BAB 2 PENGENALAN TEORI Study : Teori Akuntansi Anggota : Lisnawati 111040113 Yenni Indriarti 111040114 Sri Setiawati 111040121 Inayatul Maula 111040128
1.BERBAGAI PANDANGAN TERHADAP AKUNTANSI Akuntansi sebagai catatan historis Akuntansi sebagai bahasa Akuntansi sebagai polotik antar perusahaan Penentuan standar akuntansi adalah proses politik Akuntansi sebagai mitologi Akuntansi sebagai informasi komunikasi dan keputusan Akuntansi sebagai barang ekonomi Akuntansi sebagai komoditi sosial Akuntansi sebagai ideologi dan eksploitasi Akuntansi sebagai klub sosial
2.APA YANG DIMAKSUD TEORI Teori dapat dirumuskan dengan mudah apabila teori dilihat sebagai struktur bahasa berdasarkan elemen yang membentuk teori tersebut. Atas dasar pemahaman seperti ini, teori dapat dirumuskan dengan menggunakan berbagai pendapatan sesuai dengan sudut pandang yang digunakan. Istilah teori sering digunakan secara berbeda. Teori sering dinamakan dengan hipotesis atau proposisi. Bentuk yang palng sederhana dari teori adalah pernyataan terhadap suatu keyakinan yang dinyatakan dalam bahasa. Salah satu definisi dari teori adalah sistem deduktif yang menyatakan berkurangnya unsur generalisasi. Braithwaite (1968. Hal. 22): “Teori ilmiah merupakan sistem deduktif dimana konsekwensi yang diobservasi secara logis mengikuti hubungan antara fakta yang diobservasi dengan seperangkat hipotesis dari sistem tersebut. Oleh karena itu study mengenai scientific theory merupakan study tentang sistem deduktif yang digunakan dalam teori tersebut.” Definisi yang lain, diajukan oleh Popper (1968) yang lebi menekankan pada sifat empiris dan teori dibandingkan kompenen logika yang dikemukakan oleh Braithwaite: “Teori adalah area yang digunakan untuk menangkap apa yang kita namakan “dunia”, untuk merasionalkan dan menjelaskan (p.59).
3.Perumusan Teori Pembentukan suatu teori umumnya berawal dari fenomena yang terjadi dalam kehidupan manusia. Akuntansi mungkin dapat dipandang sebagai “social secience”, proses pengukuran dan masalah teknis. Oleh karena itu dalam mereview suatu teori ilmiah (secientific theory), kita perlu mrnguji asumsi yang dibuat dengan menggunakan metode ilmiah dan sudut pandang lain. Masalah utamanya terletak pada metode yang digunakan apakah metode ilmiah (scientific) atau metode alamiah (naturalistic/interactive). Pendekatan ilmiah lebih bersifat terstruktur dan terencana dalam hal perancangan risetnya, dimana masalah, hipotesis dan teknik penelitiannya dinyatakan secara jelas.
A.Teori Sebagai Bahasa Teori harus diekspresikan dalam bentuk bahasa baik yang bersifat verbal atau matematis. Teori dapat dinyatakan dalam bentuk kata atau tanda (simbol). Studi tentang simbol, dalam filsafat pengetahuan, dikenal dengan istilah semiology. Secara garis besar semiology terdiri dari tiga bagian, yang dapat dikatakan sebagai unsur teori, yaitu: sintatik, sematik, dan pragmatik.
B. Teori Sebagai Penalaran (Reasoning) Di samping dapat dipandang sebagai bahasa, teori juga dapat dirumuskan berdasarkan model penalaran yang digunakan, Artinya, bagiamana teori tersebut dihasilkan apakah melalui argumen/penalaran yang berasal dari sesuatu yang bersifat umum ke khusus (penalaran deduktif) atau berasal dari sesuatu yang bersifat khusus ke umum (penalaran induktif). Pendekatan Deduktif Dalam pendekatan deduktif, tujuan merupakan bagian yang paling penting. Tujuan yang berbeda akan memerlukan struktur yang berbeda dan dapat menghasilkan prinsip-prinsip yang berbeda. Metode yang digunakan dalam penalaran deduktif adalah metode aksioma atau matematik.
C . Teori Sebagai Justifikasi (Pembenaran) Teori sebagai pembenaran merupakan pendekatan dalam perumusan teori yang bersifat normatif. Atas dasar pendekatan ini teori dianggap sebagai resep untuk dijadikan acuan dalam praktik tentang apa yang seharusnya dilakukan. Jadi, teori normatif ini berusaha meberikan pedoman apa yang seharusnya dilakukan berdasarkan pertimbangan nilai (value judgement) yang digunakan dalam merumuskan teori. Teori normatif sering dinamakan teori a priori (artinya dari sebab ke akibat , atau bersifat deduktif). Alasannya,teori normative bukan dihasilkan dari penelitian empiris , tetapi dihaslkan dari kegiatan “semi –research” . teori normatif hanya menyebutkan hipotesis tentang bagaimana sesuatu seharusnya dipraktikan, tanpa menuji hipotesis tersebut.
D . Teori Sebagai Penjelasan Dan Prediksi Atas dasr pendekatan ini , teori dianggap bebas nilai (netral). Jadi , teori ini dirumuskan berdasarkan bukti empiris untuk menjelaskan apa yang terjadi dalam praktik dan memprediksi apa yang akan terjadi seandainya ada perubahan tertentu. Aliran positif merupakan pandangan yang dikenal luas dikalangan akademisi saat ini. Aliran ini pada awalnya dikenalkan oleh akademisi di University of Chicago dan meluas ke berbagai universitas seperti Rochester, California, Barkley, Standford dan New York. Teori positif didasarkan pada anggapan bahwa kekuasaan dan politik merupakan sesuatu yang tetap dan system social dalam organisasi merupakan fenomena empiris konkrit danbebas nilai atau tidak tergantung pada manajer dan karyawan yang bekerja dalam organisasi tersebut (Machintos, dikutip Nur Indriantoro, 1999). Atas dasar hal ini, pendukung aliran positif menganggap dirinya sebagai pengamat yang netral , obyektif, dan tidak dipengaruhi nilai berkaitan dengan fenomena yang diamati.
4. PENGUJIAN TERHADAP TEORI Fungsi penting dari suatu metodologi ilmiah adalah menguji teori untuk menentukan apakah teori tersebut betul-betul dapat diterima . oleh karena itu diperlukan criteria yang jelas untuk menetukan kebenaran suatu teori. Kebenaran suatu teori harus dapat diuji baik secara logis maupun empiris sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam perumusan teori. Dalam menguji suatu teori, prlu dibedakan antar definisi kebenaran dengan kriteria kebenaran. Tiga criteria dasar yang sering digunakan adalah : Dogmatis, Terbukti Sendiri (Self-Evident), dan Ilmiah. -Sintatik dan Induksi - Falsifikasi -Paradigma Dan Revolusi - Research Programmes