LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI Oleh : Kelompok II Nizar Ardhanianto Desra Zullimansyah Hetto Agus F Harahap Noer Vana Dwi Prasetyo Sahrapandi Suparni
1. Maksud & Tujuan Untuk memahami dan mengaplikasikan di tempat kerja nantinya mengenai teknik-teknik pengelolaan kawasan konservasi yang disesuaikan dengan keadaan lapangan serta kondisi sosial ekonomi masyarakat yang didasarkan pada UU, PP, Perda dan kebijakan-kebijakan yang ada. Untuk mengetahui keadaan potensi kawasan dan pengelolaan kawasan konservasi yang sebenar-benarnya di lapangan sebagai acuan atau penunjang kegiatan-kegiatan konservasi yang akan dilakukan di tempat kerja masing-masing.
Kegiatan Praktek Inventarisasi Flora & fauna (KRUS) 1. Flora 2. Fauna 3. Potensi Lainnya Pengelolaan Kawasan (KRUS) 1. Pembinaan habitat 2. Pengamatan Obyek yang ada di KRUS Pengelolaan Kawasan Pusat Rehabilitasi Orangutan (Yayasan BOS)
1. Strata Tajuk Pada dasarnya di bagian bawah di huni oleh jenis-jenis serangga, hewan mamalia,seperti Babi, pada strata tengah lebih dominant jenis hewan pengerat (tupai dan ular) sedangkan untuk strata atas lebih dominant jenis unggas ( burung berkicau ). 2. Ketersediaan Makanan Strata Bawah : Makanan dan buah-buahan atau daun-daunan yang gugur. Strata Tengah : Lebih didominansi ranting-ranting maupun buah-buahan dan daun-daunan. Strata Atas : Didominansi oleh Buah-buahan
3. Rantai Makanan Urut-urutan proses rantai makanan pada petak I ( klmpok II), ialah : Dari daun atau buah (produsen) dimakan oleh serangga / hewan mamalia(konsumen I) dimakan oleh ular /tupai (konsumen II) kemudian dimakan oleh elang (konsumen III), selanjutnya di uraikan oleh cacing atau sejenisnya yang kemudian menjadi humus. 4. Kerapatan Tumbuhan Kerapatan tumbuhan kurang begitu dominan karena banyaknya jenis tumbuhan lain dan pengganggu (gulma),seperti alang-alang.
5. Keanekaragaman jenis Jenis tumbuhan yang mendominansi adalah Mahang (Macaranga sp), sedangkan jenis yang ada pada Plot ini : Pala, Rambutan, Puspa, Jambu-jambuan, dan Medang. 6. Kelembaban pada habitat Karena pada plot ini agak terbuka keadaan hutannya maka kelembaban pada habitatnya pun jadi rendah ( suhu jadi naik ) 7. Proses penguraian bahan organic pada lantai hutan Penguraian bahan organic pada lantai hutan di plot ini agak rendah, terbukti dengan masih adanya daun-daunan atau buah-buahan yang jatuh ke tanah belum terurai dengan baik padahal kalau dilihat dari fisik daun atau buah yang jatuh bisa dikatakan sudah lama berada di lantai hutan tersebut.
Potensi lainnya Adapun potensi lainnya yang dapat dimanfaatkanlah adalah : 1.untuk penelitian dan pendidikan, 2.cadangan air bersih, 3.wisata atau agrowisata, 4.sarana perkemahan dan, 5.budidaya anggrek serta tanaman hias.
Inventarisasi Fauna Metode Inventarisasi yang digunakan sama seperti diatas. Pengidentifikasian fauna dilakukan dengan cara melihat jejak, sarang, mendengar bunyi dan melihat langsung. Pada saat kegiatan identifikasi fauna ini, dari petak satu sampai dengan petak ketiga kami menemukan jejak babi (dicetak dengan Gip), mendengar suara burung ( Pipit, Kacer, Beo, Punai, Cicirak, dan Murai Batu ) dan melihat Ular, Cacing tanah, Tikus hutan, Semut, Jangkrik, Kupu-kupu, Kampret/Kelelawar dan Tupai (data hasil pengamatan satwa terlampir).
Inventarisasi Flora Metode Inventarisasi yang digunakan adalah Metode Jalur/Transek, dimana pada setiap jalur ada 3 petak ukur/plot dengan panjang jalur ± 100 m dan ukuran perpetaknya adalah 20 m X 20 m. Flora yang di identifikasi hanya pohon saja. Petak pertama terdapat 6 jenis pohon, yaitu Mahang, Rambutan, Pala, Puspa, Medang dan Jambu-jambuan. Pada Petak ini jenis yang mendominasi ialah jenis Mahang (Macaranga Sp.) sejumlah 25 pohon dengan rata-rata diameter 18 cm. Petak kedua ditemukan pohon jenis puspa ( Schima Sp. ) sebanyak 8 pohon dan Jambu-jambuan (Eugenia sp) sebanyak 3 pohon. Petak ketiga ditemukan pohon jenis puspa, mahang, jambu-jambuan, ulin dan anglai (phn buah).