Rancang Bangun Koperasi Indonesia Luh Putu Suciati Jember, 1 April 2015
Pendekatan Sistem dalam Koperasi koperasi mempunyai sifat ganda yaitu: organisasi/kumpulan dari orang-orang dengan unsur eksternal ekonomi dan sifat-sifat sosial (pendekatan sosial/sosiologi). Perusahaan yang harus dikelola sebagai layaknya perusahaan dalam ekonomi pasar (pendekatan ekonomi/neo klasik).
Interprestasi dari Koperasi sebagai Sistem Kompleksitas sistem pengelolaan koperasi : suatu sistem yang terdiri dari orang-orang dan alat-alat teknik. Sistem ini dinamakan Socio technological system hubungan dengan lingkungan sehingga dapat dianggap sebagai sistem terbuka sistem ini ditujukan pada target dan dihadapkan dengan kelangkaan sumber2 yang digunakan.
Koperasi sbg sistem sosio teknis
Koperasi sbg sistem sosio teknis sistem sosio teknis pada substansinya sistem terbuka pada lingkungannya, sistem dasar target pada tugasnya dan sistem ekonomi pada penggunaan sumber-sumber. Semua pelaksanaan dalam keseluruhan kompleks dan pengaruh eksternal, dipengaruhi oleh hubungan sistem, dilihat dari sudut pandang ekonomi, tidak cukup hanya melaksanakan koperasi secara ekonomis saja, tetapi juga hubungan antar manusia dalam kelompok koperasi dan antara anggota, dan hubungan antar manusia dalam kelompok koperasi dan antara anggota dengan manajemen perusahaan koperasi dalam lapangan lain. Contoh :Koperasi penyediaan alat pertanian, serba usaha, kerajinan, dan industri.
Proses perkembangan peran pemerintah dalam pengembangan koperasi offisialiasasi Peran pemerintah De- offisialiasasi otonomisasi TAHAP I TAHAP III TAHAP II
Proses perkembangan peran pemerintah dalam pengembangan koperasi OFFISIALIASASI top down: peran pemerintah besar Kurang berkembang karena tergantung fasilitas pemerintah Learning by doing, peran pemerintah dikurangi sedikit demi sedikit 2. DE-OFFISIALISASI Proses menuju kemandirian Peran pemerintah mulai dikurangi 3. OTONOMISASI Pengambilan peran pemerintah Sumberdaya dikelola sendiri
FAKTOR FUNDAMENTAL EKSISTENSI DAN PERAN KOPERASI Koperasi akan eksis jika terdapat kebutuhan kolektif untuk memperbaiki ekonomi secara mandiri. Kesadaran menjadi motivasi utama bagi pendirian koperasi ‘dari bawah’ atau secara ‘bottom-up’. 2. Koperasi akan berkembang jika terdapat kebebasan (independensi) dan otonomi untuk berorganisasi. struktur organisasi ditentukan karakteristik lokal dan anggotanya kegiatan yang akan dilakukannya format yang seragam ketergantungan yang tinggi terhadap berbagai faktor eksternal
FAKTOR FUNDAMENTAL EKSISTENSI DAN PERAN KOPERASI 3. Keberadaan koperasi akan ditentukan oleh proses pengembangan pemahaman nilai-nilai koperasi. Faktor pembeda koperasi dengan lembaga usaha lain merupakan pilar utama (fundamental) 4. Koperasi akan semakin dirasakan peran dan manfaatnya bagi anggota dan masyarakat pada umumnya jika terdapat kesadaran dan kejelasan dalam hal keanggotaan koperasi. insentif dan loyalitas untuk menjadi anggota koperasi, yang kemudian akan menjadi basis kekuatan koperasi itu sendiri.
FAKTOR FUNDAMENTAL EKSISTENSI DAN PERAN KOPERASI 5. Koperasi akan eksis jika mampu mengembangkan kegiatan usaha yang : a. luwes (flexible) sesuai dengan kepentingan anggota, b. berorientasi pada pemberian pelayanan bagi anggota, c. berkembang sejalan dengan perkembangan usaha anggota, d. biaya transaksi antara koperasi dan anggota mampu ditekan lebih kecil dari biaya transaksi non-koperasi, dan e. mampu mengembangkan modal yang ada didalam kegiatan koperasi dan anggota sendiri.
FAKTOR FUNDAMENTAL EKSISTENSI DAN PERAN KOPERASI 6. Keberadaan koperasi akan sangat ditentukan oleh kesesuaian faktor2 (1 smp 5) dengan karakteristik masyarakat atau anggotanya. Dihipotesakan bhw koperasi dapat tumbuh, berkembang, dan sekaligus juga berperan dan bermanfaat bagi masyarakat yg tengah berkembang dari suatu tradisional dengan ikatan sosiologis yang kuat melalui hubungan emosional primer ke arah masyarakat yang lebih heterogen dan semakin terlibat dengan sistem pasar dan kapital dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya,
Jaringan organisasi Koperasi Tani Swasta IKSI (induk Koperasi Susu Indonesia NAS IKPI (Induk Koperasi Perikanan Indonesia INKUD (Induk Koperasi Unit Desa) BUMN PT PROV GKSI (Gab Koperasi Susu Indonesia PUSKUD Komoditas Kop. Skunder PUSKUD MINA PIR KJUB (Koperasi Jasa Usaha Bersama) KAB Koperasi Susu KUD MINA DESA KUD
Jejaring horisontal koperasi pertanian Koperasi primer: pada tingkat desa yang beranggotakan orang2 Koperasi skunder: memberikan pelayanan pada koperasi primer untuk memberikan pelatihan/pendidikan, audit, suplay sarana produksi & kebutuhan lain. advokasi dll Koperasi tertier: koperasi pada tingkat nasional menangani hal2 yg tidak efisien dilakukan oleh koperasi tk skunder spt pendidikan, advokasi, representasi tk nasional dan internasional dll
Kasus Peran KOPERASI DALAM AGRIBISNIS SUSU di Jawa Timur PETERNAK KOPERASI IPS Susu Segar Pembayaran Susu Segar Softloans freshmilk handling tools Kredit Sapronak Fasilitasi Keswan Sifat produk (bulky, perishable) – close market Konversi liter ke KG Pasar input monopoly, pasar output cenderung monopsony Peternak – price takers baik pada pasar input maupun output 14
Rancang Bangun Peningkatan Peran Koperasi Dalam Agribisnis Persusuan Rakyat Di Jawa Timur 15
Rancangan Strategi pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA/Sub Terminal Agribisnis Penumbangan Ciamis Jawa Barat