VISI JURUSAN KIMIA Institusi pendidikan dan pengembangan ilmu kimia yang bertumpu pada sumber daya local, memiliki nilai tambah, dan berwawasan lingkungan.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Pengantar Teknik Kimia Sesi 1: Peralatan Proses
Advertisements

FLOW INJECTION ANALYSIS (Analisis dalam sistem aliran)
FLOW INJECTION ANALYSIS (Analisis dalam sistem aliran)
Darul Hamdi Destya Nilawati Dini Asyifa Nadia Chrisayu Nathasa.
METODE EKSPERIMEN UNTUK MENENTUKAN LAJU REAKSI
Analisis Injeksi Alir dengan Sistem Difusi Gas untuk Penentuan Karbondioksida dalam Minuman Terkarbonasi Oleh: Amaliah Dwi Kanty Pembimbing: Dr.Muhammad.
Fakultas Teknologi Industri
Oleh: Cynthia Ayu Rahmawati ( ) Pembimbing:
Universitas Gunadarma
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Disusun oleh: Laila Noor Zahra ( )
KIMIA DASAR II. STOIKIOMETERI.
Flow Injection Sequential Determination of Chloride by Potentiometry and Sodium by Flame Emission Spectrometry in Instant Soup REVIEW JURNAL “Flow Injection.
SELAMAT DATANG SELAMAT BERTAMBAH ILMU
Institusi Pendidikan dan pengembangan ilmu kimia yang bertumpu pada sumber daya lokal, memiliki nilai tambah dan wawasan lingkungan UNIVERSITAS JEMBER.
Completely Automated System for Determining Halogenated Organic Compounds by Multisyringe Flow Injection Analysis Fernando Maya, Jose´ Manuel Estela, and.
Reverse Flow injection analysis (FIA for the determination of vitamin C in phamaceutical formulation with chemiluminescene detection) Nehemia F ernandes.
PENENTUAN LOGAM MANGAN(II) DALAM AIR ALAMI MENGGUNAKAN R-FIA
TUGAS KIMIA ANALISIS MODERN
Putri Mandasari Pasaribu
Disusun oleh: Ardian Lubis Lailatul Badriyah Novitasari Dewi Adriana P
Kelompok 9: Ardine Kumalasari Ratna Wahyu N Fenly Arismaya
Siti Zubaidah. S ( ) Denik Dwi Jayanti ( )
Penentuan Jumlah Selenium dalam susu formula
PRESENTED BY: KELOMPOK 4. Kelompok 4 Glukosa Abstrak FIA dengan elektroda modifikasi Fe(III)-(tris(3,5-dimetil-1- pyrazolyl)borat) 2 ] + [FeCl4] - Hasilnya??
Kelompok X Abdul Rosi Tiara Farah Hidayah Zuhrotul Lutfia
Pengembangan Metode Prakonsentrasi dengan Teknik Injeksi Alir untuk Analisis Cu2+ dan Pb2+ dalam Air Aliran Sungai Citarum dan Waduk Saguling Oleh : Sita.
Maulidfia Rahmi – Endah Retno K – Nora Dwi Saputri – Badrut Tamam Ibnu Ali – Kelompok 5:
Kelompok IX Ahmad Isrizal Anwar ( ) Bunga Prameswari ( )
A FLOW INJECTION-FLUOROMETRIC METHOD FOR THE DETERMINATION OF AMMONIUM IN FRESH AND SALINE WATERS WITH A VIEW TO IN SITU ANALYSES Siti Aisah
Speciation of Metals in Solution by Flow Injection Analysis Part 1 Sequential Spectrophotometric and Atomic- absorption Detectors* Rose Mutiara A
HUKUM DASAR KIMIA DAN PERHITUNGAN KIMIA
APLIKASI STOIKIOMETRI
Metode Kalibrasi Alat Kalibrasi
S P E K T R O S K O P I.
SPEKTROSKOPI.
S P E K T R O S K O P I.
SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM (SSA) atau ATOMIC ABSORPTION SPECTROSCOPY (AAS) Menyangkut penyelidikan absorbsi energi radiasi oleh atom netral dalam keadaan.
V. PERISTIWA PANAS.
SPEKTROSKOPI Merupakan salah satu metode analisis instrumental Dasar:
Seminar Hasil Penelitian
AFLATOKSIN dan BAHAN PENGAWET
OLEH: REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt
OLEH : DEDE SUTRIONO, S.Si
STOIKIOMETRI Disusun Oleh Kelompok 2 Nama: Rizkiah Surahman
HUKUM DASAR KIMIA DAN PERHITUNGAN KIMIA
KROMATOGRAFI GAS Bagian Mata Kuliah Kromatografi
PENGANTAR UMUM KROMATOGRAFI
ANALISA ASAM LEMAK DGN GLC
Argento-Gravimetri.
SPEKTROSKOPI.
KIMIA INSTRUMEN GAS CHROMATOGRAPHY (GC)
SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM
AFLATOKSIN dan BAHAN PENGAWET
High Performance Liquid Chromatography
HPLC-ICP-MS HPLC-MIP-MS
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
MUHAMMAD FAJRIN A. SALIM KIMIA
UJI PESTISIDA FOSFAT-ORGANIK DALAM AIR
Rezqi Handayani, S.Farm.,M.P.H., Apt
Rezqi Handayani, S.Farm.,M.P.H., Apt
KALORIMETER M. Rif’at Basya ( ).
Kelompok 3 Analisis Intrumentasi Teori Analisis Hasil GC
HPLC (High Performance Liquid Chromatography)
GAS CHROMATOGRAPHY (GC)
Disusun Oleh: Aang Febrizal, Hendrawan Teguh dan Mustofa Kamal.
KELOMPOK IV RENY ALIM AL AYUBI SYAM NASHRAH SURYANY SERNA HAMID SRY ASTUTI
Gas Cromatograph Satriani Dwi Marlita Septi Presenta Dewi
GAS CHROMATOGRAPHY Presented by: SAMRIANI H
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
Transcript presentasi:

VISI JURUSAN KIMIA Institusi pendidikan dan pengembangan ilmu kimia yang bertumpu pada sumber daya local, memiliki nilai tambah, dan berwawasan lingkungan

Flow Injection Analysis for Boron Determination by Using Methyl Borate Generation and Flame Atomic Emission Spectrometry JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2015

Kelompok 10 Nama Anggota: 1. Fajrin Nurul Hikmah( ) 2. Zuni Dihliziah( ) 3. Beny Akhmat Saputra( ) 4. Yulia Agustin( )

Introduction Penentuan boron termasuk dalam penelitian yang cukup diminati karena pemanfaatannya (aplikasinya) teknik yang umum digunakan yaitu menggunakan spektrometri UV-Vis, dan DC plasma optical emission spectrometry. Akan tetapi, metode ini lebih kompleks dan lambat daripada spektrometry serapan atom. Sedangkan menggunakan AAS adalah metode yang sangat susah

Boron dengan menggunakan AES dapat dilakukan baik menggunakan sumber eksitasi lebih (seperti DCP atau ICP plasma) Penentuan boron dengan menggunakan AES, artinya mengukur emisi boron oxida yang telah digunakan menggunakan tipe flame yang berbeda. Saat ini, prosedur sederhana berdasarkan senyawa turunan boron yang volatil dan penentuan oleh spektrometri atom sedang dikembangkan karena sensitifitas dan selektifitasnya yang baik.

Dalam penelitian ini, metode yang melibatkan flame AES dikombinasikan dengan FIA untuk menentukan Boron secara runtut tanpa prakonsentasi

Eksperimental A. Reagen dan Perangkat Larutan boron 2000 µg/mL disiapkan dengan melarutkan 5,72 g asam borat dalam 500 mL aquades. Larutan ini kemudian disimpan dalam botol polietilena. Asam borat pertama dikeringkan pada 120 o C untuk mendapat massa yang konstan. Larutan diencerkan terlebih dahulu sebelum digunakan dalam setiap analisis.

Semua eksperimen dilakukan dengan ATI-UNICAM 929 spektrometer serapan atom, dilengkapi dengan koreksi latar belakang deuterium. Digunakan sebuah pompa GILSON Minipuls 3 peristaltik untuk sistem injeksi aliran H 2 SO 4 dan CH 3 OH. Tygon tubings, hijau-hijau untuk metanol, biru-biru dan biru-kuning untuk asam sulfat yang digunakan, dan semua tubings lain yang digunakan dalam FIA berdiameter 0,8- 1,0 mm (id) PTFE.

Injeksi dilakukan melalui katup 6-way dan sebuah pemisah gas-cair Unit UNICAM VP90 Hydride Generation juga digunakan. Ar dipilih sebagai gas pembawa, dan digunakan loop Injeksi 250 µL di seluruh eksperimen.

B. Parameter Instrumental Pengukuran emisi dilakukan pada 547,8 nm dimana kondisi instrumental memiliki sensitivitas terbaik. Kondisi ini adalah 15 mm tinggi burner dengan kepala burner 5 cm, luas bidang spectra 1,0 nm, dan laju aliranC 2 H 2 sebesar 0,9 L / min.

C. Usulan Metode Metode ini didasarkan pada pembentukan dan penguapan metil borat. Teknik pengapian atau non pengapian atom umumnya menggunakan volume sampel 0,5-2 mL untuk penentuan unsur yang diberikan secara terus menerus. Penyusunan instrumen untuk penentuan boron dengan analisis injeksi alir (FIA) dengan menggunakan metil borat dengan spektrometer flame emisi atom (FAES) sebagai detektor dirancang dan ditunjukkan pada Gambar 1.

Metil borat dihasilkan sesuai dengan reaksi berikut

Rangkaian Sistem FIA

Prinsip kerja GLC Gas pembawa dengan tekanan tertentu dialirkan secara konstan melalui kolom yang berisi fase diam. Selanjutnya sampel diinjeksikan ke dalam injektor (injection port) yang suhunya dapat diatur. Komponen-komponen dalam sampel akan segera menjadi uap dan akan dibawa oleh aliran gas pembawa menuju kolom. Komponen-komponen akan teradsorpsi oleh fase diam pada kolom kemudian akan merambat dengan kecepatan berbeda sesuai dengan nilai K d masing-masing komponen sehingga terjadi pemisahan. Komponen yang terpisah menuju detektor dan akan terbakar menghasilkan sinyal listrik yng besarnya proporsional dengan komponen tersebut. Sinyal lalu diperkuat oleh amplifier dan selanjutnya oleh pencatat (recorder) dituliskan sebagai kromatogram berupa puncak. Puncak konsentrasi yang diperoleh menggambarkan arus detektor terhadap waktu.

Hasil Kesimpulan

Metode cepat dan efisien untuk penentuan boron dalam larutan air dijelaskan dengan menggunakan flame atomic Emission spectrometry dengan FIA. Asam sulfat digunakan sebagai agent pendehidrasi untuk menghasilkan panas yang diperlukan dalam proses penguapan. Larutan standar disiapkan berupa 60% H 2 SO 4 untuk mendapatkan medium yang lembab sebanyak mungkin.

Dengan menggunakan 200 µg/mL B dalam 60% larutan H 2 SO 4, menyebabkab Ar dan kecepatan memompa reaktan pada signal emisi dapat diamati dan hasilnya ditunjukkan pada tabel berikut:

Menurut tabel diatas, pada 30 rpm dan 400 mL/min menghasilkan hasil yang paling baik. Berdasarkan pengukuran berturut-turut menunjukkan 1,6% RSD (tingkat kesalahan) dan hasilnya sebagai X ± S (n=3). Laju aliran H2SO4 1, H2SO4 2, dametanol diukur pada masing-masing kecepatan pompa (rev/min).

Pengaruh pencampuran panjang kumparan pada sinyal emisi

Hasil yang diberikan pada tabel 2 menunjukkan bahwa panjang kumparan tidak memberikan konstribusi yang signifikan terhadap sensitivitas

Pembentukan metil borat harus dilakukan dengan media kelembapan bebas. Oleh karena itu, dilakukan berbagai variasi sebagai berikut:

Kurva Kalibrasi Boron

Grafik kalibrasi yang ditunjukkan pada gambar 2 adalah linier dan persamaannya adalah y = 0,1105X -1,496.

Kesimpulan Karena sensitivitasnya yang sangat rendah, maka sangat sulit menentukan B dengan AES dan oleh karena itu dibutuhkan metode standart. Untuk meningkatkan sensitivitas dan kerja kontrol dari B dalam matriks yang berbeda tanpa menerapkan prekonsentrasi dan prosedur ekstrasi, maka diajukan metode yang bagus dan mudah. Parameter yang terkait yaitu volume, laju pencampuran dari larutan dan temperatuir dari medium reaksi.