MENGENAL BEBAN MENTAL.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
MANUAL HANDLING Manual Handling :
Advertisements

PSIKOLOGI KERJA Dr. Bing Wantoro, MS, SpOk.
KELELAHAN KERJA DWI HURRIYATI, S.Psi., M.Si..
KEPERAWATAN BENCANA TERHADAP ANAK
Senam Hamil; Langkah bijak mempersiapkan persalinan
STRESS KERJA.
Perilaku Organisasi Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
STRESS DALAM PEKERJAAN
TEKANAN (STRESS) DAN INDIVIDU
STRESS DALAM PEKERJAAN
Aspek Ergonomi Dalam IMK
ASPEK ERGONOMIK.
Human Faktor dan Ergonomi (D0482) Konsep Dasar dan Aplikasinya
BURNOUT PERAWAT Sumijatun.
NAMA : KELOMPOK5 Lena Morita Mayliana Mariskha Ester Yuni Pratamasari
TEKANAN (STRESS) DAN INDIVIDU
Penyuluhan kesehatan. 1.A.R.Yulia Sunarti, S. Kep 2.Almira Gandhi, S. Kep 3.Andina Ariesta Putri, S. Kep 4.Asnel Sartika, S. Kep 5.Firda Damba Wahyuni,
STRESS DAN CARA MENGATASINYA
MANAJEMEN SHIFT KERJA. MANAJEMEN SHIFT KERJA.
STRESS KERJA PERTEMUAN KE 8.
A. Pengertian dan Akibat stress
BEKERJA CERDAS “WORKING SMART”
STREsS.
LATIHAN FISIK PADA LANSIA
STRESS KERJA.
PSIKOSOSIAL PADA PASIEN DENGAN MASALAH SISTEM HEMAIMMUNOLOGI
PENGELOLAAN SDM : MANAJEMEN STRES KERJA
ADAPTATION SKILLS.
Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada PT
Fariht Hanna Annisa, S.Pd BK A PPs UNY
7. Stress and Individual : Stress Work Model
Stress dan Individu Perilaku Organisasi.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Stress dan Manajemen Stress
STRESSOR PADA LANSIA Oleh; Syaifurrahaman Hidayat, S.Kep.,Ns.
Menyampaikan Berita Duka
Oleh: Andri Wijaya, S.Pd., S.Psi., M.T.I.
STRESS KERJA.
(efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien)
Mengenal Gejala Gangguan Jiwa
OLEH: WINNY PUSPASARI THAMRIN
Health Psychology Sumber: King, 2008, Ch. 16.
STREsS.
SIKAP, KARIR DAN STRES.
MSDM – Handout 12 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
STRESS DALAM PEKERJAAN / Meiza86
Dr. Iphov Kumala Sriwana, ST., M.Si
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Stres....
Kurangi Stres di Pagi Hari dengan 10 Langkah Sederhana
Devi Baniarti Eka Novitasari Eva Laili Rahmawati Nini Ariani
YENY DURIANA WIJAYA, M.Psi., Psi
MSDM – Handout 12 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
PSIKOLOGI KECEMASAN.
CARA MENGOLAH DAN MENGANALISIS
STREsS.
ERGONOMI DAN FAAL KERJA OLEH KELOMPOK 5 Alief Wijayanto Vivi Sefrinta Izza Afkarina Dewi Titah
Manajemen Stres TUJUAN PEMBELAJARAN  Peserta pelatihan dapat Mengetahui gambaran umum mengenai Definisi Stress  Peserta dapat Mengetahui Penyebab dan.
Analisis Beban Mental Menggunakan Metode National Aeronautics and Space Administration-Task Load Index (NASA-TLX) di PPPPTK BMTI di Departemen Mesin Oleh:
STRESS DALAM PEKERJAAN
TEKANAN (STRESS) DAN INDIVIDU
MSDM – Handout 12 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
STRESS KERJA.
Ergonomi: sistem kerangka dan otot manusia
Konsep kebutuhan istirahat dan tidur Eri riana pertiwi.
JOB SATISFACTION. KEPUASAN KERJA Kepuasan kerja didefinisikan sebagai keadaan emosional yang menyenangkan sebagai hasil dari penilaian terhadap suatu.
M ANAJEMEN STRESS Ns. EVIN NOVIANTI,MKep.Sp.Kep.J.
FAKTOR ERGONOMI & PSIKOLOGI
MSDM – Handout 12 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Transcript presentasi:

MENGENAL BEBAN MENTAL

Beban Kerja Beban kerja merupakan : Tuntutan fisik dan mental yang timbul ketika seseorang melakukan satu ataupun kombinasi pekerjaan (Sanders & McCormick, 1987) Beban kerja timbul akibat kombinasi antara tuntutan tugas dan sumberdaya yang dimiliki seorang individu

Beban Kerja Mental Beban Kerja Mental (Mental Workload/MWL) adalah tingkat (level) attentional resource (perhatian) yang diperlukan untuk memenuhi kriteria performansi objektif maupun subjective dari suatu pekerjaan

Beban kerja mental antara lain disebabkan karena: Keharusan untuk tetap dalam kondisi kewaspadaan tinggi dalam waktu yang lama Kebutuhan untuk mengambil keputusan yang melibatkan tanggung jawab besar Menurunnya konsentrasi akibat aktivitas yang monoton Kurangnya kontak dengan orang lain, terutama untuk tempat kerja yang terisolasi dengan orang lain.

Analisis beban kerja merupakan salah satu subbagian dalam melakukan perancangan kerja. Kenapa beban kerja harus dianalisis?

WORKLOAD DEMAND < HUMAN CAPACITY Dalam ergonomi, prinsip dalam perancangan kerja adalah dengan tetap menjaga agar demand pekerjaan kurang dari kapasitas manusia. WORKLOAD DEMAND < HUMAN CAPACITY Workload atau beban kerja merupakan usaha yang harus dikeluarkan oleh seseorang untuk memenuhi “permintaan” dari pekerjaan tersebut. Sedangkan Capacity adalah kemampuan/kapasitas manusia. Kapasitas ini dapat diukur dari kondisi fisik maupun mental seseorang.

Misalkan suatu pekerjaan kuli angkut mempunyai “demand” berupa mengangkat 100 karung per hari. Jika pekerja hanya mampu mengangkat 50 karung per hari, berarti pekerjaan tersebut melebihi kapasitasnya.

Perhitungan Beban kerja setidaknya dapat dilihat dari 3 aspek, yakni fisik, mental, dan penggunaan waktu. Aspek fisik meliputi perhitungan beban kerja berdasarkan kriteria-kriteria fisik manusia. Aspek mental merupakan perhitungan beban kerja dengan mempertimbangkan aspek mental (psikologis). Sedangkan pemanfaatan waktu lebih mempertimbangkan pada aspek penggunaan waktu untuk bekerja.

Akibat Berlebihnya Beban Mental: Hasil kerja (kualitas dan kuantitas) yang tidak memuaskan Sering terjadi kecelakaan kerja atau kejadian yang hampir berupa kecelakaan Pekerja sering melakukan kesalahan (human error) Pekerja mengeluhkan adanya nyeri atau sakit pada leher, bahu, punggung, atau pinggang Pekerja terlalu cepat lelah dan butuh istirahat yang panjang Komitmen kerja yang rendah Rendahnya partisipasi pekerja dalam sistem sumbang saran atau hilangnya sikap kepedulian terhadap pekerjaan bahkan keapatisan

Pengukuran Beban Kerja Mental

Beban Kerja Mental Beban kerja mental adalah perbedaan tuntutan kerja mental dengan kemampuan mental yang dimiliki oleh pekerja. Beban kerja yang timbul dari aktivitas mental dapat disebabkan oleh : Keharusan untuk tetap dalam kewaspadaan tinggi dalam waktu lama Kebutuhan untuk mengambil keputusan yang melibatkan tanggung jawab besar Menurunnya konsentrasi akibat aktivitas yang monoton Kurangnya sosialisasi akibat tempat kerja yang terisolasi

Cara Pengukuran Beban Kerja Mental Primary Task Performance Measures Secondary Task Performance Measures Physiological Measures Subjective Ratings

Stress Seyle membagi stress menjadi dua: Stress yang positif (eustress) Konstruktif Menghasilkan sesuatu yang positif Stress yang negatif (distress) Destruktif Menghasilkan sesuatu yang negatif

Psikologis yang berkaitan dengan sikap Stresor Tingkat Kelompok Perilaku manajerial Kurangnya kekompakan Konflik dalam kelompok Perbedaan status Tingkat Individual Tuntutan pekerjaan Konflik peran Pengendalian lingkungan yang dirasakan Hubungan dengan supervisor’ Beban kerja Ekstraorganissional Keluarga Ekonomi Waktu yang berubah Polusi,panas, kepadatan, udara Tingkat Organisasi Kebudayaan Struktur Teknologi Pengenalan dan perubahan dalam kondisi kerja Psikologis yang berkaitan dengan sikap Kepuasan kerja Komitmen organisasional Keterlibatan dgn pekerjaan Kepercayaan diri Kepenatan Emosi Depresi Keperilakuan Ketidakhadiran Turnover Kinerja Kecelakaan Penyalahgunaan substansi Kognitif Pengambilan keputusan yang buruk Kurang konsentrasi Mudah lupa Kesehatan Fisik Sistem kardiovaskuler Sistem kekebalan Sistem muskuloskeletal Sistem gastrointestinal Hasil Stress yang dirasakan Perbedaan Individual Keturunan, usia, kemampuan pribadi, jenis kelamin,dukungan sosial, ciri kepribadian, pekerjaan

Gejala Yang Anda Rasakan Tahap 1 No. Gejala Yang Anda Rasakan Jawaban YA TDK 1 Semangat bekerja besar   2 Dapat melakukan pekerjaan anda tanpa mengalami gangguan penglihatan 3 Mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya 4 Senang dengan pekerjaan dan bertambah semangat / merasa tertantang jika beban kerja bertambah

Tahap 2 Merasa letih saat bangun pagi No. Yang Anda Rasakan Jawaban YA TDK 5 Merasa letih saat bangun pagi   6 Setelah istirahat makan siang, tubuh merasa lelah kurang semangat 7 Lekas lelah menjelang sore hari 8 Ada keluhan lambung / perut 9 Jantung terasa berdebar 10 Otot-otot terasa tegang 11 Anda kurang dapat bersantai / menikmati aktivitas anda sehari-hari

Tahap 3 Anda sering mengalami gangguan pencernaan No. Yang Anda Rasakan Jawaban YA TDK 12 Anda sering mengalami gangguan pencernaan   13 Ketegangan otot setelah bekerja masih dirasakan pada keesokan harinya 14 Anda sering merasa tidak tenang / cemas 15 Anda sulit untuk mulai tidur, terbangun tengah malam dan sulit kembali tidur, atau terbangun terlalu pagi dan tidak dapat kembali tidur 16 Tubuh sering merasa melayang

Tahap 4 Jenuh dengan aktivitas anda sehari-hari No. Yang Anda Rasakan Jawaban YA TDK 17 Jenuh dengan aktivitas anda sehari-hari   18 Anda membutuhkan waktu untuk merespons suatu masalah 19 Kurang dapat memenuhi jadwal kegiatan yang telah anda rancang 20 Sering mengalami mimpi buruk 21 Sering menolak ajakan keluar rumah 22 Anda sulit berkonsentrasi setelah bekerja seharian 23 Sering timbul rasa takut / cemas tanpa sebab

Gejala Yang Anda Rasakan Tahap 5 No. Gejala Yang Anda Rasakan Jawaban YA TDK 24 Anda merasakan kelelahan fisik dan mental yang mendalam   25 Tidak mampu menyelesaikan pekerjaan sehari-hari 26 Anda mengalami gangguan pencernaan yang akut 27 Sering merasa takut, cemas, mudah bingung, dan kepanikan jika dihadapkan pada keadaan yang tidak biasa

Gejala Yang Anda Rasakan Tahap 6 No. Gejala Yang Anda Rasakan Jawaban YA TDK 28 Jantung berdebar keras seperti habis lari   29 Sering mengalami sesak nafas 30 Sekujur badan terasa gemetar, dingin, disertai keringat yang bercucuran 31 Kehilangan tenaga untuk beraktivitas 32 Mengalami pingsan

NASA TLX NASA TLX (Taskload Index) merupakan alat pengukuran beban kerja mental secara subyektif yang dikembangkan oleh Sandra G. Hart (NASA-Ames Center) dan Lowell E. Stavelan (San Jose State University) pada tahun 1981

Dimensi Notasi Nilai Deskripsi Kebutuhan Fisik KF Rendah/tinggi Seberapa banyak aktivitas fisik yang dibutuhkan. Apakah tugas itu mudah atau sulit untuk dikerjakan, gerakan yang dibutuhkan cepat atau lambat, melelahkan atau tidak Kebutuhan Mental KM Rendah/Tinggi Seberapa tinggi aktivitas mental dan persepsi yang dibutuhkan (berpikir, memutuskan, menghitung, mengingat, memperhatikan, mencari dst). Apakah tugas tersebut mudah atau sulit untuk dikerjakan, sederhana atau kompleks, memerlukan ketelitian atau tidak Kebutuhan waktu KW Seberapa besar tekanan waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas. Apakah anda bekerja dengan cepat atau lambat Performansi PF Seberapa sukses anda menyelesaikan pekerjaan yang ditetapkan oleh atasan anda? (Apakah anda punya target sendiri). Apakah anda puas dengan performansi anda dalam menyelesaikan pekerjaan Usaha U SEberapa keras anda harus bekerja (secara fisik dan mental) untuk mencapai tingkat perfomansi saat ini Tingkat Frustasi TF Seberapa tingakt amat, tidak bersemangat, perasaan terganggu atau stress bial dibandingkan dengan perasaan aman dan santai selama bekerja.

Tahapan NASA TLX Pembobotan (weighted) Memilih faktor yang dominan No Pasangan Pilihan 1 KF/KM KM 2 KF/KW KW 3 KF/PF KF 4 KF/U U 5 KF/TF TF 6 KM/KW 7 KM/PF 8 KM/U 9 KM/TF 10 KW/PF PF 11 KW/U 12 KW/TF 13 PF/U 14 PF/TF 15 U/TF Tahapan NASA TLX Pembobotan (weighted) Memilih faktor yang dominan KF = 1 KM = 4 KW = 2 PF = 2 U= 3 TF = 3

Tahapan NASA TLX- Rating Kebutuhan Fisik 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Sangat rendah Sangat tinggi Kebutuhan Mental 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Sangat rendah Sangat tinggi Kebutuhan Waktu 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Sangat tinggi Sangat rendah

Tahapan Nasa TLX- Rating Performansi 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Sangat rendah Sangat tinggi Usaha 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Sangat rendah Sangat tinggi Tingkat Frustasi 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Sangat tinggi Sangat rendah

Tahapan NASA TLX-Pengolahan Data Menghitung Nilai Produk Nilai Produk KF = 1 x 70 =70 Nilai Produk KM = 4 x 90 = 360 Nilai Produk KW = 2 x 70 = 140 Nilai Produk PF = 2 x 70 = 140 Nilai Produk U = 3 x 80 = 240 Nilai Produk TF = 3 x 90 = 270 Menghitung Nilai WWL (weighted workload) 70 + 360 + 140 + 140 + 240 + 270= 1220 Menghitung rata-rata WWL = 1220/15 = 81.33

Category Scale Very high 81-100 High 61 - 80 Moderate 41 - 60 Low 21 - 40 Very Low 0 - 20

Dian Mardi Safitri, Winnie Septiani, Nur Astriyani Amalia Intervensi Ergonomi untuk Menurunkan Beban Kerja Mental Tenaga Pemasaran Asuransi Dian Mardi Safitri, Winnie Septiani, Nur Astriyani Amalia Laboratorium Desain Sistem Kerja dan Ergonomi, Jurusan Teknik Industri Universitas Trisakti, Jakarta

Temuan

Aktivitas Karyawan Setiap tenaga pemasaran mempunyai target awal mendapatkan tiga nasabah pada tiga bulan pertama. Tenaga pemasaran harus memenuhi target premi minimal sebesar Rp. 1.500.000 Jika tenaga pemasaran tidak memenuhi target tersebut maka tenaga pemasaran akan dikenakan surat peringatan, jika dalam waktu enam bulan dari dikeluarkannya surat peringatan masih belum memenuhi target premi maka tenaga pemasaran yang bersangkutan akan dikeluarkan. Menyusun dan melaporkan rencana kerja serta hasilnya dalam kurun waktu satu tahun. Hal ini menuntut tenaga pemasaran harus memiliki rencana kerja yang baik dan hasil yang maksimal dalam jangka waktu yang sempit yaitu satu tahun. Selalu melakukan tindak lanjut (follow up) atas pendekatan yang dilakukan kepada nasabah. Tenaga pemasaran dituntut cerdas dan cekatan, serta terus berusaha meyakinkan prospek sehingga prospek bersedia jadi nasabah. Mendengarkan saran dan keluhan nasabah. Tenaga pemasaran sering kali dihadapkan oleh nasabah yang selalu mengeluh, hal ini mengakibatkan tambahan beban kerja mental pada tenaga pemasaran.

Hasil Penelitian Pendahuluan Karyawan lebih banyak melakukan aktivitas dengan sisi kognitif (mental) Sebagian besar karyawan dengan tipe kepribadian A yang cenderung rentan terhadap stres dengan rata-rata skor nilai 65,45 Karyawan mengalami tingkat stress yang tinggi (rata-rata skor 4,82) Beban kerja mental diukur dengan metode NASA-TLX. Pengukuran beban kerja mental pada kondisi awal menunjukkan skor 82,67 (tinggi).

Tujuan Penelitian melakukan intervensi ergonomi untuk menurunkan beban kerja mental tenaga pemasaran asuransi

Terapi Pijat Dan Musik Tahap Pertama : Sebelum memulai terapi Pijat dan Terapi Musik, karyawan sebaiknya mencuci bersih kedua tangan kemudian mencari tempat yang nyaman dan tenang untuk memulai sesia terapi.

Tahap Kedua : Karyawan dapat mendengarkan musik melalui speaker pada PC atau laptop, atau bisa juga menggunakan headphone.

Tahap Ketiga Buka pergelangan tangan kanan, pijat area di tengah pergelangan tangan dengan ibu jari tangan kiri. Lakukan selama 5-10 detik. Ulangi gerakan yang sama untuk tangan kiri

Tahap Keempat Duduk dengan tegak, angkat dan genggam tangan kemudian buka tangan. Tahan posisi ini selama 5-10 detik. Lakukan gerakan ini sebanyak 3-5 kali.

Tahap Kelima Genggam punggung tangan kiri dengan tangan kanan. Lakukan selama 5-10 detik. Ulangi gerakan sebanyak 3-5 kali. Ganti tangan dan ulangi gerakan yang sama

Tahap Keenam Letakkan tangan di ubun-ubun kepala, lalu lakukan gerakan menekan dan memijat perlahan dengan jari-jari, kemudian trempatkan jemari di kening, perlahan-lahan usap dan pijat kening. Lakukan selama 5-10 detik. Ulangi gerakan sebanyak 3-5 kali

Tahap Ketujuh Tempelkan ibu jari ke tengah kening. Tekan dan pijat perlahan selama 5-10 detik. Ulangi gerakan sebanyak 3-5 kali

Tahap Kedelapan Pegang bagian belakang kepala dengan tangan kiri. Letakkan ujung-ujung jari tangan kanan di tengah kening. Tekan dan pijat perlahan titik di pertengahan kening selama 5-10 detik.

Tahap Kesembilan Tarik siku kiri dengan tangan kanan. Tahan posisi ini selama 5-10 detik.Ulangi gerakan pada siku kanan

Tahap Kesepuluh Karyawan dapat membayangkan gelombang suara itu datang dari speaker atau headphone dan mengalir keseluruh tubuhnya. Bukan hanya dirasakan secara fisik tapi juga difokuskan dalam jiwa.

Rekapitulasi Beban Kerja Mental Setelah Penerapan Terapi Pijat dan Musik Pop, Terapi Pijat dan Musik Jazz, serta Terapi Pijat dan Musik Klasik Rata – rata WWL Terapi Pijat dan Musik Pop Rata – rata WWL Terapi Pijat dan Musik Jazz Rata – rata WWL Terapi Pijat dan Musik Klasik 56,91 57,77 58,72 Masih Tinggi

Terapi Quantum

Hasil Terapi Quantum Hasil pengukuran beban mental dengan menggunakan metode NASA TLX setelah dilakukan terapi quantum menunjukkan skor 40,54. Skor ini termasuk pada penggolongan Beban Kerja Mental rendah.

Hasil Intervensi Perbandingan kinerja karyawan sebelum dan sesudah intervensi ergonomi, dapat dievaluasi dengan menggunakan data premi terjadi peningkatan premi bruto sebesar 23,66% setelah dilakukan intervensi.

Referensi Bassano, Mary. 2009. Terapi Musik dan Warna. Rumpun, Yogyakarta. Dovi, Bellavia Ariestia. 2010. Psikologi Musik Terapi Kesehatan. Golden Terayon Press, Jakarta. Gunawan, Adi W. 2009. Quantum Life Transformation. Gramedia, Jakarta. Kroemer, KHE., Kroemer HB, Kroemer-Elbert, KE. 1994. Ergonomics, How to Design for Ease and Efficiency, Prentice Hall, New Jersey. Mahendra, B. dan Destarina, Yoan. 2009. Pijat Sendiri. Jakarta: Penebar Plus Sanders, Mark S, Ernest Mc Cormick. 1987. Human Factors ini Engineering Design. Mc Graw Hill, New York http://www.dushkin.com/connect/psy/ch12/survey12b.mhtml