Malapetaka Pertama - Lima WAHYU 16 – BAGIAN 1 Ketujuh Malapetaka Malapetaka Pertama - Lima
PENDAHULUAN Wahyu 16:1 Allah sendiri berbicara dari dalam Kaabah. Perintah untuk menumpahkan ketujuh malapetaka terjadi setelah pintu kasihan tertutup tetapi sebelum kedatangan Yesus kedua kali. Wahyu 15:8 Alasannya:
PENDAHULUAN Karena malapetaka pertama ditumpahkan atas orang-orang yang menerima tanda binatang dan menyembah patungnya (16:2). Jadi, malapetaka ini ditumpahan sesudah penerimaan tanda binatang dan penyembahan patungnya (13:14-17). Karena pemberitaan pekabaran malaikat ketiga untuk mengamarkan penyembahan terhadap binatang dan penerimaan tandanya sudah dilaksanakan (14:9-11).
PENDAHULUAN Ketujuh malapetaka ini merupakan puncak kemurkaan Tuhan yang tanpa belas kasihan (14:10; 15:11;16:1), maka jelaslah pencurahan malapetaka ini berlaku sesudah pintu kasihan tertutup (22:11). Karena hingga malapetaka kelima, manusia masih mengalami malapetaka pertama (16:11), dengan kata lain kutuk-kutuk ini dituangkan satu persatu dalam waktu yang singkat dan berkesinambungan.
PENDAHULUAN Karena penghukuman atas Babel besar berlaku pada malapetaka ketujuh (16:19).
PENDAHULUAN Ketujuh malapetaka memiliki kemiripan dengan sepuluh tulah yang ditumpahkan kepada orang Mesir (Keluaran 5:1-12:30). Membuktikan kedaulatan dan kekuasaan Tuhan. Orang-orang yang menentang Tuhan akan menderita kekalahan.
PENDAHULUAN Kalau dalam Perjanjian Lama, murka Allah ditujukan untuk menuntun kepada pertobatan (Yesaya 1:5-9; 10:5,6; 26:9; Hosea 7:10; Joel 1:4; Amos 4:6-11; Hagai 1:5-11). Ketujuh malapetaka bukan untuk menuntun kepada pertobatan.
PENDAHULUAN Keempat malapetaka pertama menyadarkan orang-orang jahat akan tindakan mereka yang telah berperang melawan Tuhan. Ketimbang bertobat, mereka justru mengutuki Tuhan dan lebih bersikeras menentang Tuhan (16:9,11,21). Malapetaka ini menunjukkan roh pemberontakan yang sudah menguasai hati mereka.
PENDAHULUAN Pada waktu ini lalang pun akan membuktikan dirinya benar-benar lalang (Matius 11:24-30,36,43) sehingga keadilan Tuhan untuk menghukum mereka pun menjadi nyata. Garis pemisah antara orang-orang benar dan yang jahat akan bertambah jelas.
MALAPETAKA PERTAMA Wahyu 16:2 Bisul yang bernanah dan tak tersembuhkan. Malapetaka ini tidak bersifat universal, hanya berlaku kepada mereka yang menerima tanda binatang dan menyembahnya. Artinya, mereka yang telah mengabaikan pekabaran malaikat ketiga (14:9-11; 18:2-4) untuk keluar dari Babel.
MALAPETAKA KEDUA Wahyu 16:3 Malapetaka ini tidak bersifat universal. Laut adalah jalan raya bagi perdagangan dan perjalanan internasional. Ini adalah cara Tuhan untuk menghancurkan rencana setan menyatukan segala bangsa di bawah kuasanya. Bau dan warna air laut seperti darah orang mati. Semua makhluk yang ada di dalam lautan mati.
MALAPETAKA KETIGA Wahyu 16:4-7 Malapetaka ini tidak bersifat universal. Air sungai dan mata air menjadi darah seperti air di lautan. Manusia dan hewan yang hidup di darat mengalami secara langsung malapetaka ini: haus dan bau yang menyengat. Hukuman ini wajar karena sudah banyak darah umat Tuhan yang ditumpahkan.
MALAPETAKA KEEMPAT Wahyu 16:8,9 Malapetaka ini tidak bersifat universal karena hanya untuk matahari. Matahari mengeluarkan panas dan energi yang berlebihan untuk menyiksa manusia dan membinasakan makhluk hidup. Terjadilah kekeringan dan bala kelaparan. Muncul rasa haus akan kebenaran (Amos 8:11,12).
MALAPETAKA KEEMPAT Manusia merindukan kelepasan tetapi bukan karena pertobatan. Setan meyakinkan penduduk dunia bukan sebagai orang-orang berdosam melainkan mereka telah bersalah di dalam memberikan toleransi kepada umat pilihan Tuhan (16:14). Manusia merasa terbakar, kehausan dan ketakutan.
MALAPETAKA KEEMPAT Kekerasan hati manusia tidak membuat manusia itu bertobat meskipun sudah dihukum oleh Tuhan. Manusia bukannya bertobat, tetapi menghujat Allah.
MALAPETAKA KELIMA Wahyu 16:10,11 Tahta binatang adalah binatang yang muncul dari dalam laut/kuasa agama (Wahyu 13:1-10) dan binatang yang muncul dari dalam bumi/kuasa politik (Wahyu 13:11-18). Kuasa agama mengklaim dirinya sebagai kerajaan dan berupaya menguasai seluruh bumi, kecuali umat yang tidak mau menerima tanda binatang tersebut.
MALAPETAKA KELIMA Tidak ada sinar terang karena dilanda kesakitan dan penderitaan yang sangat menyedihkan setelah mengalami kepanasan yang leuar biasa pada malapetaka keempat. Menggigit lidah karena perasaan sakit, gelap, dan dingin yang berkepanjangan. Sampai malapetaka kelima ini pun manusia yang menerima tanda binatang tetap tidak bertobat dan memuliankan Allah malah semakin keras melawan.