Bangunan Peradaban India Materi Sejarah Asia Selatan
Kebudayaan Awal (ca 5000 SM) Paleolitikum + mesolitikum (peralatan besi sudah digunakan) Sungai bukan untuk penyubur tanah, namun suplai air dan penghubung kawasan pegunungan & hutan. Sungai Indus Mohenjo Daro – Harappa (ca 4000 – 2500 SM) Infrastruktur: Jalan, kamar mandi, rumah beratap Pemuja dewi ibu (mother goddess) Kremasi mayat & penyimpanan abu dalam kendi Hancurnya peradaban tidak diketahui pasti, mungkin banjir besar atau wabah penyakit.
Masa Weda & Epos Invasi Indo Arya (2000 – 1000 SM) Berasal dari sekitar Laut Kaspia, Asia Tengah Akar bahasa sama (Hittit, Median, Persia, & Indo Eropa) Ciri-ciri kulit Kekayaan diukur dengan ternak: ”hasrat memiliki banyak sapi” Pernikahan monogami & larangan menikah lintasras Belum ada kasta Rajah (raja): kepala tiap-tiap suku, mengatur perang
Diaspora Bangsa Indo Arya
Dravida Animisme & totemisme (pemujaan kobra) Orang Arya melihat pemujaan ini ketika Mohenjo Daro runtuh. Lalu lahir kultus dewi ibu (kesuburan) Penaklukkan oleh Indo Arya Arya di utara Dravida (Indo Negroid) di Selatan (Mohenjo Daro) Indo Arya mengambil ide-ide Dravida (sistem penguasaan tanah & pajak)
Kejayaan bangsa Arya Pernikahan silang dengan Dravida Batas-batas ras: varna diterjemahkan oleh bangsa Portugis dengan casta (Latin = castus = murni)
Teori Kasta (Stanley Rice) Indo Arya pada mula kedatangannya ke India menjumpai bangsa Dravida dengan pranata kasta yang dirancang untuk memisahkan mereka dari bangsa negroid yang lebih tua. Indo Arya melihat bahwa dengan mengambil kebiasaan-kebiasaan itu, mereka mungkin dapat menjaga dirinya terpisah dari Dravida & sebagai jarak antara kulit terang dan gelap (varna) Indo Arya mungkin mengadopsi/menambahkan sistem pembagian kasta model Persia. Sistem kasta mengkristal menjadi larangan agama Sistem kasta lalu melingkupi aspek okupasi (semakin sedikit jumlah ternak yang diserahkan kepada Brahmana, maka status sosialnya semakin rendah).
Masa Weda (ca 2000 – 1000 SM) Budaya literatur awal Indo Arya dimulai pada masa Weda berlanjut pada masa Epos (ca 1000 – 500 SM) Mahabarata & Ramayana (heroisme para ksatria)
Masa Epos (ca 1000 – 500 SM) Negara kecil di Sungai Gangga bergabung dalam peperangan. Kelas pendeta & menengah muncul Kemunduran bagi kaum wanita, sutee menggejala Sapi dianggap suci (namun bagian-bagian daging tertentu masih dimakan)
Bahasa, Sastra, & Seni Sanskrit, rumpun bahasa Indo Arya (Persia + Yunani+Latin+Inggris) Kesamaan arti rumpun bahasa Indo Arya: pitâ (Sanskrit), patër (Yunani), pater (Latin), vater (Jerman), vader (Belanda), father (Inggris). Semuanya berarti: ayah. Di Indonesia: kapas karpâsa, labu alâbu, gula guda Bahasa Dravida independen, namun terpengaruh Indo Arya Bahasa Indo Arya sebagai bahasa ibu; setelah itu Hindi & Bengali Bahasa Sanskrit eksis dalam tiga bentuknya masa Magadha (ca abad 4 SM) Sanskrit Brahmana Sastra Untuk politik, hukum, dan seni Sanskrit lebih pantas dianggap sebagai eskpresi kesusastraan pada masa Weda; Sanskrit dialeknya berbeda dengan Sanskrit yang berlaku di lokalitas lainnya.
Weda (Veda) Veda = pengetahuan (kompilasi pengetahuan: agama, filsafat, & magis) Ada empat jenis Weda: Rigveda: 1028 sûktâ (nyanyian terhadap dewa) Sâmaveda: hymne Rigveda yang dilagukan Yajurveda: mantra yang diucapkan untuk dewa-dewa Atharvaveda: ilmu sihir, yang memuat mantra untuk menjauhkan dari kecelakaan dan penyakit. contoh: mudah-mudahan rambut bertemu dengan rambut mudah-mudahan sumsum bercampur dengan sumsum mudah-mudahan tulang berkumpul dengan tulang wahai obat, olehmu hendaknya dikumpulkan apa yang telah terpisah
Agama Weda (Indo Arya) Pemuja Dévas (satu yang bersinar) dewa-dewa yang bertempat di langit. Satu yang utama adalah Dewa Indra (perang) Filosofi Wéda tidak rumit: setelah mati jiwa akan abadi (bahagia atau dihukum). Belum ada konsep reinkarnasi. Wéda menunjukkan evolusi awal munculnya agama-agama di India & filosofi dari keyakinan yang sederhana (banyak dewa), mengarah pada pantheisme. Pantheisme terasa sekali dalam Rigveda: “asal mula kehidupan adalah alam semesta, sebelum tuhan-tuhan itu sendiri diciptakan”
Upanishad (disusun ca 800 – 600 SM) Doktrin-doktrin ritual pendeta (Brahman) bernarasi panjang berisi ketidakpercayaan dan skeptisme yang tumbuh terhadap konsep agama tua (Weda). Orang-orang Indo Arya mulai tertarik pada kosmologi. Muncullah pertanyaan satu orang ke orang lain: “di mana kita lahir?, di mana kita hidup?, akan ke mana kita pergi?” Atman (atma/jiwa) – tat kwam asi (itu adalah engkau) Filsafat eksistensialisme. Penganut Upanishad: Rabindranath Tagore dan Mahatma Gandhi.
Literatur Epos Mahabharata & Ramayana: kisah-kisah heroik awal bangsa Indo Arya (1000 – 500 SM). Memuat 107.000 bait dan tujuh kali lebih panjang narasinya dari sastra Indo Arya lainnya: Illiad & Odysey. Peperangan antarkeluarga Petualangan ideal bangsa Indo Arya yang tangguh dan jantan menghadapi berbagai rintangan. Bhagavad Gita (senandung Tuhan). Ditulis ca 500 - 200 SM. Saat ini Gita digunakan sebagai sumpah jabatan.
Hindu, sebuah adat/kebiasaan Hindu sudah ke luar dari konteks Upanishad. Sebabnya adalah peran kasta Brahmana Tumbuh dari alasan bahwa orang tidak merespon filosofi Upanishad sebagai sebuah agama. Mempertahankan Upanishad dan menambahkan hal-hal lain. Contoh: kasta (sebagai teori reinkarnasi) Politeistik (Brahma, Wisnu, Shiwa: representasi tiga proses kehidupan yaitu pencipta, penjaga, dan perusak) Memandang seluruh kehidupan adalah bagian dari satu/semesta kehidupan. Sehingga sebagai penjaga kemurnian, tidak memakan daging. Sapi disucikan (kepercayaan lama) Kasta menjadi hal yang religius.
Budha (567 SM) Dogma Budha kontras dengan Hindu yang merombak Upanishad Lekat filosofinya dengan Upanishad Lebih sebagai filosofi ketimbang agama Reinkarnasi: doktrin terpenting Budha Dunia adalah peralihan ilusi spiritual Jalan tengah akan membimbing pada siklus kelahiran kembali dan menyatu dalam dunia universal (nirwana). Nirwana bukan berarti penghancuran jiwa dalam arti ruh, tapi hanya penghancuran ilusi yang terpisah, dengan pemikiran bahwa: kita hidup manunggal dalam kehidupan. Menentang agama dan ritus Hindu (doktrin Brahma) Mematahkan sistem kasta (semua orang setara) Purifikasi
Empat kebajikan kebenaran: kehidupan manusia itu pada dasarnya tidak bahagia sebab-musabab ketidakbahagiaan ini adalah memikirkan kepentingan diri sendiri serta terbelenggu oleh nafsu pemikiran kepentingan diri sendiri dan nafsu dapat ditekan habis bilamana segala nafsu dan hasrat dapat ditiadakan, dalam ajaran Buddha disebut nirvana menimbang benar, berpikir benar, berbicara benar, berbuat benar, cari nafkah benar, berusaha benar, mengingat benar, meditasi benar. Agama Buddha itu terbuka buat siapa saja, tak peduli dari ras apa pun dia (ini yang membedakannya dengan Agama Hindu).
Beberapa saat sesudah Gautama wafat ‘agama baru’ ini merambat pelan Beberapa saat sesudah Gautama wafat ‘agama baru’ ini merambat pelan. Pada abad ke-3 sebelum Masehi, seorang raja India yang besar kuasa bernama Asoka menjadi pemeluk ajaran Buddha. Berkat dukungannya, penyebaran Agama Buddha melesat deras, bukan saja di India tapi juga di Birma. Dari sini ajaran Budha menjalar ke seluruh Asia Tenggara, ke Malaysia dan Indonesia. Penyebaran juga bertiup ke utara (Tibet, Afghanistan, & Asia Tengah), terus merambah Cina & menyeberang ke Jepang dan Korea. Sedangkan di India sendiri ajaran Budha menurun pengaruhnya sesudah sekitar tahun 500 Masehi, malah nyaris punah pada ca1200. Sebaliknya di Cina & di Jepang, ajaran Buddha tetap bertahan sebagai agama pokok. Begitu pula di Tibet dan Asia Tenggara, agama itu mengalami masa jayanya berabad-abad.
Agama & Filsafat Agama dan filsafat mengakar dalam segenap aspek kehidupan orang India, mengapa? Sejarahnya Hubungannya dengan perkembangan literatur masa Weda dan Epos.
Arundati Roy