PSIKOLOGI ABNORMAL & PSIKOPATOLOGI

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PEDOMAN PENGISIAN KUESIONER PENYAKIT MENULAR TUBERKULOSIS PARU (TB)
Advertisements

MASA DEWASA AWAL DAN MADYA
Christopher Rico A Deriyan Sukma W Farah Asyuri Diskusi Topik 2 Modul Praktik Klinik Psikiatri Kelompok E.
Diskusi Topik 5 Modul Praktik Klinik Psikiatri
GANGGUAN DEPRESI BERAT
Dampak Psikologis Bencana terhadap kelompok rentan
A. Pengertian 1. Gangguan psikosis akut dan sementara adalah sekelompok gangguan jiwa yang : Onsetnya akut ( 2 minggu) Sindrom polimorfik Ada stresor.
Peran keluarga / caregiver dalam perawatan pasien dengan epilepsi
1. DATA DASAR 2. PENGKAJIAN DAN RENCANA
PEDOMAN PENGGOLONGAN DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA
KRITERIA & KLASIFIKASI GANGGUAN MENTAL
AUTISME Presented by Oleh Erwin Setyo Kriswanto
GANGGUAN SUASANA PERASAAN ( A F E K T I F )
KLASIFIKASI PENYAKIT.
Klasifikasi Kelainan Jiwa
PEDOMAN PENGGOLONGAN DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA
MUTU LAYANAN KEBIDANAN KONSEP DASAR MUTU PELAYANAN KESEHATAN& KEBIDANAN By. Danik Dwiyanti.
SEHAT MENTAL World Health Organization (WHO): Sehat adalah keadaan sejahtera secara fisik, mental dan sosial secara penuh, bukan semata-mata absennya.
Abnormal Behavior Akademi Perawat Panti Waluya Prepared by: Cicilia Evi GradDiplSc., M. Psi.
PSIKOSIS dan DEPRESI POSTPARTUM
HAMBATAN-HAMBATAN PERAWATAN PALIATIF CARE
MATERI KULIAH PSIKOLOGI KLINIS
SELEKSI & PENEMPATAN TENAGA KERJA
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesiia
PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA
KESEHATAN MENTAL DI SEPANJANG SIKLUS KEHIDUPAN
ASUHAN KEBIDANAN IV.
MATERI KULIAH PSIKOLOGI KLINIS
PENDAHULUAN ICD- 10 PERTEMUAN 8
MATERI KULIAH PSIKOLOGI KLINIS
MASALAH KESEHATAN MENTAL PD LANSIA
Dissociative disorder
Psikiatri: Asesmen psikiatri dasar
PENGANTAR KESEHATAN LINGKUNGAN
PSIKOLOGI KLINIS Sri Hastuti Handayani.
KONSEP DASAR PEMERIKSAAN PSIKIATRI
dr. Agustina Sjenny, Sp.KJ
GANGGUAN SKIZOAFEKTIF
MATERI KULIAH PSIKOLOGI KLINIS
Asesmen Gangguan Psikologis
Modul Praktik Klinik Psikiatri FKUI
MASA DEWASA AWAL DAN MADYA
ASESMEN dalam PSIKOLOGI KLINIS
ASPEK PSIKOLOGIK PADA ANAK DENGAN KELAINAN ENDOKRIN
MATERI KULIAH PSIKOLOGI KLINIS
Gangguan psikosos akut
Oleh: KUNTJOJO D3 Kebidanan Kediri, Poltekes Malang 2009
Akademi Perawat Panti Waluya 9 Januari 2010
KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
PEDOMAN PENGGOLONGAN DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA
KONSEP DASAR KESEHATAN JIWA
DIAGNOSTIC AND STATISTICAL MANUAL OF MENTAL DISORDERS (DSM)
Oleh Wildan Fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
DOKUMENTASI NANDA OLEH : RISA NURHAYATI.
PSIKOSIS DAN DEPRESI POSTPARTUM
Selamat Sore.
Pembimbing: dr. Dina Fitriningsih,SpKJ, MARS
Interview Suatu situasi dimana terjadi pembagian pandangan dan informasi antara 2 orang yg bertemu. Terjadi pembentukan relasi antar personal. Terjadi.
Depresi Dr. Juwita, Sp.KJ.
PSIKOLOGI ABNORMAL & PSIKOPATOLOGI
OLEH : Dr. Hubertus Kasan Hidajat,Sp.KJ. SEMINAR PROFESIONAL.
SITI FATIMAH Di bimbing oleh: 1.Dr. Wawang S. Sukarya, dr., SpOG (K)., MARS., MH.Kes 2.Dr. Usep Abdullah Husin, dr., MS. SpMK PERBANDINGAN.
Intelectual Disability
Gangguan Campuran Anxiets dan Depresi
GANGGUAN MOOD MENETAP SIKLOTIMIK & DISTIMIK.
GANGGUAN AFEKTIF TIPE DEPRESI GANGGUAN AFEKTIF TIPE DEPRESI A. Soraya Tenri uleng.
PENILAIAN TUMBUH KEMBANG BAYI DAN BALITA MELALUI SDIDTK
KONSEP DASAR KESEHATAN JIWA dr. Agustina Sjenny, Sp.KJ.
Transcript presentasi:

PSIKOLOGI ABNORMAL & PSIKOPATOLOGI WENI ENDAHING WARNI, M.Psi, Psi WINDAH RISKASARI, M.Psi, Psi

PENGGOLONGAN DAN KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS (Pertemuan Ke-4)

KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS PERILAKU ABNORMAL (PPDGJ III) Diagnostic and Statistical Manual Of Mental Disorder (DSM) : Sistem klasifikasi gangguan-gangguan mental yg paling luas diterima. Menggunakan kriteria diagnostik spesifik utk mengelompokkan pola-pola perilaku abnormal yg mempunyai ciri-ciri klinis yg sama dan satu sistem evaluasi yg multiaksial

Revisi DSM 1952 APA mengeluarkan DSM untuk pertama kalinya 1968 DSM II 1980 DSM III 1987 DSM III R 1994 DSM IV Juni 2000 “revisi teks” DSM IV TR

Ppdgj I PPDGJ I Terbit tahun 1973 Nomor kode dan diagnosis mengacu pada ICD 8 ( International Clasification of Desease -8 )- WHO Sistem Numerik Nomor kode : 290 - 315

Ppdgj ii Diterbitkan pada tahun 1983 Diagnosis mono aksial Nomor kode dan diagnosis : mengacu pada ICD-9 ( sistem numerik ) Konsep klasifikasi dengan kelas diagnosis memakai kriteria diagnosis DSM ( The Diagnosis statistical manual of mental disorder)

Ppdgj iii Diterbitkan pada tahnun 1993 Diagnosis multi-aksial Nomor kode dan diagnosis merujuk pada ICD- 10 Konsep klasifikasi dengan hirarki blok memakai pedoman diagnoosis ICD-10 Diagnosis multi aksial menurut DSM-1 (APA)

Hirarki penggolongan ppdgj Gangguan mental organik dan simptomatik Gang mental & perilaku akibat zat psikoaktif Schizofrenia, Gg schizotipal dan waham Gg suasana perasaan Gg Neurotik, gg somatoform & gg stress Sindrom perilaku yg berhub dg gg fisiologis dan faktor fisik

Gg kepribadian dan perilaku masa Dewasa Retardasi mental Gg perkembangan psikologis Gg perilaku dan emosional Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinik

Axis I F 00 – F 09 : Gangg mental organik (+simptomatk) F 10 – F 19 : Gang mental & perilaku  zat psikoaktif F 20 – F 29 : Schizofrenia, schizotipal & gg waham F 30 – F 39 : Gg suasana perasaan (mood/afektif) F 40 – F 49 : Gg neurotik, somatoform-> gg terkait stress F 50 – F 59 : Sindroma perilaku  gg fisiologis

Axis ii F 60 : Gg Kepribadian khas F 60.0 : Gg kepribadian paranoid F 60.1 : Gg kepribadian schizoid F 60.2 : Gg kepribadian disosial F 60.3 : Gg kepribadian emosional tak stabil F 60.4 : Gg kepribadian histrionik F 60.5 : Gg kepribadian anankastik

Axis iii Bab I A00 – B99 : Peny infeksi & parasit Bab II C00 – D 99 : Neoplasma Bab IV E00 – G 99 : peny endokrin, nutrisi dan endokrin Bab VI G00 – G59 : peny susunan syaraf Bab VII H00 – H 59 : peny mata dan adneksa Bab VIII H60-H99 : Peny telinga dan proses mastoid

Axis iv Masalah dengan primery support group Masalah berkaitan lingkungan sosial Masalah pendidikan Masalah pekerjaan Masalah Perumahan Masalah ekonomi Masalah akses dan pelayanan kesehatn

Axis v 100 – 91 : gejala tak ada, fungsi maksimal 90 – 81 : gejala minimal, fungsi baik, 80 – 71 : gejala sementara dan dpt diatasi 70 – 61 : Beberapa gejala ringan & menetap 60 – 51 : Gejala sedang, disabiltas sedang 50 – 41 : gejala berat, disabilitas berat 40 -39 : disabilitas dlm bbrp realita, disabilitas berat dlm beberapa fungsi

Contoh penulisan dx Multiaxial Aksis I : F 32.2 Episode depresif tanpa gejala psikotik Aksis II : F 60.7 Gang kepribadian defensif Aksis III : tidak ada Aksis IV : Ancaman kehilangan pekerjaan Aksis V : GAF 53

DSM Suatu Sistem Multiaksial Sistem DSM terdiri dari 5 Aksis : Aksis I : Sindrom Klinis Aksis II : Gangguan Kepribadian & Retardasi Mental Aksis III : Kondisi-kondisi Medis Umum Aksis IV : Problem Psikososial & Lingkungan Aksis V : Assessment Fungsi Secara Global (GAF)

Kekuatan & Kelemahan DSM Kekuatan meliputi penggunaan kriteria diagnostik spesifik & suatu sistem multiaksial utk memberikan gambaran yg komprehensif ttg bgmn seseorang berfungsi. Kelemahan ttg reliabilitas & validitas dari kategori- kategori diagnostik ttn & bagi bbrp orang, krn mrpkn adopsi kerangka model medis utk menggolongkan pola perilaku abnormal

Reliabilitas : suatu alat ukur perilaku abnormal hrs reliabel, dpt memberikan hasil yg sama bila dilakukan pd kesempatan yg berbeda, juga orang yg berbeda dpt memeriksa alat ukur tersebut. Validitas : sampai derajat mana instrumen tsb mengukur apa yg ingin diukur, spt validitas isi, kriteria, konstruk.

Kasus M seorang ibu rumah tangga berusia 41 tahun, seringkali mengeluh pusing dan mual, ketika berobat ke Puskesmas M diberi obat sakit kepala oleh Dokter. Setelah beberapa hari dan obat telah habis diminum penyakit M tidak kunjung sembuh. Suatu hari M datang ke Puskesmas dan meminta surat sakit dari Dokter, dalam surat itu M meminta Dokter memberikan keterangan bahwa M selama sakit (kurun waktu 2 minggu) tidak diperbolehkan Dokter untuk melayani Suami (berhubungan seksual). Pada saat itu Dokter mencoba untuk menuruti permintaan M dan memberikan surat keterangan sakit yang isinya sesuai yang diminta oleh M. Informasi lain tentang M adalah bahwa ia sudah 2 kali menikah. M bercerai dengan suami pertama yang merupakan pilihan orang tua, M seringkali menyalahkan orang tua, M menganggap pilihan jodoh dari orang tua salah sehingga M meminta cerai. Sedangkan suami kedua (T) merupakan pilihan M sendiri, yang merupakan mantan pacar saat SMA. Selama menikah dengan T, M selalu terlihat murung, khususnya saat T berada dirumah atau tidak sedang bekerja. T bekerja sebagai sopir taxi yang setiap saat bisa pulang kerumah. Menurut M, setiap pulang kerumah T selalu meminta berhubungan seksual, dan M juga selalu menuruti keinginan suami/ tidak berani menolak dengan alasan takut akan diceraikan jika menolak. M berusaha sekuat tenaga mempertahankan rumah tangganya meskipun ia merasa tersiksa karena gengsi dengan orang tua, tidak mau diketahui orang tua bahwa pilihannya juga salah.

(nilai maksimal 100 point) Dari kasus diatas, tentukan aksis dibawah ini, dengan mempertimbangkan fakta yang ditemukan dari uraian kasus diatas ! Aksis I Aksis II Aksis III Aksis IV Aksis V (nilai maksimal 100 point)