Analisis Cerpen “Nasihat untuk Anakku” Disusun Oleh : Daffarel Ammardhisa A. (09) Maulina Okta Azri S. (15) Vallerie Dasti Akbari (30) VIII-E Kelompok 3
Cerpen Cerpen merupakan karangan sastra yang berisi tentang kehidupan seseorang/tokoh yang diceritakan secara ringkas, dan fokus pada tokoh tersebut.
Teks Ulasan Teks ulasan adalah teks yang dihasilkan dari analisis sebuah karya sastra. Teks ulasan bertujuan sebagai media melontarkan kritikan secara sopan dan santun terhadap suatu bahan.
Struktur Teks Ulasan Struktur teks ulasan terdiri dari bagian orientasi, tafsiran isi, evaluasi, dan rangkuman berikut penjelasan selengkapnya. Orientasi, merupakan gambaran umum atas bahan atau karya sastra yang akan diulas. Gambaran umum karya atau benda tersebut bisa berupa paparan tentang nama, kegunaan, dan sebagainya. Tafsiran, memuat pandangan pengulas terhadap karya yang diulas.
Pada bagian ini penulis biasanya membandingkan karya tersebut dengan karya lain yang dianggap mirip. Selain itu, penulis juga menilai kekurangan dan kelebihan karya yang diulas Evaluasi, Bagian evaluasi dilakukan penilaian terhadap karya, penampilan, dan produksi. Bagian tersebut berisi gambaran terperinci suatu karya atau benda yang diulas. Hal ini bisa berupa bagian, ciri, dan kualitas karya tersebut. Rangkuman, Pada bagian ini penulis memberikan ulasan akhir berupa simpulan karya tersebut.
Teks Ulasan Nasihat untuk Anakku adalah cerpen karya seorang sastrawan bernama Motinggo Busye. Cerpen ini memuat kehidupan sang Ayah, beserta nasihat-nasihat yang diperuntukkan anaknya. Dalam cerpen ini, dikisahkan sang Ayah yang hidup pada masa sebelum kemerdekaan. Pada masa itu terjadi krisis ekonomi yang mengakibatkan sulitnya makan tiga kali sehari.
Cerpen ini juga memuat kisah saat Ayah merayakan ulang tahunnya kedua puluh lima bersama temannya. Namun setelah merayakan ulang tahun Ayah tersebut, teman Ayah mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Hal itu disebabkan keputusasaan dan sikap malu terhadap dirinya sendiri. Pada akhir cerita, sang Ayah memberikan nasihat-nasihat dan menyarankan pilihan hidup untuk anaknya, kelak. Nasihat itu juga dapat memotivasi dan dibutuhkan bagi kita semua.
Cerpen Nasihat untuk Anakku karya Motinggo Busye ini memiliki alur yang rumit. Alur mundur-maju yang digunakan oleh penulis menjadikan cerpen ini sedikit susah dipahami. Namun, jika pembaca telah memahami isi dari cerpen tersebut, cerpen ini sangatlah indah dan menyimpan banyak pesan moral dan amanat. Cerpen ini juga terdapat kata-kata dengan EYD yang salah, seperti kata temenku, yang seharusnya temanku. Sehingga perlu diperbaiki lagi. Dengan mengesampingkan kekurangan tersebut, cerpen Nasihat untuk Anakku cocok dibaca oleh semua kalangan, karena cerpen ini mengandung banyak nasihat-nasihat yang diperlukan dalam kehidupan ini.
Struktur Teks Ulasan Orientasi : Paragraf 1 Tafsiran : Paragraf 2, 3, dan 4 Evaluasi : Paragraf 5 dan 6 Simpulan : Paragraf 7
Unsur Cerpen Unsur dalam cerpen terbagi menjadi 2, yaitu : Unsur Intrinsik Unsur Ekstrinsik
Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Unsur intrinsik terkandung dalam cerpen itu sendiri. Secara umum unsur intrinsik cerpen antara lain : Tema Tokoh dan karakter Latar atau Setting Alur dan Plot cerita Sudut pandang Amanat
Tema Tema adalah gagasan pokok yang menjadi dasar suatu cerita. Tema bersifat menjiwai keseluruhan cerita dan mempunyai generalisasi yang umum Oleh karena itu, untuk menemukan tema sebuah cerpen harus disimpulkan dari seluruh cerita, tak hanya bagian-bagian tertentu dari cerita. Tema dalam cerpen “Nasihat untuk Anakku” ialah Nasihat dan budi pekerti untuk menjadi lebih baik.
Tokoh dan Karakter Tokoh adalah pelaku pada sebuah cerita. Setiap tokoh biasanya memiliki watak, sikap, sifat dan kondisi fisik yang disebut dengan perwatakan/karakter.
Tokoh : Anak : berbakti kepada orang tua Ayah : baik hati, bijaksana, pandai, bekerja keras, sabar, suka berbagi, pengertian, dan penyayang. Teman sang Ayah : peduli, mudah menyerah dan berputus asa, teguh pendirian, dan suka memotong pembicaraan. Redaktur : baik hati dan dermawan
Latar atau Setting Latar merupakan suatu keterangan yang membangun kejelasan jalan cerita. Latar tersebut meliputi : Latar waktu Latar tempat Latar suasana
Latar waktu Keterangan tentang kapan peristiwa itu terjadi. Latar tempat Keterangan tempat peristiwa itu terjadi. Latar suasana Keterangan yang menggambarkan suasana peristiwa yang sedang terjadi.
Latar Waktu Ketika sang anak membaca surat dan nasihat dari Ayah Tiga jam, waktu menunggu bus di Salemba. Pagi hari, saat Ayah belum sarapan. Pada hari ini, pada waktu ayah membuat nasihat dan saat ulang tahun Ayah kedua puluh lima. Besok pagi, ketika Ayah bermaksud ikut menggali kubur untuk membenamkan mayat temannya.
Menunjukkan jam : Jam dua siang, saat sang Ayah merasa sangat lapar di tengah hari. Jam delapan malam, ketika malam hari ulang tahun Ayah dan pada waktu Ayah mendengar kabar bahwa temannya telah bunuh diri. Menunjukkan tanggal dan bulan : Bulan Desember, waktu ketika buku Ayah terbit Tanggal dua puluh satu November, hari ulang tahun Ayah.
Latar Tempat di dusun-dusun di Salemba dalam buku harian di jalan raya di secarik kertas ke kantor majalah ke sebuah warung kopi di satu lembah dalam buku harian di angkasa ke dalam bumi ke dinding gedung ke perpustakaan di toko-toko
Latar Suasana Berubah, keadaan dunia antara zaman Ayah dan zaman Anaknya. Lapar, kondisi Ayah saat menunggu bus di Salemba Penuh sesak, suasana di dalam bus. Gembira, saat menerima uang honorium hasil karangan dan karena Ayah ulang tahun. Bingung, ketika Ayah ditertawakan.
Kaget, pada waktu mendengar kabar bahwa temannya telah bunuh diri. Bangga, saat sang Ayah menjadi pengarang hanya dengan arloji dan buku harian. Mengharukan, ketika Ayah memberikan nasihat-nasihatnya untuk si Anak, kelak.
Alur Cerita Alur adalah rangkaian peristiwa yang membentuk suatu cerita. Alur dibedakan menjadi : Alur maju, ditandai dengan peristiwa dimulai dari awal hingga akhir Alur mundur, merupakan alur yang peristiwa dimulai dari akhir peristiwa kemudian ke awal terjadinya peristiwa Alur campuran, merupakan gabungan dari alur maju dan alur mundur
Jenis alur pada cerpen “Nasihat untuk Anakku” yaitu alur mundur-maju (campuran). Karena dalam cerpen menceritakan kehidupan sang ayah di masa lalu. Kemudian menceritakan secara urut ke depan.
Plot Cerita Plot adalah hubungan sebab-akibat antar peristiwa dalam sebuah cerita. Secara umum plot dibagi menjadi beberapa bagian berikut ini. Pengenalan Timbulnya konflik Konflik memuncak/Klimaks Anti Klimaks Pemecahan
Pengenalan Ayah adalah seorang pengarang yang hidup di zaman sebelum kemerdekaan, saat itu Indonesia masih mengalami krisis ekonomi. Ayah memiliki seorang teman yang juga berprofesi menjadi pengarang. Karena profesi itu, teman Ayah dibenci keluarganya.
Timbulnya Konflik Saat ulang tahun Ayah kedua puluh lima, Ayah mentraktir temannya itu ke warung kopi. Di sana Ayah berbincang-bincang dengan temannya. Ayah mengatakan jika ia akan membeli arloji dan buku harian saat bukunya terbit. Ia juga menjelaskan alasan pembelian kedua benda itu. Temannya seperti tersihir juga termotivasi dengan pendapat Ayah.
Konflik Memuncak/Klimaks Malamnya, Ayah mendapat kabar jika temannya meninggal karena bunuh diri. Teman Ayah bunuh diri karena ia merasa malu dan putus asa dengan kehidupan yang ia jalani selama ini. Kehidupan temannya ini tercermin seperti pada masyarakat umumnya. Yaitu masyarakat yang pada masa itu mengalami banyak permasalahan.
Konflik Mereda/Anti Klimaks Rencana keesokan paginya, Ayah akan membantu me Pemecahan Sang Ayah menghimbau kepada anaknya, agar anaknya itu memilih pilihan hidup ini sesuai dengan kemampuan pikiran dan tenaganya, asal saja pilihan itu adalah pilihan yang benar, serta tidak merugikan masa depanmu dan masa depan banyak manusia. Ayah melakukan hal ini untuk menjadikan anaknya lebih baik dari dirinya.
Sudut Pandang Sudut pandang pada dasarnya adalah visi pengarang, artinya sudut pandang diambil pengarang untuk melihat suatu kejadian cerita. Sudut pandang dibedakan menjadi 2, yaitu : Orang Pertama Pengarang terlibat langsung mengalami medalam peristiwa cerita. Pengarang menggunakan kata ganti“aku” atau “saya” sebagai tokoh utama.
Orang ketiga Pengarang tidak terlibat dalam peristiwa cerita. Biasanya pengarang menggunakan tokoh “ia”, “dia”, atau “mereka” sebagai pelaku utamanya. Atau bisa juga dengan menyebut nama tokohnya; “Aisya”, “Nia”, dan “Fahri” misalnya. Sudut pandang dalam cerita tersebut merupakan sudut pandang orang pertama pelaku utama.
Amanat Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui karyanya kepada pembaca / pendengar. Pesan tersebut bisa berupa harapan, nasehat, kritik dan sebagainya.
Amanat dalam cerpen “Nasihat untuk Anakku” antara lain : “Walau terkadang kebenaran dikalahkan oleh kenyataan, tetap tegakkanlah kebenaran!” “Jangan mudah putus asa dan menyerah dalam menghadapi suatu masalah, lakukanlah kehidupan ini dengan penuh kegigihan dan ketabahan! “Syukurilah semua nikmat yang telah Dia berikan kepadamu!” “Pilihlah kehidupan ini dengan pilihan yang kau suka tetapi tetap mengandung kebenaran!”
Unsur Ekstrinsik
Latar Pengarang Latar pengarang merupakan keadaan pengarang saat membuat suatu karya sastra. Pengarang cerpen “Nasihat untuk Anakku” yaitu Motinggo Busye. Motinggo Busye memiliki nama asli Bustami Djalid. Beliau merupakan seorang sastrawan, sutradara, dan penyair legendaris di Indonesia maupun di dunia. Selain cerpen, Motinggo Busye juga mengarang puisi, sajak, drama, dan novel.
Novel karya Motinggo Busye “Tujuh Manusia Harimau” Foto Motinggo Busye Novel karya Motinggo Busye “Tujuh Manusia Harimau”
Kondisi Politik Masa membuat cerpen itu merupakan zaman sebelum kemerdekaan Indonesia dan Irian Barat belum diraih dari tangan penjajah. Karena dalam cerpen terdapat kutipan sebagai berikut. “Mungkin ... Irian Barat telah menjadi hak milik Indonesia.” . Juga kutipan berikut. “.... biar pun kemerdekaan itu cuma angan-angan saja” dan kutipan berikut. “.... aku merasa jauh lebih merdeka daripada kau, biar pun kemerdekaan itu kumiliki untuk, diriku sendiri saja.”
Kondisi Ekonomi Masyarakat Menurut cerpen, pada zaman itu masyarakat masih dalam krisis ekonomi. Terbukti pada kalimat “.....keuangan tidak mengizinkan untuk makan tiga kali satu hari dan harga beras waktu itu dua puluh lima satu kilo” dan kalimat “.....sudah biasa tidak makan satu minggu”. Sehingga dapat kita ketahui pada masa itu untuk makan merupakan suatu kegiatan yang tidak mudah dikerjakan dengan rutin.
Nilai yang Terkandung Nilai moral : Seseorang yang mudah malu dan berputus asa. Terkutip dalam kalimat “Aku sudah malu pada-Mu, Tuhan, karena......” Nilai sosial : Ayah yang peduli kepada anaknya, agar anaknya menjadi lebih baik dari dirinya. Terbukti pada saat sang Ayah menasihati anaknya. Contohnya pada kalimat “Tetapi, janganlah kau bercita-cita jadi seorang pengarang.....”
Nilai budaya : Orang yang hidup pada zaman sebelum kemerdekaan yang mudah bunuh diri. Dinyatakan dalam kalimat “......, karena sudah lazim terjadi yang demikian itu di zamanku.”. Kata “demikian itu” merujuk pada bunuh diri. Nilai psikologi : Seseorang yang sabar dan pemaaf atas segala masalah yang ia alami. Terbukti dalam kalimat “Ayah memaafkan hal itu ........” Nilai ketuhanan : Teman Ayah yang merupakan seseorang yang mudah putus asa dan tidak menjalankan kehidupan sesuai dengan yang Dia firmankan.
Hal tersebut dinyatakan pada kalimat “Aku sudah malu pada-Mu, Tuhan, karena aku tidak menjalankan hidupku sebagai manusia yang wajar dan baik seperti yang Kamu firmankan.” Nilai pendidikan : Kehidupan yang tidak dilakukan dengan sebaik mungkin dan memilih mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Di simpulkan dari kalimat “..... teman ayah itu telah memotong nadinya dengan pisau silet.” dan kalimat “.... aku tidak menjalankan hidupku sebagai manusia yang wajar dan baik seperti yang Kamu firmankan.”