Apa itu ?
Koentjaraningrat Keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan hasil budi dan karyanya.
Wujud-wujud kebudayaan meliputi 3 kelompok: 1. Kelompok ide/gagasan, nilai, norma, peraturan (manajemen, mode, sistem, ekonomi, nilai-nilai kesusilaan, table manner, undang-undang, kode etik, profesi, dan sebagainya
2. Kelompok aktivitas atau perilaku berpola manusia (permainan, kegiatan belajar, perdagangan, pernikahan, dan lain sebagainya)
3. Kelompok benda-benda hasil karya manusia (patung, lukisan, film, karya sastra, jembatan, meja, laptop, baju, dan sebagainya).
Aspek-aspek Penting Dalam Kebudayaan Kebudayaan itu merupakan semua hal yang dalam realisasinya melibatkan penanganan atau campur tangan manusia. Kebudayaan ≠ alam Semua bentuk kebudayaan dapat berubah, dengan kecepatan perubahan yang berbeda-beda. Kebudayaan bersifat sosial. Dalam wujud-wujud budaya senantiasa terkandung nilai-nilai yg melandasi atau hendak diungkapkan.
Yuk...kita kerjakan Pilihlah 5 bentuk kebudayaan (sesuai definisi diatas) yang berbeda. Jelaskan nilai atau filosofi apa (apa saja) yang hendak diekspresikan melalui wujud-wujud kebudayaan tersebut. Tunjukkan hubungan antara bentuk kebudayaan yang kalian pilih itu dengan masyarakat.
KEKRISTENAN KEBUDAYAAN Mendukung atau Melawan ?
5 model sikap kekristenan terhadap kebudayaan Sikap antagonistis Sikap akomodasi Sikap dominasi Sikap dualistis Sikap transformasi
1. Sikap Antagonistis Sikap ini anti terhadap kebudayaan. Sikap ini memandang iman kepada Tuhan dan kebudayaan sebagai dua hal yang saling bertentangan. Sikap antagonistis memandang kebudayaan adalah apa yg dalam PB disebut sebagai dunia dan tempat berkembang biaknya dosa. Roma 12:2 I Yohanes 2:15 I Yohanes 5:19
Sikap ini terlihat sangat saleh dan berkerohanian tinggi. Sikap ini menganjurkan agar kita meninggalkan kebudayaan. Demi imannya kepada Kristus, seorang antagonis bersemangat untuk meninggalkan kebudayaan, dan kemudian merasa bahwa ia sudah benar-benar melakukannya.
Sikap ini lupa bahwa Alkitab memakai istiliah “dunia” untuk berbagai macam pengertian. Roma 12:2; I Yoh 2:15; 5:19 Yohanes 3:16 Hal yang dikasihi Tuhan Realitas dunia yang gelap
2. Sikap Akomodasi Orang berpendapat bahwa orang tidak mungkin hidup (juga beriman) tanpa kebudayaan. orang harus beriman dan sekaligus berkebudayaan. Bahayanya, sikap ini tidak hanya menerima kebudayaan dalam hidup beriman tetapi melangkah lebih jauh: mengurbankan iman demi kebudayaan.
Contohnya: Kisah penciptaan dalam Kitab Kejadian itu dianggap tidak selaras dengan IPTEK modern, oleh karena itu kisah penciptaan dibuang. NB: sikap ini bukan sikap yang bertanggung jawab dalam relasi antara iman dan kebudayaan. sikap ini sebenarnya menempatkan kebudayaan lebih tinggi daripada iman, daripada Alkitab sendiri.
Sikap ini mengatakan bahwa iman lebih tinggi daripada kebudayaan. 3. Sikap Dominasi Sikap ini mengatakan bahwa iman lebih tinggi daripada kebudayaan. Gereja Adikodrati Kebudayaan kodrati
Sikap ini pun bukan yang bertanggung jawab terhadap kebudayaan, karena: Sikap ini bukan mengganggap kebudayaan itu berdosa, hanya dianggap memiliki kelemahan dan kekurangan, karena kodrati. Menempatkan kebudayaan dibawah hierarki (kekuasaan) gereja. Tidak mengakui kebudayaan sebagai milik bersama masyarakat, sikap ini tidak mengormati masyarakat sebagai pemilik kebudayaan.
4. Sikap Dualistis Memandang iman kepada Tuhan di satu sisi, dan kebudayaan di sisi lainnya, adalah dua hal yang terpisah, tidak saling berkaitan. Persoalan dalam kebudayaan , kejahatan dalam kehidupan tidak menjadi masalah dalam doa dan ibadah
Sikap ini menganggap bahwa: Ada dosa dalam kebudayaan, tetapi merasa tidak perlu memperbaiki kebudayaan Tidak mengakui kedaulatan Tuhan atas kebudayaan Menolak relevansi Firman Tuhan dan kehidupan iman dalam hidup konkret sehari-hari.
2. Allah menyertai manusia untuk memperbaiki kebudayaan 5. Sikap Transformasi 1. Melihat bahwa kebudayaan telah berdosa, tetapi percaya bahwa kebudayaan dapat diperbaiki. 3. Allah terus-menerus berkarya dan manusia sebagai rekan sekerja Allah 4. Manusia menemukan keberanian untuk berjuang memperbaiki kebudayaan karena mereka mempercayaai kuasa pengampunan Tuhan 2. Allah menyertai manusia untuk memperbaiki kebudayaan