TEORI PERILAKU KONSUMEN
Gambaran Umum Dalam bab ini akan dijelaskan tentang perilaku konsumen dalam membelanjakan pendapatan yang diperolehnya supaya memperoleh manfaat / nilaiguna / utility yang maksimum
Consumer’s Behaviour Theory Teori tingkah laku konsumen dibedakan menjadi 2 pendekatan, yaitu : 1. Pendekatan nilai guna kardinal 2. Pendekatan nilai guna ordinal
Teori Nilai Guna Kardinal Dalam teori ekonomi, kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsi barang dan jasa dinamakan nilai guna (utility)
Teori Nilai Guna Kardinal Nilaiguna Total dan Nilaiguna Marjinal The Law of Diminishing Utility Hukum Memaksimalkan Utilitas Efek Penggantian dan Efek Pendapatan Surplus Konsumen
Nilaiguna Total dan Nilaiguna Marjinal Nilaiguna Total (Total Utility = TU) : jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah barang tertentu Nilaiguna Marjinal (Marginal Utility = MU) : penambahan (pengurangan) kepuasan sebagai akibat dari penambahan (pengurangan) penggunaan satu unit barang tertentu
Nilaiguna Total dan Nilaiguna Marjinal
Nilaiguna Total dan Nilaiguna Marjinal
Law of Diminishing Utility The law of diminishing marginal utility merupakan penggambaran hal yang familiar dan kecenderungan mendasar dari perilaku individu. The law of diminishing marginal utility menyatakan: “Jika seseorang mengkonsumsi lebih banyak unit komoditi, maka utilitas akan semakin berkurang”. (Gossen, ekonom German 1854)
Law of Diminishing Utility This law can be explained by taking a very simple example. Suppose, a man is very thirsty. He goes to the market and buys one glass of sweet water. The glass of water gives him pleasure or we say the first glass of water has great utility for him. If he takes second glass of water after that, the utility will be less than that of the first one. If he drinks third glass of water, the utility of the third glass will be less than that of second and so on. The utility goes on diminishing with the consumption of every successive glass water till it drops down to zero. This is the point of satiety. It is the position of consumer’s equilibrium or maximum satisfaction. If the consumer is forced further to take a glass of water, it leads to disutility causing total utility to decline. The marginal utility will become negative
Law of Diminishing Utility Units Total Utility Marginal Utility 1st glass 20 2nd glass 32 12 3rd glass 40 8 4th glass 42 2 5th glass 6th glass 39 -3
Law of Diminishing Utility
Hukum Memaksimalkan Utilitas Pada umumnya, seorang konsumen yang memaksimalkan utilitas menyebarkan pengeluarannya sampai tercapainya keadaan berikut :
Hukum Memaksimalkan Utilitas
Surplus Konsumen Surplus konsumen adalah kelebihan atau perbedaan antara kepuasan total atau total utility (yang dinilai dengan uang) yang dinikmati konsumen dari mengkonsumsikan barang tertentu dengan pengorbanan totalnya (yang dinilai dengan uang) untuk memperoleh atau mengkonsumsikan jumlah barang tersebut.
Surplus Konsumen Income Effect Seorang konsumen pergi ke pasar membeli mangga dan bertekad membeli satu kilo mangga jika harganya Rp.15.000. Sesampainya dipasar ia mendapati bahwa mangga yang diinginkannya hanya berharga Rp.10.000. Jadi, ia dapat memperoleh mangga yang diinginkannya dengan harga Rp.5.000 lebih murah daripada harga yang bersedia dibayarkannya. Nilai Rp.5.000 ini dinamakan Surplus Konsumen.
Teori Nilai Guna Ordinal Indifference Curve (Kurva kepuasan Sama) Budget Constraint (Garis Anggaran) Income Effect dan Substitution Effect
Indifference Curve Kurva kepuasan sama adalah serangkaian titik, yang masing-masing mewakili kombinasi jumah barang X dan barang Y tertentu, yang semuanya menghasilkan tingkat kepuasan yang sama. The indifference curve Slustsky, Russian Econom 1915. Kemudian oleh J.R. Hicks & R.G.D. Allen 1928.
Indifference Curve Point Banana (X) Biscuit (Y) MRTS X for Y A 12 1 B 8 2 4 : 1 = 4 C 5 3 3 : 1 = 3 D 4 2 : 1 = 2 E 1 : 1 = 1
Indifference Curve
Budget Constraint (BC) “Budget line or price line merupakan berbagai kombinasi dua barang yang dapat dibeli dg sejumlah income (Rp) dan harga tertentu".
Budget Constraint (BC) Combination Biscuits Coffee A 10 B 8 1 C 6 2 D 4 3 E F 5 Income : $60 ; Biscuit : $6 ; Coffee : $12
Budget Constraint (BC)
Shift in Budget Constraint
Shift in Budget Constraint
Pemaksimuman Utilitas Y D B C Y* IC3 IC2 A IC1 X* X IC1 dengan titik A dan B menunjukkan kepuasan Konsumen belum optimal, IC2 dengan titik C konsumen mencapai titik optimum IC3 dengan titik D anggaran konsumen tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan barang X dan Y.
Efek Pendapatan dan Efek Substitusi Efek Substitusi, bilamana terjadi kenaikan harga barang X akan menyebabkan naiknya permintaan barang Y. Efek Pendapatan, naiknya harga barang X berakibat penurunan relatif pendapatan konsumen.