T1.413 Issue 2. Pengesahan standar internasional untuk xDSL disahkan oleh ITU (International Telecommunications Union) pada pertemuan yang dinamakan ITU-T SG15/Q4, dengan berdasarkan pada standar ANSI T1.413 Issue 2 ditambah dengan option-option untuk disesuaikan dengan kondisi negara-negara yang bersangkutan, ditambahkan lagi dengan standar Annex. Pada bulan Juni tahun 1999 ditetapkan standar internasional untuk xDSL dengan nama G.992.1 (G.dmt). Umumnya, penggunaan ADSL untuk rumah-rumah menggunakan versi ADSL Lite.
Set Up Jaringan ADSL Cara kerja ADSL adalah berupa proses dial-up connection. Jika ada permintaan dari user untuk akses internet, maka modem ADSL sisi sentral akan langsung memprosesnya (sebelumnya dilakukan pemisahan di splitter informasi yang diminta berupa data atau suara). Informasi tersebut akan dilewatkan melalui MDF-RK-DP-KTB, kemudian di sisi pelanggan informasi data tersebut masuk ke splitter lagi, jika informasinya berupa akses internet (data) maka akan disalurkan ke modem ADSL sisi pelanggan kemudian diteruskan ke PC user, jika berupa suara maka dari splitter langsung ke telepon, Jika yang diminta video maka dari splitter masuk ke modem ADSL lalu masuk ke Set Top Box (STB) baru ke layer TV.
Konfigurasi umum ADSl dengan jaringan kabel tembaga.
Teknik Modulasi Secara umum ada dua standar modulasi yang digunakan ADSL. CAP (Carrierless Amplitude Phase) dan DMT (Discrete Multi Tone). CAP adalah teknik modulasi yang digunakan pada ADSL di awal perkembangannya. Teknik ini membagi spektrum frekuensi yang dilalukan pada kabel ADSL menjadi kanal suara (0-4KHz), kanal upstream data (25-138KHz), dan kanal down stream data (240KHz ke atas). Pemisahan ini dimaksudkan untuk meminimalisasi kemungkinan interferensi antar kanal. DMT adalah metoda yang paling banyak digunakan pada ADSL saat ini terutama pada modulasi G.dmt dan G.lite, DMT akan membagi frekuensi menjadi 256 kanal yang masing-masing lebarnya 4.3125KHz. Dengan menggunakan algoritma FFT (Fast Fourier Transform) untuk melakukan modulasi QAM (Quadrature Amplitude Modulation) di setiap kanal dapat di atur secara terpisah kecepatan data yang dikirim. Dengan cara ini DMT dapat mengeliminasi salah satu kanal-nya jika ada gangguan / interferensi di kanal tersebut, interferensi yang sering masuk antara lain dari radio pemancar broadcast AM yang memang frekuensi-nya dalam satuan ratusan KHz. Pada saat ini, DMT (Discrete Multitone) lebih di sukai daripada CAP. jaringan ADSL Telkom tampaknya menggunakan G.dmt.
Alokasi kanal DMT adalah sebagai berikut Downstream: G.dmt membagi 26 s/d 1104 kHz menjadi 249 sub-kanal G.lite membagi 26 s/d 578 kHz menjadi 127 sub-kanal Upstream: 26 s/d 138 kHz, menjadi 25 sub-kanal upstream
Modem ADSL menggunakan teknik modulasi multicarrier atau lebih dikenal dengan istilah DMT ( Discrete Multitone ) karena mampu mengalokasikan bandwidth untuk transmisi data sehingga transmisi dari tiap sub kanal lebih maksimal. Teknik multiplexing yang digunakan pada teknologi ADSL adalah melalui FDM (Frekuensi Division Multiplexing) atau Echo Cancellation. Keuntungan sistem modulasi DMT ini adalah memiliki karakteristik saluran yang sangat baik dalam penyaluran data/sinyal/informasi, baik dari segi loss (hilangnya data) maupun noise. Hal ini disebabkan karena adanya pembagian pada frekuensi carrier menjadi sub carrier tadi. DMT merupakan standar ANSI T1.413 yang ditetapkan pada tahun 1995 untuk modulasi demodulasi pada ADSL.
struktur model adsl blok struktur modem ADSL yang menggunakan sistem modulasi DMT Pertama-tama data input di-frame-kan, kemudian dijadikan kode (Coding) dengan menggunakan rangkaian pengkode Untuk mencegah kesalahan pada kode-kode data, pada proses pengkodean ini disertakan kode tambahan lain yang bertujuan untuk melakukan pembetulan bila nantinya terjadi kasalahan data Seletah itu dimodulasikan (encoder) dengan rangkaian modulator DMT (constellation encoder). Lalu sinyal output (sinyal digital) tadi dianalisa dengan menggunakan rangkaian IDFT (Inverse Discrete Fourier Transform). Setelah itu dikonverterkan dengan DAC (Digital to Analog Converter) yang sebelum dilewatkan ke rangkaian P/S (Paralel/Serial) Rangkaian (line) driver di sini berfungsi meng-amplitude-kan sinyal-sinyal output analog dari rangkaian DAC. Setelah itu dengan melalui rangkaian hybrid, output-an dari rangkaian driver dialirakan ke sambungan (line) telepon.
Pertama-tama data input di-frame-kan, kemudian dijadikan kode (Coding) dengan menggunakan rangkaian pengkode Untuk mencegah kesalahan pada kode-kode data, pada proses pengkodean ini disertakan kode tambahan lain yang bertujuan untuk melakukan pembetulan bila nantinya terjadi kasalahan data Seletah itu dimodulasikan (encoder) dengan rangkaian modulator DMT (constellation encoder). Lalu sinyal output (sinyal digital) tadi dianalisa dengan menggunakan rangkaian IDFT (Inverse Discrete Fourier Transform). Setelah itu dikonverterkan dengan DAC (Digital to Analog Converter) yang sebelum dilewatkan ke rangkaian P/S (Paralel/Serial) Rangkaian (line) driver di sini berfungsi meng-amplitude-kan sinyal-sinyal output analog dari rangkaian DAC. Setelah itu dengan melalui rangkaian hybrid, output-an dari rangkaian driver dialirakan ke sambungan (line) telepon.
Prinsip kerja (proses) rangkaian penerima Pada modem terdapat rangkaian pengirim dan penerima yang satu sama lain terpisah. Baik sinyal dari rangkaian pengirim maupun sinyal dari rangkaian penerima menggunakan sepasang saluran telepon yang sama. Rangkaian hybrid bertugas memisahkan sinyal pengirim yang dilewatkan di atas saluran telepon dan sinyal penerima dialirkan ke rangkaian penerima. Prinsip kerja (proses) rangkaian penerima kebalikan rangkaian pengirim, .Sinyal input yang masuk dari saluran telepon diperkuat dengan rangkaian penguat LNA (Low Noise Amplifier).
Sekian Terimakasih