FILSAFAT MANUSIA TUBUH DAN JIWA
Tubuh Aristoteles menilai bahwa semua organisma mempunyai jiwa jiwa vegetatif untuk menyerap makanan dan reproduksi jiwa sensitif yang membuatnya bergerak jiwa rasional sehingga mampu berpikir dan membuat norma sosial
Rene Descartes merasa tidak perlu memahami jiwa vegetatif atau sensitif pencernaan makanan, sirkulasi darah, daya tahan dan pertumbuhan, respirasi, tidur dan terjaga, sensasi pada dunia luar, imajinasi, memori, nafsu dan gairah, pergerakan tubuh bergerak secara mekanis
Rongga di dalam otak berisi cairan jernih berwarna kuning (cerebrospinal) yang pada waktu itu dinamakan roh hewani disaring melalui pembuluh halus menuju otak mengalir melalui jaringan saraf tubuh yang berlubang mengaktifkan sekumpulan otot khusus sehingga tubuh hewani bergerak.
Tekanan eksternal pada indera disalurkan melalui syaraf ke otak sehingga katup2 yang terpilih menjadi terbuka dan memicu tindakan tertentu Memori dan proses belajar terbentuk oleh tindakan yang diulang yang menyebabkan lubang2 tertentu menjadi terbuka pada roh hewani
Refleks bawaan dihasilkan oleh gerakan syaraf yang menarik urat sehingga menghasilkan respon otomatis atau langsung Refleks yang dipelajari merupakan reaksi yang dihasilkan melalui proses belajar yang dihasilkan dari terbukanya syaraf yang dihentakkan oleh sistem pengungkit di dalam otak
Marah diakibatkan oleh kuatnya roh hewani, sedangkan takut atau sabar diakibatkan oleh lemahnya roh hewani Terjaga diakibatkan oleh roh hewani dalam rongga2 otak banyak sehingga jaringan otak melebar dan lebih sensitif terhadap getaran dari luar, sedangkan tidur diakibatkan roh hewani yang sedikit, dan rongga syaraf kendur
Jiwa Segala sesuatu bisa diragukan, termasuk kesan inderawi yang sangat jelas dan terpilah-pilah. Tindakan meragukan segala sesuatu justru memberikan bukti kepastian adanya sesuatu
Kesan inderawi hanya ilusi, bukan sungguh-sungguh mengalami, namun setelah terus menerus meragukan akan sampai kepada ide yang sangat pasti dan tidak diragukan Segala yang diamati sesungguhnya tidak pernah ada, namun ketika menegaskan bahwa segala sesuatu itu tidak ada, seseorang menyadari dirinya sedang berpikir
Seseorang sedang berpikir merupakan penegasan dan kepastian bahwa dirinya benar-benar ada dengan kata lain “saya berpikir maka saya ada” Seseorang adalah sesuatu atau substansi yang esensi atau hakekatnya adalah berpikir (res cogitans) yang esensinya adalah jiwa atau roh
Jiwa atau roh tidak memerlukan ruang dan waktu karena substansinya bersifat immaterial atau non fisik. Descartes menempatkan rasio dan jiwa sebagai sesuatu yang lebih fundamental dibandingkan dengan pengalaman inderawi, maka disebut orang rasionalis
Tubuh dan jiwa Jiwa atau roh berbeda dengan tubuh, karena tubuh adalah benda fisik yang terdiri dari partikel-partikel yang memiliki keluasan Ide tentang jiwa atau roh melahirkan ide-ide lain yang terdapat dalam jiwa
Ide-ide tersebut diperoleh dari jiwa yang berpikir, bukan berdasarkan pengalaman inderawi. Ide-ide tersebut dinamakan ide bawaan (innate ideas) dari jiwa Ide bawaan tentang kesempurnaan dipadukan dengan kepastian adanya jiwa membawa kepada pemikiran adanya Tuhan yang mewujudkan kesempurnaan itu
Descartes adalah seorang rasionalis, namun dapat menerima pengetahuan yang berasal dari pengalaman indera karena persepsinya yang memastikan terhadap kesempurnaan Tuhan dalam menciptakan materi dan jiwa Descartes juga disebut seorang Dualis karena memisahkan substansi jiwa dengan tubuh
Descartes juga menyatakan bahwa sebuah gejala dapat terjadi bukan semata-mata hasil jiwa atau tubuh, tetapi hasil interaksi yang berbeda diantara kedua substansi itu. Tubuh tanpa jiwa akan menjadi sesuatu yang bergerak secara mekanis oleh stimulus dari luar
Jiwa tanpa tubuh hanya memiliki ide bawaan namun tidak memiliki ide tentang benda-benda material atau kesan-kesan inderawi yang lazim dimiliki oleh manusia normal. Tubuh dapat menambah kekayaan isi pada kesadaran jiwa, sedangkan jiwa dapat menambah rasionalitas pada sebab-sebab terjadinya perilaku.
Jiwa berada di suatu tempat di dalam otak yang merupakan pusat kontrol bagi sensasi dan gerakan tubuh Jiwa hanya mempersepsikan satu kehadiran terhadap satu objek ataupun objek ganda sehingga terjadi keterpaduan dalam struktur yang tidak terbagi di dalam otak yang disebut kelenjar pinealis (pinealis glad)
Jiwa adalah sesuatu yang terpadu, sehingga terjadinya konflik bukan di dalam jiwa, tetapi terjadi pada saat jiwa berinteraksi dengan tubuh. Pada saat stimulus mempengaruhi kelenjar pinealis, jiwa terkadang lebih unggul dari tubuh namun kadang sebaliknya, tubuh lebih unggul dari jiwa.
Kalau emosi menempati kelenjar pinealis dan menyebabkannya bergerak, maka timbul sensasi yang disadari seperti cinta, benci, menginginkan, menyerang, dsb Kelenjar pinealis bisa menolak stimulus yang ringan sehingga dapat menghindari gangguan emosi, namun bila menerima stimulus yang sangat kuat dapat mengamuk karena pengaruh jiwa tidak cukup.