MICRO TEACHING Oleh: SYAFRUDDIN AMIR

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Drs. H.SYAFRUDDIN AMIR, MM
Advertisements

SISTEM PPL PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU
KETERAMPILAN MENJELASKAN
PROSEDUR PELAKSANAAN LESSON STUDY. Lesson Study Lesson Study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif.
Seminar Metode Pembelajaran dan PTK
LESSON STUDY.
UPACARA PENGANTIN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR OLEH `
Erwin Kurnia Wijaya, S.Pd
Paket 15 Mata Kuliah Pembelajaran Tematik
KETERAMPILAN MENJELASKAN
ORIENTASI PENGAJARAN MIKRO.
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
Delapan Keterampilan Dasar Mengajar Matematika
PEMBELAJARAN MICRO TEACHING
PENGENALAN DAN STANDARISASI LABORATORIUM MICROTEACHING
JABATAN PROFESIONAL DAN TANTANGAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
PENGEMBANGAN KURIKULUM PPG KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
DASAR-DASAR KOMUNIKASI KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
PEDOMAN PEMBEKALAN PPL
ORIENTASI PENGAJARAN MIKRO MICRO TEACHING `.
Delapan Keterampilan Dasar Mengajar Matematika
Mujimin Bahasa dan Sastra Jawa
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
Keterampilan Menjelaskan
Pengertian Microteaching
Konsep Dasar Micro Teaching
LESSON STUDY DALAM KERANGKA PPL
1. PERSYARATAN MHS PPL · Telah lulus 120 sks Memprogramkan dalam KRS
ORIENTASI PENGAJARAN MIKRO MICRO TEACHING `.
TEACHING Wawan Laksito YS CP / KAD MATERI CONTOH TUGAS REFERENSI.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
DIKLAT GURU MUDA MAPEL IPS Madrasah Tsanawiyah
PEMBELAJARAN MICRO TEACHING
METODE PEMBELAJARAN Bila kita bicara pembelajaran, ada beberapa hal yang selalu disinggung:prinsip, pendekat an, strategi, metode, teknik, dan model.
RAPAT KOORDINASI PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI (PLP) SEMESTER GENAP TAHUN 2009/2020 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Bandung, 28 Januari 2010.
KETRAMPILAN DASAR MENGAJAR
PRAKTIK MENGAJAR MIKRO
Micro Teaching Pengertian Urgensi Tujuan Materi Kegiatan MT
Delapan Keterampilan Dasar Mengajar Matematika
BIMBINGAN KONSELING.
HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN
MICROTEACHING TIM Pelatihan dan Pengembangan Pendidikan (P3)
PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH
6/11/2018 Orientasi Pengajaran Mikro Dwi Anggraeni Siwi/
JABATAN PROFESIONAL DAN TANTANGAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
Workshop Pembuatan RPP
Dosen Pengampu: Musa’adatul Fithriyah, M.Pd.I NIDN
LESSON STUDY DALAM KERANGKA KPL
PRAKTIK MENGAJAR MIKRO
PUSDIKLAT SPIMNAS BIDANG TMKP LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
DISUSUN OLEH: YATI SUMIATI IPS 1.
MEKANISME PENGAJARAN MIKRO
Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Keterampilan Dasar Mengajar
Oleh: Dra. Sri Wahyuni, M.Pd
Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan
DASAR-DASAR KOMUNIKASI KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
“UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI MENGAJAR MENUJU GURU PROFESIONAL”
HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN
ORIENTASI PENGAJARAN MIKRO MICRO TEACHING `.
MEKANISME PENGAJARAN MIKRO
Micro Teaching, Dra. Sri Wahyuni, M.Pd
PROSEDUR PELAKSANAAN LESSON STUDY
KETERAMPILAN MENJELASKAN
PROSEDUR PELAKSANAAN LESSON STUDY
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) PPG TAHUN 2019 PRAJABATAN Tim PPG Universitas Mulawarman 2019.
H. M. JUPRI RIYADI Kepala Dinas Pendidikan. Keterampilan dasar mengajar yaitu keterampilan yang bersifat mendasar atau umum yang harus dikuasai oleh setiap.
KETRAMPILAN DASAR MENGAJAR Oleh : Marsianus Pendidikan Bahasa dan Sastra STKIP PK.
Transcript presentasi:

MICRO TEACHING Oleh: SYAFRUDDIN AMIR www.rumahpendidikan.wordpress.com File dapat diunduh pada alamat: www.rumahpendidikan.wordpress.com

Pengertian Pembelajaran Micro Pembelajaran micro dapat di artikan sebagai cara latihan keterampilan keguruan atau praktik mengajar dalam lingkup kecil/terbatas . Mc. Knight (1979) mengemukakan Micro teaching has been described as scaled down teaching encounter desingned to develop new skills and refine old ones. Sementara Mc. Laughlin & Moulton, mendefinisikan bahwa micro teching is as performance training method desingned can master each component one by one in a simplifed teaching situation. Mc Knight (1971) mengemukakan bahwa micro teaching adalah “a scalled own teaching encounter desingned to develop new skills and refine ones”. Dari pengertian di atas dapat di pahami bahwa pembelajaran micro sebuah model pengajaran yang di kecilkan atau di sebut juga dengan real teaching. (Allen and Ryan 1969), jumlah pesertanya berkisar antara 5-10 orang, ruang kelasnya terrbatas, waktu pelaksanaannya berkisar antara 10- 15 menit, terfokus kepada keterampilan mengajar tertentu, dan pokok bahasannya di sederhanakan.

Prinsip T. Gilarso dalam bukunya Program Pengalaman Lapangan mengutip pendapat Flanders dan Brown mengemukakan bahwa prinsip dasar yang melandasi program micro teaching adalah: Direncanakan, didalamnya mengenai materi, metode, tujuan, kegiatan belajar mengajar, alat-alat bantu yang digunakan, tingkah laku, dan penampilan. Nyata, terjadi di kelas artinya diwujudkan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar secara konkret. Bayangan sekaligus dirasakan, dalam diri pengajar akan terdapat suatu gambaran mengenai tingkah lakunya sendiri. Mencermati dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, perlu tiga langkah meningkatkan keterampilan profesional guru, yaitu planning (persiapan yang baik), performance (pelaksanaan latihan mengajar), dan perception (balikan , keterbukaan mau belajar dari pengalaman).

Tujuan diselenggarakan pembelajaran micro menurut T Tujuan diselenggarakan pembelajaran micro menurut T. Gilarso bahwa tujuan pembelajaran micro terbagi dua, tujuan umum melatih kemampuan dan keterampilan dasar keguruan. Tujuan khusus untuk melatih calon guru untuk terampil dalam membuat desain pembelajaran, mendapatkan profesi keguruan, menumbuhkan rasa percaya diri. Dwilight Allen, mengatakan bahwa tujuan micro teaching bagi calon guru adalah: Memberi pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan dasar mengajar. Calon guru dapat mengembangkan keterampilan mengajarnya sebelum mereka terjun kelapangan. Memberikan kemungkinan bagi calon guru untuk mendapatkan macam-macam keterampilan dasar mengajar.

Prosedur Pembelajaran Micro Pelaksanaan pembelajaran micro bertujuan membekali calon guru sejumlah keterampilan dasar mengajar dan akan dipraktikkan di depan kelas. Siklus pembelajaran micro dapat dilihat pada bagan 2.1. Siklus Pembelajaran Micro Bagan 2.1. Siklus Pembelajaran Micro

Keterangan: Memahami teori atau hasil penelitian keterampilan mengajar. Mendiskusikan prinsip dan keterampilan yang harus dikerjakan. Dipraktikan dengan teman-teman selama 10-15 menit. Direkam dengan video, dan diputar orang sebagai bahan masukan terhadap keterampilan yang sudah dilatihkan. Jika perlu dilatihkan pada kelompok yang berbeda, untuk melihat kelemahan-kelemahan terdahulu. Pengajaran micro ada kaitannya dengan praktik di lapangan dalam situasi yang sesungguhnya.

Pelaksanaan dan Persiapan Persiapan yang dilakukan dalam proses pembelajaran micro ada beberapa ketentuan perlu dipertanyakan dan dicarikan jawabnya: Apa keinginan yang harus dipelajari peserta didik. Apa tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Bagaimana mendesain tugas yang akan diberikan. Metode apa yang cocok digunakan dalam proses pembelajaran. Bagaimana cara mengevaluasi kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Prosedur pelaksanaan pembelajaran micro terdiri dari : Mahasiswa atau calon guru harus menyusun satuan pembelajaran (SP) atau Rencana Pembelajaran (RP) atau skenario, lama penyajian antara 10 sampai 15 menit, ditulis rapi dan diserahkan kepada dosen pembimbing sebelum tampil untuk mencocokkan apa yang ditulis sesuai dengan yang dipraktikan. Bagi mahasiswa yang tidak tampil bertugas sebagai supervisor, observer tertulis, observer lisan, sekaligus sebagai peserta didik di kelas.

Bagan 2.3. PembagianKelompok Micro (T. Gilarso, 1986) Pembagian Kelompok Mikro Bagan 2.3. PembagianKelompok Micro (T. Gilarso, 1986) Mahasiswa Smt IV Kelas Pararel A Kelas Pararel B Kelas Pararel C Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5

Giliran Pembagian Tugas untuk Satu Komponen Keterampilan NO PERAN/TUGAS SESSION I Kel 1 II Kel 2 III Kel 3 IV Kel 4 V Kel 5 1 GURU 5 4 3 2 SUPERVISOR OBSERVER TERTULIS OBSERVER LISAN SISWA

Kegiatan dalam pembelajaran micro: Selama kegiatan berlangsung dicatat dan direkam, pada suatu saat dapat dikaji ulang lagi. Penilaian pembelajaran micro antara lain: Perencanaan tertulis mendesain (RPP) Ket. Membuka pelajaran Ket. Bertanya dan menjawab Ket. Menguasai dan menjelaskan materi Ket. Penggunaan media pembelajaran Ket. Memakai metode/pendekatan dan strategi pembelajaran Penampilan (gaya, pakaian) Ket. Mengelola kelas Ket. Penggunaan bahasa Volume suara Menyimpulkan dan melakukan evaluasi Kemampuan mengakhiri/menutup pelajaran 3. Mahasiswa yang tidak hadir lebih dari tiga session, dinyatakan gugur atau tidak lulus. 4. Tata ruang proses pembelajaran micro teaching.

TATA RUANG LATIHAN DALAM PEMBELAJARAN MICRO MODEL PERTAMA Bagan 2.5. Tata Ruang Latihan dalam Pembelajaran Micro Model Pertama (T. Gilarso, 1986)

Tata Ruang Latihan Dalam Pembelajaran Micro Model Kedua Bagan 2.6. Tata Ruang Latihan dalam Pembelajaran Micro Model Kedua (T. Gilarso, 1986)

5. Masing – masing kelompok secara bergilir mendapat tugas berperan sebagai guru, supervisor, obsever tertulis, obsever lisan dan peserta didik. Manfaat Pembelajaran Micro Dengan bekal micro teaching terdapat beberapa manfaat yang dapat diambil antara lain: Mengembangkan dan membina keterampilan tertentu calon guru dalam mengajar. Keterampilan mengajar terkontrol dan dapat dilatihkan.

Perbaikan atau penyempurnaan secara cepat dapat segera dicermati. Latihan pengusaan keterampilan mengajar lebih baik. Saat latihan berlangsung calon guru dapat memusatkan perhatian secara objektif. Menuntut dikembangkan pola obsevasi yang sistematis dan objektif. Mempertinggi efisiensi dan efektivitas penggunaan sekolah dalam waktu praktik mengajar yang relatif singkat.

Langkah-langkah Prosedur Pembelajaran Micro Ada lima langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam pembelajaran micro: Pengenalan (pemahaman konsep pembelajaran micro) Penyajian model dam doskuso Perencanaan/persiapan mengajar Praktik mengajar Diskusi feed back/umpan balik

Alternatif 1. Prosedur Pembelajaran Micro Bagan 2.7. Alternatif 1 Prosedur Pembelajaran Micro

Alternatif 1. Prosedur Pembelajaran Micro Bagan 2.7. Alternatif 1 Prosedur Pembelajaran Micro

Hubungan Pembelajaran Micro Dengan Program Pengalaman Lapangan Pembelajaran micro bukan pengganti praktik lapangan, melainkan bagian dari program pengalaman lapangan yang berusaha untuk menimbulkan, mengembangkan serta membina keterampilan-keterampilan tertentu dari calon-calon guru dalam menghadapi kelas. Sehubungan dengan hal tersebut di atas berikut ini dikemukakan beberapa alternatif yang dapat menggambarkan kedudukan program pengajaran micro dalam ruang lingkup program pengalaman lapangan, sebagai ternyata pada:

Pembelajaran Micro dan PPL (Alternatif 1) Bagan 2.9. Pembelajaran Micro dan PPL Alternatif 1

Pembelajaran Micro dan PPL (Alternatif 2) Bagan 2.10. Pembelajaran Micro dan PPL Alternatif 2

Pemilihan dua alternatif di atas dapat dilakukan antara lain berdasarkan latar belakang pendidikan/pengalaman dari peserta didik/mahasiswa. Umpamanya bagi mahasiswa yang berasal dari SMA diharuskan memilih alternatif 1, sedangkan dari SPG memilih alternatif II. Alternatif yang mana pun dipilih, haruslah tetap mengikuti prinsip yang sama yakni latihan-latihan keterampilan terbatas yang dilakukan secara terisolasi dalam pengajaran micro haruslah dilatihkan kembali secara interkasi dalam real class room teaching.

Sebagai bagian dari program pengalaman lapangan, pengajaran micro perlu ditempatkan pada kedudukan organisasi pengelolaan pengalaman lapangan yang terdapat di LPTK. Agar pengelola pengajaran micro tersebut dapat terlaksana dengan baik, diperlukan staf yang mempunyai keahlian yang berbeda-beda antara lain: Pemimpin yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan serta kerja dari unit pengajaran micro, serta bertanggung jawab dalam mengadakan hubungan demi kelancara pelaksaan micro dikenal dengan UPT-PPL. Staf teknisi, menangani dan bertanggung jawab terhadap alat-alat yang diperlukan dalam pengajaran micro. Staf peneliti atau ahli, mengadakan penelitian guna mengembangkan program pengajaran micro. Staf dosen pembimbing (supervisor atau dosen pembimbing lapangan), membimbing calon guru yang sedang melaksanakan pengajaran micro. Salah satu kemungkinan tentang hal di atas, diberikan ilustrasi bagaimana struktur dan organisasi pengelola program pengalaman lapangan dalam kegiatannya dengan pengajaran micro sebagai tergambar pada bagan 2.11.

Pembelajaran Micro dan Pengelolaan PPL Bagan 2.11. Pengajaran Micro dalam Pengelolaan PPL

Peran supervisor (Dosen Pembimbing) dalam pembelajaran micro Peran dosen pembimbing atau supervisor, merupakan salah satu unsur terpenting dalam pembelajaran micro. Fungsinya sebagai pengelola proses belajar mengajar dan memberikan bimbingan terhadap calon guru di samping membantu calon guru memilih model pembelajaran yang tepat, membantu mendesain pembelajaran yang tepat, dan memberikan umpan balik.

Peran feed back yang objektif segera dapat dimasukan sebagai solusi yang tepat terhadap perbaikan proses pembelajaran selanjutnya, sebagian dosen pembimbing memerlukan keterampilan mengobservasi dan menganalisis proses pembelajaran, terampil dalam menggunakan alat evaluasi, dan mampu menjelaskan bermacam-macam keterampilan yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Peran khusus dosen pembimbing dalam pembelajaran micro memahami strategi “ Tell, Listen and Tell, dan listen (non-directive counseling) Maien, 1958, dikutip dari Brown, 1975).

Pertama, strategi “Tell” merupakan strategi agak otoritarif, karena peran dosen pembimbing memberitahu kepada calon guru tentang hal-hal yang menurut pendapatnya telah baik dan/atau masih terdapat kelemahan. Kedua “Listen and Tell” merupakan strategi direktif non otoritarif, karena dosen pembimbing mendorong calon guru untuk menganilisis dirinya melalui pertanyaan yang menuntun mempertajam analisis bagian-bagian yang masih kurang dan mencarikan solusinya. Ketiga “listen” artinya, strategi non directive dosen pembimbing lebih banyak menjadi pendengar tanpa mencoba mempengaruhi calon guru.