Perpindahan Kalor Dasar Kelas B Inderalaya, 5 Oktober 2011

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
SOAL-SOAL RESPONSI 9 STAF PENGAJAR FISIKA.
Advertisements

Kholil Lurrohim X-6 SMA N 1 Cisarua Fisika.
Silvianus Alfredo N X-6 SMA N 1 Cisarua
Kelompok Heat Exchangers
PLTG Komponen utama: Kompresor Ruang Bakar Turbin
PLTU Komponen utama: Boiler (Ketel uap), Turbin uap, Kondensor,
Konduksi Tunak Satu Dimensi (lanjutan) Dimas Firmanda Al Riza (DFA)
Konduksi Mantap Satu Dimensi (lanjutan)
Sifat Panas Zat (Suhu dan Kalor)
Perpindahan Panas I PENDAHULUAN
TERMAL DAN HUKUM I TERMODINAMIKA (lanjutan).
Kalor NAMA : ROS NUUR NIM :
Perpindahan Kalor Dasar
PERPINDAHAN KALOR.
PERPINDAHAN PANAS PADA FIN Dimas Firmanda Al Riza (DFA)
Konduksi Mantap 2-D Shinta Rosalia Dewi.
Konduksi mantap 1-D pada fin
PERPINDAHAN KALOR FISIKA SMA
PERPINDAHAN KALOR Created By Mrs Marry.
KALOR DAN PERPINDAHAN Nj SK/ KD Indikator Materi Oleh:
MEKANIKA FLUIDA DANI RAMDANI
Kehilangan Energi pada
CONTOH SOAL & PEMBAHASAN MEKANIKA FLUIDA disusun oleh silfiana dewi_
1. KONSEP TEMPERATUR Temperatur adalah derajat panas suatu benda. Dua benda dikatakan berada dalam keseimbangan termal apabila temperaturnya sama. Kalor.
SUHU DAN KALOR.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
PERAMBATAN PANAS (Heat Transfer)
PERPINDAHAN KALOR Sapriesty Nainy Sari, ST., MT.
Pertemuan Temperatur, Kalor, Perpindahan Kalor dan Termodinamika
2.6 Friction in pipe flow Aldila Pupitaningrum Ifa Kumala RL.
Berkelas.
Aliran di dalam pipa (internal flow)
SUHU DAN KALOR.
KUIS.
Perpindahan kalor konveksi dan alat penukar kalor
DASAR PERPINDAHAN PANAS
MM FENOMENA TRANSPORT Kredit: 3 SKS Semester: 5
PERPINDAHAN KALOR Sapriesty Nainy Sari, ST., MT.
Perpindahan Panas P P secara konduksi, panas pindah dg cara merambat
Sifat Panas Zat (Suhu dan Kalor)
SUHU DAN KALOR Dalam kehidupan sehari- hari sangat banyak didapati penggunaan energi dalam bentuk kalor: – Memasak makanan – Ruang pemanas/pendingin.
MM FENOMENA TRANSPORT Kredit: 3 SKS Semester: 5
PERPINDAHAN KALOR Sapriesty Nainy Sari, ST., MT.
PERPINDAHAN KALOR Sapriesty Nainy Sari, ST., MT.
MODUL KE TIGA TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Perpindahan Kalor Dasar
Pertemuan ke-4 23 September 2016 By Retno Ringgani, S.T., M.Eng
Quiz 1 26 September 2016 By Retno Ringgani, S.T., M.Eng
Sistem dgn sumber kalor (1D)
[ UPAYA PENGHEMATAN ENERGI]
Sistem radial – silinder
KONDUKSI 1D, STEDI Perpindahan kalor melalui dinding datar, stedi, tanpa sumber kalor Perpindahan kalor melalui dinding datar rangkap seri, paralel atau.
blog.ub.ac.id/palmerrumapea
Pertemuan ke-9 07 November 2016 By Retno Ringgani, S.T., M.Eng
SUHU DAN KALOR Departemen Fisika
Rina Mirdayanti, S.Si, M.Si
Rina Mirdayanti, S.Si, M.Si
Kalor Sumber Gambar : site: gurumuda.files.wordpress.com
PERAMBATAN KALOR (PERPINDAHAN KALOR)
Rina Mirdayanti, S.Si, M.Si
Perpindahan kalor konveksi dan alat penukar kalor
SUHU DAN KALOR UNIVERSITAS ESA UNGGUL PERTEMUAN KE - IX
DEPARTEMEN FISIKA IPB SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB
HEAT CONDUCTION IN CYLINDERS & SPHERES
Heat Transfer From Extended surface (Fin)
LATIHAN SOAL SUHU dan KALOR
PERPINDAHAN KALOR Sapriesty Nainy Sari, ST., MT.
PERPINDAHAN KALOR Nimatut Tamimah, S.Si., M.Sc.,
Heat Conduction Equation
PERPINDAHAN KALOR Sapriesty Nainy Sari, ST., MT.
Transcript presentasi:

Perpindahan Kalor Dasar Kelas B Inderalaya, 5 Oktober 2011 Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

PERPINDAHAN KALOR DALAM PIPA ATAU “TUBE” Pada pipa atau”tube”, luas perpindahan kalor pada dinding luar selalu lebih besar dari luas perpindahan kalor pada dinding dalam karena diameter luar pipa (tube) selalu lebih besar dari diameter dalamnya, sebagaimana terlihat pada contoh perhitungan berikut ini. 1. Untuk penyaluran uap pada suatu pabrik digunakan sistem perpipaan yang memiliki panjang pipa 80 (m) dan tebal pipa 3 (mm) serta diameter dalam pipa 74 (mm). Konduktivitas termal

pipa tersebut adalah 52 (W/m. C) pada 200 C dan 50 (W/m. C) pada 300 C pipa tersebut adalah 52 (W/m.C) pada 200 C dan 50 (W/m.C) pada 300 C. Pipa tersebut dilapisi dengan suatu bahan isolasi yang mempunyai konduktivitas termal 0,2184 (W/m.C). Temperatur dinding dalam pipa adalah 260 C sedangkan temperatur ruangan dimana pipa tersebut melintas adalah 86 F. Koefisien perpindahan kalor konveksi antara isolasi dengan udara ruang adalah 5,20 (W/m2.C) sedangkan koefisien perpindahan kalor konveksi antara uap dengan dinding dalam pipa 10,5 (W/m2.C). Dengan memperhitungkan konduktivitas termal pipa pada temperatur dinding dalam pipa, hitunglah: …………………….

a. Laju aliran kalor (dalam satuan W dan 2 decimal points) jika a. Laju aliran kalor (dalam satuan W dan 2 decimal points) jika tebal isolasi adalah tebal isolasi kritisnya. b. Laju aliran kalor (dalam satuan W dan 2 decimal points) tanpa isolasi, jika koefisien perpindahan kalor konveksinya sama dengan koefisien perpindahan kalor konveksi antara bahan isolasi dengan udara ruang. c. Temperatur dinding luar pipa dan temperatur uap pada kondisi a.) dalam satuan C (1 decimal point). d. Tebal isolasi (dalam mm dengan satu decimal point) yang dibutuhkan agar terjadi pengurangan kehilangan kalor sebesar 20 % dari yang terjadi bila tanpa isolasi.

e. Energi kalor yang dilepas uap selama 1,5 jam pada kondisi a. ) e. Energi kalor yang dilepas uap selama 1,5 jam pada kondisi a.) dalam satuan kJ (dalam 2 decimal points). Solusi: Panjang pipa, L = 80 (m) Tebal pipa, t = 3 (mm) Temperatur ruangan, Tr = 86 F = (86 – 32)/1,8 = 30 C Temperatur dinding dalam pipa, Tp,i = 260 C Koefisien perpindahan kalor konveksi antara isolasi dengan udara ruang, ho = 5,2 (W/m2.C) Koefisien perpindahan kalor konveksi antara uap dengan dinding dalam pipa, hi = 10,5 (W/m2.C)

Diameter dalam pipa, dp,i = 74 (mm) Jari-jari dalam pipa, rp,i = 74/2 = 37 (mm) = 0,037 (m) Jari-jari luar pipa, rp,o = rp,i + t = 37 + 3 = 40 mm = 0,040 (m) Pada 200 C: Konduktivitas termal pipa, kp = 52 (W/m.C) Pada 300 C: Konduktivitas termal pipa, kp = 50 (W/m.C) Dengan interpolasi didapat konduktivitas termal pipa pada 260 C adalah: kp260 C = 52 + (50 – 52) = 50,8 (W/m.C)  

Jari-jari kritis isolasi, rc = dimana: ki Jari-jari kritis isolasi, rc = dimana: ki = konduktivitas termal bahan isolasi = 0,2184 (W/m.C) ho = koefisien perpindahan kalor konveksi antara isolasi dengan udara ruang (W/m2.C) = 5,20 (W/m2.C)   Jadi: rc = = 0,042 (m)

a. Kerugian kalor dari pipa tersebut jika dibalut dengan bahan isolasi dengan jari-jari sama dengan jari-jari kritis isolasi dapat dicari dari persamaan berikut: Qc = = 24.054,85 (W) b). Kerugian kalor dari pipa tersebut tanpa isolasi dapat dicari dari persamaan berikut:

Qnaked = = = 24.027,15 (W). c. Menentukan temperatur dinding luar pipa pada kondisi a.), Tp,o Qa). = 24.054,85 =

260 – Tp,o = Tp,o = 259,9 C   Jadi temperatur dinding luar pipa, Tp,o = 259,9 C   Menentukan temperatur uap pada kondisi a.), Tu   Qa). =

24.054,85 = Tu – 260 = Tu = 383,2 C   Jadi temperatur uap, Tu = 383,2 C d. Menentukan tebal isolasi agar terjadi pengurangan kehilangan kalor 20 % dari yang terjadi bila tanpa isolasi.   Q0,8Qnaked = 0,8 x Qnaked = 0,8 x 24.027,15 (W) = 19.221,72 (W)

Q0,8Qnaked = 19.221,72 = 19.221,72 = 0,001534676 + + = 6,011532787

+ = 6,009998111 ln + = 1,312583587 = X rx = 0,080 X = 1,218147181 rx = 0,098 X = 1,324659453 Untuk: X = 1,312583587 rx = 0,080 + = 0,0960 (m)

Tebal isolasi, ti = 0,0960 – 0,040 = 0,056 (m) = 56,0 (mm) Tebal isolasi, ti = 0,0960 – 0,040 = 0,056 (m) = 56,0 (mm)   Jadi tebal isolasi yang dibutuhkan, ti = 56,0 (mm)   e). Menentukan energi kalor yang dilepas uap pada kondisi a.) selama 1,5 jam, E1,5 jam   E1,5 jam = Qc x t t = waktu = 1,5 jam = 1,5 x 3600 s = 5400 s = 24.054,85 J/s x 5400 s = 129.896.190 (J) = 129.896,19 (kJ) Jadi energi kalor yang dilepas uap, E1,5 jam = 129.896,19 (kJ)