KOTA dan PERILAKU MASYARAKAT Pertemuan 9 Matakuliah: R0762 – Perilaku dalam Arsitektur Tahun: 2010
KOTA DAN PERILAKUNYA Kota sebagai sebuah tempat di karakterkan oleh berbagai pilihan dan realita menarik perhatian. Kota dapat menarik manusia menjauh atau mendekat bersama. Gejala ini dapat menimbulkan perilaku berbada antara satu kota dengan kota lainnya. Ada kota yang optimal dalam melayani penduduknya ada yang tidak. Kota kadang bukan hanya sebuah tempat nemun bahkan berhubungan dengan hal lain dan sebagai bagian dari suatu wilayah
Efek kehidupan masyarakat kota Kota mempunyai dampak negatif dan positif bagi penduduknya. Sebagai media atraktif pembentuk persepsi dan perilaku manusia. Perencanaan kota yang tidak tepat dapat menyebabkan permasalahan sosial seperti tingginya tingkat kejahatan, masalah gelandangan, perusakan fasilitas kota.
Dampak perilaku pada masyarakat kota dalam kaitan penyesuaian diri terhadap lingkungannya memiliki dimensi antara lain: Overload notion, diartikan juga sebagai tekanan dan keharusan yang berlebih yang mengharuskan kita bertindak untuk mengikuti aturan tersebut. Adaptation level, adalah suatu tingkatan stimulus dari penduduk kota untuk menyesuaikan dengan kondisi kota seperti kebisingan, kesesakan dan ketidaknyaman. Adaptasi ini juga menstimuli kondisi keadaan yang baik dari sebuah kota.
Environmental stress, stres terhadap lingkungan disebabkan stimuli negatif dari kondisi kota. Reaksi negatif dari stres berdampak pada perilaku dan komponen psikologis. Reaksi karena kondisi ini dapat di-coping sehingga dampak yang ditimbulkan dapat mengeliminasi rasa tertekan, sebaiknya jika coping stres tidak berhasil maka akan ada dampak tekanan bila tetap berada dalam wilayah tersebut. Behaviour constraint, diartikan bahwa penduduk kota memiliki tekanan dalam perilaku sehari-hari yang diakibatkan dari kemacetan lalulintas, kondisi angkutan massal dan kondisi tempat tinggal.
Kota sebagai pembentuk perilaku, perilaku penduduk kota dapat dibentuk dari kondisi yang ada. Kondisi yang dapat membentuk perilaku tersebut antara lain konsep interaksi antar penduduk kota, pola fisik kota dan fasilitas kota. Disamping itu dari kondisi kota, lingkungan kota juga dapat berdampak positif bagi penggunanya
Efek kehidupan masyarakat kota, bukti sebuah penelitian: Stres Perilaku afiliatif Perilaku pro-sosial Familiar stranger Tingkat kejahatan Gelandangan
Solusi untuk permasalahan kota Taman kota, taman merepresentasikan keinginan masyarakat urban untuk berinteraksi dengan alam. Dalam lingkungan kota taman mempunyai efek rekreatif ditengah kesibukan masyarakat kota. (Kaplan & Kaplan, 1984, 1985, 1987). Taman kota juga dapat mereduksi stres, (Kaplan & Kaplan 1987)
Tinjauan taman bermain anak Shaw, (1987) menyarankan bahwa taman brmain anak sebaiknya mempunyai elemen : A sense of place, taman harus direncanakan nyaman secara mental walaupun dalam satu area dengan orang yang lebih tua. Unity, bagian taman harus satu kesatuan dengan bagian lain dalam taman tersebut. ini akan berdampak pada pengembangan kognitif anak yang berkesinambungan. A variety of spaces, taman bermain sebaiknya bermacam ruang dalam satu tempat ada area lapang, kecil maupun tertutup
Key places, adalah zona area bermain yang bervariasi untuk menunjang aktifitasnya. A system of pathways, antara area bermain harus terhubung baik satu sama lain. Hal ini akan terbentuk pola kemampuan memilih bagi anak. Three dimensional layering, diharapkan bentuk taman bermain anak bukan hanya jenis layering dan cover, namun sudah berupa bentuk real dengan model menarik. Hal ini diharapkan agar anak mempunyai petualangan tentang ketinggian, beda ruang dan pengalaman bermain Loose parts, objek benda dalam taman bermain seperti bola, material permainan dsb
Perencanaan taman bermain anak dengan memperhatikan dimensi pembentuknya
Dimensi dalam revitalisasi daerah pemukiman Defensible space Faktor sosial Contoh buruk pemukiman masyarakat Rumah masyarakat berpendapatan rendah Penggolongan kelas elit
Dalam kaitan perencanaan ruang, apa yang dimaksud dengan defensible space? Environmental stress, stres terhadap lingkungan disebabkan stimuli negatif dari kondisi kota, dalam pengalaman anda kondisi kota seperti apa yang dapat menyebabkan stres, kaitan dengan fasilitas umum? Bagaimana seharusnya perencanaan tersebut?