Matakuliah : J0104 / Manajemen Keuangan II Tahun : 2009 Pertemuan 15 LEASING
Mengerti tentang leasing danpengaruhnya kepada laporan keuangan. Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Mengerti tentang leasing danpengaruhnya kepada laporan keuangan.
Outline Materi Pengertian leasing Jenis-jenis lease
Pembiayaan Lease Perusahaan membutuhkan gedung dan peralatan yang didapat dengan membelinya atau cara lain melalui cara leasing(sewa guna usaha ) Cara leasing sekaligus membantu perusahaan mendayagunakan aktiva dan pembiayaannya. Lessor sebagai kepemilikan aktiva mempunyai posisi lebih baik daripada kreditor biasa, sedang “Lesse “sebagai pengguna diuntungkan karena biaya resiko yang lebih kecil. Segi perpajakan bagi lessor maupun lesse mungkin mempengaruhi pada keputusan untuk leasing atau membeli sendiri.
DEFINISI LEASING Jadi leasing adalah perjanjian antara perusahaan leasing ( lessor ) yang menyewakan atau menyediakan pendanaan sekaligus perawatan aktiva tetap ( service lease ) dan pengguna atau penyewa ( lesse ) yang menyewa suatu jenis barang modal tertentu yang dipilih.
JENIS LEASING Jenis-jenis Lease : Jual dan sewa balik (Sale and Lease Back). Sewa guna usaha operasi (Service or Operating Lease) Sewa guna usaha keuangan (Service or Operating Lease)
JENIS LEASING 1. Jual dan sewa kembali Perusahaan yang memiliki aktiva tetap menjual properti tersebut dan sekaligus mengeksekusi perjanjian untuk menyewa kembali selama jangka waktu tertentu dengan ketentuan.
JENIS LEASING 2. Sewa guna usaha operasi / jasa Perusahaan yang mengadakan penyewaan dengan memberikan jasa pendanaan dan pemeliharaan Ciri – ciri operating lease Total lease payment lebih kecil dari biaya pengadaan aktiva Usia kontrak sewa lebih pendek dari usia ekonomis aktiva Lessor mengharapkan keuntungan dari penyewaan beberapa kali. Dapat dibatalkan sebelum jatuh tempo.
3. Sewa guna usaha keuangan JENIS LEASING 3. Sewa guna usaha keuangan Disebut juga guna usaha modal, mempunyai perbedaan dengan operating lease yaitu : Perusahaan tidak memberikan jasa pemeliharaan. Tidak dapat dibatalkan Diamortasikan secara penuh (total lease payment sama dengan biaya pengadaan aktiba ditambah keuntungan lessor )
Diminta : Apakah perusahaan menyewa atau membeli dengan pinjaman. Contoh : PT. Maras Jaya merencanakan untuk memiliki mesin baru dengan harga $24.000, dan akan memilih alternative membeli atau menyewa mesin tsb. Tax rate 40%. Lease : PT. Maras Jaya akan menyewa selama 5 tahun dengan pembayaran sewa setiap tahun $6.000. Semua biaya pemeliharaan (maintenance cost dll) dibayar perusahaan sewa guna, tetapi asuransi serta biaya lainnya akan ditanggung penyewa. Perusahaan akan mempertimbangkan untuk membeli mesin pada saat jatuh tempoh sebesar $4.000. Purchase/Buy : Bila perusahaan membeli mesin dengan pinjaman selama 5 tahun dengan tingkat bunga 9%/tahun, dan membayar cicilan akhir tahun sebesar $ 6.170 ( $ 24.000/3.890) . Depresiasi mesin dengan metode garis lurus selama 5 tahun. Perusahaan akan membayar jasa kontrak sebesar $ 1.500 untuk menutupi biaya pemeliharaan,asuransi dan biaya lainnya ditanggung oleh perusahaan. Perusahaan merencanakan memelihara mesin dan menggunakannya lebih dari 5 tahun. Diminta : Apakah perusahaan menyewa atau membeli dengan pinjaman.
Solusinya : Step I : Hitung aliran kas setelah pajak jika alternative dengan Leasing/sewa guna usaha. Aliran kas keluar after tax $ 6.000 x ( 1-T) = $6.000 x0,6 = $ 3.600. Kalau yang dipilih dengan Leasing, maka aliran kas tahunan selama 5 tahun adalah $ 3.600. Pada aklhir tahun ditambah $4.000 sebagai pembayaran sewa sehingga aliran kas keluar dalam 5 tahun = $ 3.600 + $ 4.000 = $ 7.600
dapat dilihat pada table 1 Step 2 : Tentukan aliran kas keluar setelah tax, jika alternative “Purchase/Buy, Hal ini dapat dilihat pada table 1 Akhir Tahun Pembayaran pinjaman Pokok Pinjaman Awal tahun Bunga Pokok 1 $ 6.170 $ 24.000 $ 2.160 $.4.010 $ 19.990 2 6.170 19.990 1.799 4.371 15.619 3 1.406 4.764 10.855 4 977 5.193 5.662 5 510 5.660 00 DIBULATKAN
Aliran Kas Keluar after tax dengan Purchase ( Cost of Own atau COW). Step 3: Aliran Kas Keluar after tax dengan Purchase ( Cost of Own atau COW). Akhir Tahun Pembayaran pinjaman Maintenance cost Depresiasi Bunga Total Pengurangan Tax Shields 40% After tax Cash out flow 1 $ 6.170 $ 1.500 $ 4.800 $ 2.160 $ 8.460 $ 3.384 $ 4.286 2 6.170 1.500 4.800 1.799 8.099 3.240 4.859 3 1.406 7.706 3.082 4.624 4 977 7.277 2.911 4.366 5 510 6.810 2.724 4.086
Perbandingan Leasing dengan Purchase. Leasing Purchasing Note *) Dari table A-2,PVIF 6%, ini dibulatkan dari perhitungan cost of Debt(kd) = 9%x (1-T) 9% x0,6 = 5,4%, ini dibulatkan menjadi 6% karena didalam table tidak ada factor PV untuk 5,4%, Hal ini sebenarnya dapat dipakai melalui kalkulator. . NIlai $ 7.600 adalah aliran kas keluar sesudah pajak step 1. End of year After tax Cash out flows PV Factor(*) PV of out flows 1 $ 3.600 0,943 $ 3.395 $ 4.286 $ 4.042 2 3.600 0,890 3.204 4.859 4.325 3 0,840 3.024 4.624 3.884 4 0,792 3.851 4.366 3.458 5 0,747 3.677 4.086 3.038 $ 17.151 $ 18.747
NET ADVANTAGE to LEASING ATAU NAL. NAL adalah penghematan biaya akibat peusahaan mengambil alternative melakukan leasing or Buy/purcahase dari aktiva. NAL untuk menentukan kebijakan mana yang diputuskan oleh manajemen dalam memperoleh aktiva yang dibutuhkannya.’ Jika NPV = 0 serta NAL > 0 maka aktiva sebaiknya dengan “Leasing” NPP = 0 serta NAL < 0, sebaiknya perusahaan memilih “Pruchase. NPV < 0 jangan terlalu cepat menolak aktiva tersebut sebab dengan leasing akan timbul NAL. Jika NPV + NAL =0 maka aktiva diterima dengan Leasing, dan bila terjadi sebaliknya maka aktiva ditolak. NAL dari perhitungan diatas ….> Cost of Owning (COW) = $ 18.747 Cost of Leasing (COL) = 17.151 NAl $ 1.596. Jadi perusahaan lebih baik melakukan “leasing” karena NPV dari alairan kas keluar untuk leasing/sewa guna usaha sebesar $ 18.151.- lebih rendah daripada membeli mesin dengan pinjaman $ 18.747, maka perusahaan lebih baik memilih alternative Leasing daripada Purchasing .
Dari data diatas dapat digambarkan dalam diagram mengenai keputusan purchases leasing dan analisa net present value seperti dabawah ini lihat hal gambar 330
Dampak Leasing terhadap Laporan keuangan Leasing dengan kondisi “off balance sheet”, hal ini berarti dalam kondisi tertentu leasing tidak tercatat dalam neraca. Misalnya jika dua perusahaan A dan B , dengan Debt/Asset A $400/ $1.000 = 0,40 dan B dengan Debt/Asset = $ 600/ $1000 =0,60. akan membeli asset sebesar $ 2.000 dengan cara yang berbeda. A dengan meminjam uang dari Bank sedangkan B melakukan “operating leasing”. Ratio debt perusahaan A menjadi $ 400/2000 =0,20. Rasio debt perusahaan B tetap sama karena melakukan leasing tidak tercatat dalam neracanya, karena setelah selesai kontrak maka asset itu kembali kepada lessor (perusahaan sewa). Perusahaan mencatat leasing tercatat dalam neraca kalau perusahaan melakukan Financial lease, karena adanya perpindahan pemilikan dari “lessor ke lesse” saat kontrak berakhir , atau lesse dapat membeli pada saat harga yang lebih rendah dari harga pasar jika kontrak lease berakhir.
Dampak Leasing terhadap Laporan keuangan Pengaruh leasing pada capital budgeting Keuntungan yang ditunjukkan oleh NAL yang positip dapat mengakibatkan NPV < 0 menjadi NPV³ 0, proyek dapat diterima dengan catatan melease aktiva tetap. Bila seluruh proyek didanai dengan melalui leasing. NPV Revisi = ( NPV menggunakan NAL) / ( Tingkat diskonto WACC ) Misalkan suatu proyek didanai dengan hutang 40% dan modal sendiri 60%. Biaya hutang 12% dan biaya modal sendiri 15%, pajak 40% maka biaya modal proyek atau WACC = 11,88%. Jika NPV dihitung dengan menggunakan biaya modal adalah –Rp 200juta, dengan leasing NAL = Rp 210juta, maka NPV proyek adalah sebesar Rp 10juta. Proyek dapat diterima dengan catatan aktiva tetap dibiayai dengan leasing. Bila seluruh unsur hutang pada modal proyek bisa digantikan oleh lease, maka : ⁿ t NPV Revisi = -COF +∑{ ( CIFt / ( 1 + WACC*) } t=1 dimana COF = cash outflow IRR lease ( Wd.IRR Lease + Ws . Ks ), Wd = proporsi modal yang berasal dari hutang, Ws = proporsi modal yang berasal dari sendiri, dan Ks = biaya modal sendiri. Misalkan suatu proyek didanai dengan hutang dengan hutang 40% dan modal sendiri 60%. Biaya hutang 12% dan biaya modal sendiri 15%, pajak 40% maka dan IRR Lease = 6 %, sehingga biaya modal proyek dengan menggunakan lease atau WACC* = 0,4 x 0,06 + 0,6 x 0,15 = 0,114 atau 11,4% atau biaya modal turun dari 11,88%. Dengan WACC* baru ini NPV revisi dapat dihitung.