GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT ARDANIAH ABBAS, S.E., AK., C.A.
Tujuh langkah pokok dalam perencanaan dan pelaksanaan audit laporan keuangan: Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri Mengidentifikasi asersi laporan keuangan yang relevan Membuat keputusan tentang jumlah yang material bagi para pengguna laporan keuangan Membuat keputusan tentang komponen risiko audit Memperoleh bukti melalui prosedur audit Menetapkan bagaimana menggunakan bukti untuk mendukung suatu pendapat audit, komunikasi kepada klien lain, serta jasa bernilai tambah Mengkomunikasikan temuan-temuan.
Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri Auditor harus mem peroleh pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang bisnis dan industri klien agar dapat memahami penstiwa-peristiwa, transaksi-transaksi dan praktik- praktik yang dapat berubah secara signifikan ada laporan keuangan. beberapa contoh bagaimana pemahaman atas bisnis dan industri dapat memastikan mutu yang tinggi atas jasa yang diberikan kepada klien. mengembangkan harapan atas laporan keuangan pengaruh industri terhadap sistem informasi mengevaluasi kelayakan estimasi akuntansi GAAP untuk industri spesifik dasar untuk jasa bernilai tambah lainnya
ASERSI MANAJEMEN lima kategori asersi laporan keuangan sebagai berikut: Keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence) Kelengkapan (completeness) Hak dan kewajiban (rights and obligations) Penilaian atau alokasi (valuation or allocation) Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)
KATEGORI ASERSI SIFAT Keberadaan atau keterjadian aktiva atau kewajiban entitas memang benar-benar ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat benar-benar telah terjadi selama periode tersebut. Kelengkapan semua transaksi dan akun yang harus disajikan dalam Iaporan keuangan benar-benar telah dicantumkan. Penilaian atau alokasi komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban telah dicantumkan dalam laporan keuangan dengan jumlah yang semestinya. Hak dan kewajiban aktiva telah menjadi hak entitas dan hutang,memang telah menjadi kewajiban entitas pada suatu tanggal tertentu. Penyajian dan pengungkapan komponen tertentu laporan keuangan telah digolongkan, diuraikan, dan diungkapkan sebagimana mestinya
MATERIALITAS Pernyataan Konsep FASB No. 2 mendefenisikan materialitas sebagai besarnya pengabaian atau salah saji informasi akuntansi yang dalam kaitannya dengan kondisi di sekitarnya, akan memungkinkan pertimbangan pihak yang berkempentingan yang mengandalkan informasi tersebut akan Berubah atau terpengaruh oleh pengabaian atau salah saji tersebut".
Bagaimana konsep materialitas ini dapat mempengaruhi proses audit? Pertama auditor membuat pertimbangan awal mengenai materialitas sementara ia merencanakan perikatan. Materialitas merupakan konsep penting yang akan menjadi pedoman auditor dalam penetapan lingkup pekerjaan audit untuk menemukan pengabaian ataupun salah saji yang secara bersama-sama berpotensi mencapai suatu jumlah yang akan mempengaruhi para pengguna laporan keuangan. Konsep materialitas ini juga menjadi pedoman auditor ketika mengevaluasi temuan audit. Setelah para auditor mengumpulkan bukti audit, mereka harus segera menilai signifikansi temuan audit.
RISIKO AUDIT Risiko audit (audit risk) adalah risiko auditor tanpa sadar tidak melakukan modifikasi pendapat sebagaimana mestinya atas laporan keuangan yang mengandung salah saji material. Model risiko audit menjadi pedoman para auditor dalam pengumpulan bukti audit, sehingga mencapai tingkat keyakinan yang memadai yang diinginkan.
KOMPONEN RISIKO AUDIT Risiko Bawaan (inherent risk) adalah kerentanan suatu asersi terhadap kemungkinan salah saji yang material, dengan asumsi tidak terdapat pengendalian internal yang terkait Risiko Pengendalian (control risk) adalah risiko terjadinya salah saji yang material dalam suatu asersi yang tidak akan dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur pengendalian intern entitas Risiko Deteksi (detection risk) adalah risiko yang timbul karena auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.
HUBUNGAN ANTARA RISIKO AUDIT DAN BUKTI Auditor dapat menggunakan logika model risiko audit untuk mengambil keputusan tentang sifat, saat, dan luasnya prosedur audit bagi suatu asersi untuk perikatan para staf audit pada berbagai aspek perikatan
MODEL RISIKO AUDIT AR = IR x CR x DR AR = Risiko audit (Audit Risk) IR = Risiko bawaan (Inherent Risk) CR = Risiko pengendalian (Control Risk) DR = Risiko deteksi (Detection Risk) Contoh: AR = 5%, IR = 90%, dan CR = 20% Risiko deteksi dapat ditentukan dengan menyelesaikan model tersebut sebagai berikut: DR = (AR)/(IR x CR) = 0,05/(0,9 x 0,2) = 0,28
BUKTI AUDIT Bahan bukti (evidential matter) kompeten yang mencukupi dapat diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi, yang digunakan sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. faktor yang dapat mempengaruhi Pertimbangan auditor atas kecukupan meliputi: Materialitas dan risiko Faktor-faktor ekonomi Ukuran dan karakteristik populasi Kompetensi informasi penguat bergantung pada banyak faktor. Relevansi Sumber Ketepatan Waktu Objektivitas
PENGKLASIFIKASIAN PROSEDUR AUDIT Prosedur untuk memperoleh pemahaman atas bisnis berikut struktur pengendalian internnya Pengujian Pengendalian Pengujian substantif.
MENGKOMUNIKASIKAN TEMUAN-TEMUAN Komunikasi temuan-temuan audit dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: (1) komunikasi tentang laporan keuangan melalui laporan auditor, (2) Komunikasi dengan manajemen, dan (3) komunikasi temuan-temuan lain\
Terima Kasih