Kelompok 9: Ardine Kumalasari 121810301017 Ratna Wahyu N 121810301029 Fenly Arismaya 121810301066.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PENYEPUHAN LOGAM KELAS XII / SEMESTER 1 KURIKULUM PENYEPUHAN TEMBAGA
Advertisements

Mochamad Zakki Fahmi Lecturer of Chemistry Dept. Airlangga University
POTENSIOMETRI Kimia Analitik Department of Chemical Engineering
Pokok Pembahasan 1. Pengertian Elektrokimia 2. Jenis – jenis sel Elektrokimia 3. Elektroda 4. Potensial Elektroda 5. Reaksi Redoks 6. Termodinamika sel.
Dosen Pembimbing : Dr. M. Bachri Amran, DEA
V I T A M I N.
Metode Kalibrasi Alat Kalibrasi
FLOW INJECTION ANALYSIS (Analisis dalam sistem aliran)
Kelompok 5 Desta Saputri ( ) Diah Nur’aini ( ) Dita Apriani ( )
PENGEMBANGAN METODE DIFUSI GAS BERBASIS ANALISIS INJEKSI ALIR (gd-FIA) UNTUK ANALISIS AMONIA DALAM AIR LAUT Oleh : Denalis Rohaningsih NIM :
POTENSIOMETRI.
Analisis Injeksi Alir dengan Sistem Difusi Gas untuk Penentuan Karbondioksida dalam Minuman Terkarbonasi Oleh: Amaliah Dwi Kanty Pembimbing: Dr.Muhammad.
Oleh : Astried Sunaryani Pembimbing : Dr Indra Noviandri
Oleh: Cynthia Ayu Rahmawati ( ) Pembimbing:
ELEKTROKIMIA Listrik (Kelistrikan) dan Perubahan Kimia
Analisis Cr3+ dan Cr6+ menggunakan spektrofotometri UV-Vis
PRINSIP – PRINSIP KESETIMBANGAN KIMIA
Flow Injection Sequential Determination of Chloride by Potentiometry and Sodium by Flame Emission Spectrometry in Instant Soup REVIEW JURNAL “Flow Injection.
SELAMAT DATANG SELAMAT BERTAMBAH ILMU
Institusi Pendidikan dan pengembangan ilmu kimia yang bertumpu pada sumber daya lokal, memiliki nilai tambah dan wawasan lingkungan UNIVERSITAS JEMBER.
VISI JURUSAN KIMIA Institusi pendidikan dan pengembangan ilmu kimia yang bertumpu pada sumber daya local, memiliki nilai tambah, dan berwawasan lingkungan.
Completely Automated System for Determining Halogenated Organic Compounds by Multisyringe Flow Injection Analysis Fernando Maya, Jose´ Manuel Estela, and.
Reverse Flow injection analysis (FIA for the determination of vitamin C in phamaceutical formulation with chemiluminescene detection) Nehemia F ernandes.
PENENTUAN LOGAM MANGAN(II) DALAM AIR ALAMI MENGGUNAKAN R-FIA
TUGAS KIMIA ANALISIS MODERN
Disusun oleh: Ardian Lubis Lailatul Badriyah Novitasari Dewi Adriana P
Siti Zubaidah. S ( ) Denik Dwi Jayanti ( )
Penentuan Jumlah Selenium dalam susu formula
PRESENTED BY: KELOMPOK 4. Kelompok 4 Glukosa Abstrak FIA dengan elektroda modifikasi Fe(III)-(tris(3,5-dimetil-1- pyrazolyl)borat) 2 ] + [FeCl4] - Hasilnya??
Kelompok X Abdul Rosi Tiara Farah Hidayah Zuhrotul Lutfia
Pengembangan Metode Prakonsentrasi dengan Teknik Injeksi Alir untuk Analisis Cu2+ dan Pb2+ dalam Air Aliran Sungai Citarum dan Waduk Saguling Oleh : Sita.
Maulidfia Rahmi – Endah Retno K – Nora Dwi Saputri – Badrut Tamam Ibnu Ali – Kelompok 5:
Kelompok IX Ahmad Isrizal Anwar ( ) Bunga Prameswari ( )
A FLOW INJECTION-FLUOROMETRIC METHOD FOR THE DETERMINATION OF AMMONIUM IN FRESH AND SALINE WATERS WITH A VIEW TO IN SITU ANALYSES Siti Aisah
Speciation of Metals in Solution by Flow Injection Analysis Part 1 Sequential Spectrophotometric and Atomic- absorption Detectors* Rose Mutiara A
Tahapan spektrofotometri
POTENSIOMETRI Kimia Analitik II.
Colorimeter dan Spektrometer filter serta Aplikasinya Bahriah P PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS.
ELEKTROKIMIA Kimia SMK
GRAVIMETRI Analisis gravimetri: proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu Analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau.
Metode Kalibrasi Alat Kalibrasi
PENERAPAN METODE TAGUCHI UNTUK PROSES OPTIMISASI TERHADAP DAYA TAHAN SPOT WELDING OLEH : NOVI RAMADHANNY
TITRASI POTENSIOMETRIK DAN POTENSIOMETRI
TITRASI PENGENDAPAN ARGENTOMETRI.
PROSES OPTIMASI SUHU DAN KONSENTRASI SODIUM BISULFAT BERBASIS (NA)HSO4 PADA PEMBUATAN SODIUM LIKNOSULFAT BERBAHAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT Oleh.
POTENSIOMETRI Edi Nasra, S.Si., M.Si.
MATERI KURIKULER KIMIA SMP & SMU
PENYEPUHAN LOGAM KELAS XII / SEMESTER 1 KURIKULUM PENYEPUHAN TEMBAGA
DASAR-DASAR TEORITIS ANALISIS KUALITATIF.
DASAR-DASAR TEORITIS ANALISIS KUALITATIF.
Argento-Gravimetri.
JENIS-JENIS ELEKTRODA DALAM POTENSIOMETRI
Dwi Koko P. M.Sc., Apt Bagian Kimia Farmasi Universitas Jember
POTENSIOMETRI Kimia Analitik Department of Chemical Engineering
FOMULASI SNEDDS DISUSUN OLEH : 1.Lutfatul Amalia ( )
KIMIA INSTRUMEN GAS CHROMATOGRAPHY (GC)
SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM
High Performance Liquid Chromatography
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Proses Difusi dan Lapisan Permukaan
KELOMPOK Imam Rahmanto 2. Nur Laeli Budi Hastuti
Alat pH Meter Khoirul Anam.
LARUTAN DAPAR DAN LARUTAN ISOTONIS
POTENSIOMETRI Nur Pajriah Pengertian  Potensiometri adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari pengukuran perubahan potensial dari elektroda.
POTENSIOMETRI Analisis instrumen Indri Kusuma Dewi., M.Sc.,Apt
Konduktometri Fikka Maypalita JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS.
Disusun Oleh: Aang Febrizal, Hendrawan Teguh dan Mustofa Kamal.
PROSES OPTIMASI SUHU DAN KONSENTRASI SODIUM BISULFAT BERBASIS (NA)HSO4 PADA PEMBUATAN SODIUM LIKNOSULFAT BERBAHAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT Oleh.
Reaksi Redoks dan Elektrokimia
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
Transcript presentasi:

Kelompok 9: Ardine Kumalasari 121810301017 Ratna Wahyu N 121810301029 Fenly Arismaya 121810301066

Abstrak Penelitian ini merupakan salah satu analisis injeksi alir (FIA) dengan analisis potensiometri dan spektrofotometrik untuk menentukan konsentrasi asam askorbat (AA) dan tiol (sistein, CYS, N-asetil-L-sistein, NAC, penisilamin, pen, glutathione, glutathione) dalam campuran. Sinyal FIA potensiometri didasarkan pada reaksi pembentukan garam sedikit larut, RSAg, antara tiol (RSH) dan ion Ag+. Asam askorbat telah tidak mempengaruhi sinyal potensiometri pada setiap konsentrasi eksperimental. Sinyal FIA spektrofotometri didasarkan pada reaksi redoks senyawa yang dipilih dengan 1,10-phenanthrolineiron (III) kompleks. Untuk penentuan potensiometri tiol dan penentuan spektrofotometrik, grafik kalibrasi yang diperoleh berupa garis lurus. Kata kunci: analisis injeksi alir, tiol, asam askorbat, potensiometri, spektrofotometri

PENDAHULUAN

Gabungan detektor elektrokimia dan detektor optik dalam FIA Antioksidan Agen detoxi melawan radikal bebas Mengurangi ion logam berlebih Metabolisme sel Tiol dan As. askorbat FUNGSI Teknik analisis Metode yang telah digunakan Metode baru Gabungan detektor elektrokimia dan detektor optik dalam FIA liquid chromatography, fluorimetry, spectrofluorimetry, voltametri, amperometri, potensiometri, spektrofotometri, dan sistem aliran dengan detector potentiometric atau spectrophotometric Metode FIA potensiometri dilakukan dalam medium asam, dan penentuan spektrofotometri tiol atau AA dilakukan pada pH berkisar dari 4 sampai 6. Penentuan kuantitas AA dan Cys dalam campuran menggunakan tembaga (II) sebagai katalis. potensiometri banyak digunakan pada teknik elektroanalitik karena kesederhanaan, fleksibilitas, dan biaya rendah. UV-Vis spektrofotometri juga banyak digunakan di laboratorium analisis sebagai teknik deteksi dalam FIA. mengembangkan metode penentuan asam askorbat dan tiol dalam campuran, pada media asam dengan tidak adanya efek katalitik, dan tanpa pemisahan sebelumnya

METODOLOGI PENELITIAN

ALAT BAHAN Manifold Spektofotometer, UV-Vis (UV- 1601 Shimadzu, Kyoto, Jepang) Potensiometer, MA 5740 Iskra Katup injeksi, 5020 RHEODINE 1 Pompa peristaltik 8-channel, IPC ISMATEC Pipa silikon diameter 1,5 mm Dua Komputer Buffer asetat (pH 2.8), untuk pelarut dan menyesuaikan pH sistem alir. Larutan baku Tiol, 1×10-2 M (pelarut buffer asetat pH 2,8) : cis (Merck) NAC (Merck) pen (Fluka) glu (Sigma-Aldrich) AA (Merck) Larutan Besi(III), 1×10-1 M 1,10-phenantroline 2×10-1 M Larutan baku Perak(I), 1×10-3 M Larutan kerja senyawa RSH, AA dan campuran Fe(III)/Phen {c(Fe3+)= 1×10-2 M, c(phen)= 4×10-2 M } spektrofotometer (UV-1601 Shimadzu, Kyoto, Jepang) dengan aliran melalui sel (80 uL) dan potensiometer, MA 5740 Iskra, dengan ion iodida elektroda selektif (IISE) dan referensi elektroda persimpangan ganda (DJRE ) dikombinasikan dengan laboratorium yang terbuat aliran sel "jatuh" jenis, yang digunakan sebagai detektor.

SKEMA

PROSEDUR PENGUKURAN Larutan sampel dan pembawa disuntikan pada aliran dan dipompa pada laju alir 6 ml/mnt Reagen AgNO3 diinjekkan ke aliran yang terhubung pada potensiometri dan elektroda reference dicelupkan dalam larutan. Reagen besi III phen disuntikan ke aliran yang terhubung pada spektrofotometri dan dimonitor pada panjang gelombang 510 nm Pada pengukuran spektrofotometri: diukur absorbansi ion kompleks Fe(II)-phen, dihasilkan dari reaksi di RC 300 cm yang selanjutnya dimonitor pada 510 nm. Larutan sampel dan pembawa disuntikan pada aliran dan dipompa pada laju alir 6 ml/mnt Reagen AgNO3 diinjekkan ke aliran yang terhubung pada potensiometri dan elektroda reference dicelupkan dalam larutan. Reagen besi III phen disuntikan ke aliran yang trhubung pada spektrofotometri dan dimonitor pada pj gel. 510 nm

Langkah – Langkah untuk Persiapan Kalibrasi Potensiometri Tiga sampel aliquot 1 ml diinjeksikan dua kali ke aliran pembawa secara berurutan. Tiga aliquot pertama mengandung senyawa RSH Aliquot ke dua mengandung campuran (RSH+AA) Prosedure yang sama diulang untuk lima konsentrasi yang berbeda dalam range konsentrasi yang terpilih. prosedur penyiapan kurva kalibrasi pada pengukuran potensiometri: - 3 alikuot sampel (1 mL) diinjeksi berurutan sebanyak 2 kali pada aliran pembawa - 3 alikuot pertama mengandung salah satu senyawa RSH yang diuji - Alikuot selanjutnya berisi campuran RSH +AA. - Prosedur yang sama dilakukan untuk 5 konsentrasi yang berbeda pada range konsentrasi tertentu Tiga sampel aliquot 1 ml diinjeksikan dua kali ke aliran pembawa secara berurutan. Tiga aliquot pertama mengandung senyawa RSH Aliquot ke dua mengandung campuran (RSH+AA) Prosedure yang sama diulang untuk lima konsentrasi yang berbeda dalam range konsentrasi yang terpilih.

Langkah – Langkah untuk Persiapan Kalibrasi Spektrofotometri larutan sampel dan reagen dipersiapkan buffer asetat pada pH 2,8. Nilai pH dalam sistem alir harus tetap konstan Semua pengukuran berlangsung pada suhu kamar prosedur penyiapan kurva kalibrasi pada pengukuran potensiometri: - 3 alikuot sampel (1 mL) diinjeksi berurutan sebanyak 2 kali pada aliran pembawa - 3 alikuot pertama mengandung salah satu senyawa RSH yang diuji - Alikuot selanjutnya berisi campuran RSH +AA. - Prosedur yang sama dilakukan untuk 5 konsentrasi yang berbeda pada range konsentrasi tertentu Tiga sampel aliquot 1 ml diinjeksikan dua kali ke aliran pembawa secara berurutan. Tiga aliquot pertama mengandung senyawa RSH Aliquot ke dua mengandung campuran (RSH+AA) Prosedure yang sama diulang untuk lima konsentrasi yang berbeda dalam range konsentrasi yang terpilih.

Optimalisasi FIA Parameter eksperimental hasil optimasi pada system FIA dengan 2 detektor ini antara lain : laju aliran 6 mL/min, volume sampling 1,0 mL, disesuaikan dengan dispersi, pengenceran, kecepatan respon sensor, laju pengukurannya, serta reprodusibilitas respon pada elektroda ataupun sel spektro, sehingga diperoleh sinyal tajam, tinggi, dengan baseline stabil. Berdasarkan kinetika reaksi untuk penentuan dengan spektro fotometri (pembentukan kompleks Fe(II)-phen), panjang coil reaksi yang digunakan 300 cm, volume sel 80 μL. pH 2,8 untuk mengurangi disosiasi –SH. Konsentrasi reagen perak nitrat 1,0x 10-6 M dan kompleks Fe(III)-phen 1,0x 10-2 M disesuaikan dengan laju sampel, linieritas, dan limit deteksi.

Hasil dan Pembahasan

Pendekatan Termodinamika   memberikan oksidasi semua senyawa yang diuji dalam percobaan spektrofotometri potensial reduksi standar (E0= 0,799 V) Ag+/Ag(s) menyediakan oksidasi senyawa yang diuji dalam aliran potensiometri

Pendeteksian dengan Metode Potensiometri larutan sampel detektor potensiometri konsentrasi yang cukup tinggi menyebabkan proses pengendapan RSAg atau redoks

Reaksi yang terjadi pada permukaan membran Atau Dimana: - H2A hasil reduksi dari AA - DA adalah dehidrogenasi dari AA

Sinyal untuk cys (a-e) dan cys dalam campuran dengan AA (a1-e1) menunjukkan respon khas Ag+ penginderaan sensor untuk CYS diperoleh FIA. The serupa respon diperoleh untuk senyawa RSH lainnya. Membandingkan tinggi puncak yang diperoleh untuk CYS dan tinggi puncak yang diperoleh untuk campuran (CYS + AA) solusi, dengan konsentrasi yang sama CYS, jelas bahwa AA tidak berpengaruh terhadap respon detektor potensiometri, pada kondisi percobaan yang dipilih. Menurut hasil eksperimen kami menyimpulkan bahwa kedua reaksi yang diusulkan (persamaan 4 dan 5) mengenakan't terjadi pada permukaan sensor atau solusi streaming. Perubahan potensi aliran sel potensiometri, dalam kondisi optimal, mengikuti perubahan konsentrasi RSH di disuntikkan sampel. Puncak yang diperoleh adalah tajam dan direproduksi. Sinyal kembali ke garis dasar dalam waktu singkat.

Berdasarkan Penelitian Sebelumnya  

Pendeteksian dengan Metode Spektrofotometri Senyawa RSH dan asam askorbat dalam campuran Kompleks Fe(III)-phen

Sinyal untuk cys (a1-a5), AA (b1-b5), dan campuran (c1-c5)

Metode Optimalisasi Konsentrasi Ag (I), Fe (III) dan Phen dalam campuran dan pH adalah variabel yang berpengaruh terhadap respon IISE dan detektor spektrofotometri, serta pada jangkauan dan linearitas determinasi. Pengaruh Ag + dalam rentang konsentrasi dari 1,0 × 10-4 sampai 1,0 × 10-6 M dan telah ditentukan sebelumnya pada [cys], dimana konsentrasinya antara lain: 1,0 × 10-3 M, 1,0 × 10-4 M, 1,0 × 10-5 M.

Nilai konsentrasi yang optimum berada pada konsentrasi (Ag +) = 1,0 × 10-6 M, karena pada konsentrasi ini sensitivitasnnya tinggi. Pengaruh pH pada penentuan spektrofotometri dan potensiometri tiol dilakukan uji penentuan 1,0 × 10-4 M CYS dalam kisaran pH antara 1 dan 5. Kisaran pH yang sama diuji untuk penentuan spektrofotometri AA. Nilai absorbansi dan potensi yang diperoleh meningkat dengan meningkatnya pH larutan reaksi. Campuran dari RSH dan AA tersebut lebih stabil pada pH terendah. Pengukuran lebih baik pada pH yang rendah.

Penentuan senyawa yang dipilih dilakukan pada pH = 2,8 Penentuan senyawa yang dipilih dilakukan pada pH = 2,8. Pengaruh Fe (III) konsentrasi dilakukan dalam kisaran dari 2,0 × 10-3 sampai 3,0 × 10-2 M, sedangkan pada penentuan CYS pada kisaran 5.0 × 10-4 M dan AA pada kisaran 4.0 × 10-5 M. Hasil penelitian menunjukkan bahwa absorbansi terbesar diperoleh pada 1,0 × 10-2 M Fe (III), sehingga konsentrasi ini dianggap konsentrasi optimal.

Berikut ini adalah Pengaruh [Fe3+] pada Absorbansi {penentuan cys 5 Berikut ini adalah Pengaruh [Fe3+] pada Absorbansi {penentuan cys 5.0×10-4M dan AA 4.0×10-5M}: Range [Fe(III)] adalah 2.0×10-3 sampai 3.0×10-2 Range [phen] dalam larutan campuran adalah 8.0×10-3 sampai 1.2×10-1M Rasio mole Fe(III)/phen adalah 0.25 Nilai optimum pada Fe(III) 1.0×10-2M

Studi Interferensi (Gangguan) Konsentrasi yang diuji untuk CYS dan AA masing- masing adalah 5.0 × 10-4 M dan 4,0 × 10-5 M. Batas toleransi diambil sebagai jumlah spesies ditambahkan yang menyebabkan kesalahan (error) kurang dari ± 3%. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Aplikasi Analitik Metode regresi linier Garis lurus Tinggi sinyal Vs –Log [RSH] Grafik Kalibrasi dengan linearitas yang baik [cys] dan [NAC] pada range 1.0x10-5M sampai 1.0-10-3M, serta [pena] pada range 3.0x10-5 M sampai 3.0x10-3 M

Persamaan garis dan koefisien regresi linier (R2) untuk senyawa RSH menggunakan potensiometer adalah sebagai berikut: Delta E :hasil dari kurva kalibrasi menggunakan pers.nerst

Persamaan garis dan koefisien regresi linier (R2) untuk campuran (RSH + AA) menggunakan potensiometer adalah sebagai berikut:

Persamaan garis dan koefisien regresi linier (R2) menggunakan potensiometer pada: [AA] dengan range 8,0×10-6 M sampai 8,0×10-5M [NAC] pada dua rentang (1,0×10-4 M-1,0×10-3M; dan 1,6×10-5M-1,6×10-4M) [cys] dengan range 8,0×10-4M sampai 8,0×10-3M

Analisis Sampel Nyata Metode ini diaplikasikan pada analisis komersial dari sampel obat-obatan yang ada. Campuran cys dan AA terdapat dalam preparat obat HAIRFACTOR. Larutan sampel nyata dibuat dengan melarutkan satu tablet obat kedalam buffer asetat, pH = 2,8

Tabel 6. Hasil penentuan NAC,CYS dan AA dalam bidang farmasi dengan menggunakan detektor Potensiometer dan Spektrofotomet

Tabel 7. Hasil penentuan NAC,CYS dan AA dalam sampel nyata dengan menggunakan detektor potensiometri

PENUTUP

KESIMPULAN Prosedur Flow Injection Analysis (FIA) dengan detektor potensiometrik dan spektrofotometrik pada penentuan AA dan tiol (cys, NAC, pen, glu) dalam campuran dapat diterapkan dalam analisis laboratorium sebagai prosedur yang sederhana, cepat dan ekonomi. Linearitas yang baik antara diukur sinyal (absorbansi) dan konsentrasi dicapai dalam kisaran konsentrasi AA dari 8,0 × 10-6 menjadi 8,0 × 10-5 M, untuk NAC dalam dua rentang 1,0 × 10-4 sampai 1,0 × 10-3M dan dari 1,6 × 10-5 1,6 × 10-4M dan CYS dari 8,0 × 10-4 menjadi 8,0 × 10-3M. Kalibrasi grafik dengan linearitas yang baik untuk potensiometri penentuan CYS dan NAC pada rentang konsentrasi dari 1,0 × 10 -5 sampai 1,0 × 10-3M dan pena dalam kisaran dari 3,0 × 10-5 menjadi 3,0 × 10-3M diperoleh Penggunaaan metode yang berhasil ditunjukkan oleh analisis sediaan farmasi.

TERIMAKASIH 

Diskusi Rika: preparasi sampel nyata direaksikan dengan buffer, apa sama perlakuan dengan prosedur awal? Lubis: jelaskan jalannya skema kerja! Agung: optimalisasi pengukuran, hasilnya grafik jelaskan kembali!

Jawab Rika: ya sama, proses pada sampel nyata sama sesuai prosedur. Lubis: Skema bisa dilihat dari gambar skema, sampel dibagi 2 untuk masuk ke detektor potensiometri dan spektrofotometri. Agung: dapat dilihat di metode optimalisasi, dan untuk kecepatan 6 mL/min dipeorleh dari jurnal sebelumnya. pH optimalisasi diperoleh 2,8; karena gugus -SH tidak terdisosiasi.