PANGGILAN KARYA/ PROFESI/ KERJA
KERJA SECARA UMUM Dalam hidup ini kita tentu mempunyai keinginan dan tujuan yang ingin dicapai Untuk mencapai itu semua, tentunya manusia harus berusaha Usaha ini dinamakan KERJA Hidup sejahtera merupakan harapan semua orang
KERJA SECARA UMUM Pendapat umum mengatakan bahwa orang dikatakan sudah hidup sejahtera bila cukup sandang, pangan, papan, terjamin kesehatan dan pendidikannya. Namun demikian kesejahteraan tentu tidak hanya diukur dari sisi duniawi saja. Kesejahteraan juga menyangkut segi batin seseorang. Kedekatan seseorang dengan Allah sebagai sumber kehidupan juga merupakan salah satu sisi ukuran kesejahteraan seseorang. Manusia diharapkan sungguh-sungguh menyadari bahwa segala yang duniawi itu berasal dari Allah yang diberikan kepada kita secara cuma-cuma.
Martabat Kerja dan Martabat Manusia Kerja manusia memiliki dua makna ganda: obyektif dan subyektif. Dalam arti obyektif, kerja merupakan jumlah aneka kegiatan, sumber daya, sarana serta teknologi yang digunakan menusia untuk menghasilkan barang- barang. Kerja dalam arti objektif merupakan segi yang dapat berubah dari kegiatan manusia, yang senantiasa bervariasi dalam bentuk ungkapannya sesuai dengan kondisi-kondisi teknologi, budaya, sosial dan politik yang tengah berubah.
Dalam arti subyektif, kerja adalah kegiatan pribadi manusia sebagai makluk dinamis yang mampu melaksanakan aneka ragam tindakan yang merupakan bagian dari proses kerja dan yang bersepadanan dengan panggilan pribadinya. Kerja dalam arti subjektif adalah matranya yang stabil, karena tidak bergantung pada orang-orang yang menghasilkannya atau pada jenis kegiatan yang mereka lakukan, tetapi hanya dan semata- mata pada martabat mereka sebagai manusia.
KERJA DALAM PERSPEKTIF KATOLIK Untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, Allah menciptakan barang-barang duniawi berupa alam semesta dan segala isinya. Allah memberi tugas kepada manusia,”penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala yang merayap di bumi.” (Kej 1:28) Manusia dipanggil oleh Allah untuk “berkuasa” atas alam semesta demi kesejahteraan hidupnya. Manusia diberi wewenang dan tanggung jawab mengolah bumi dan segala isinya melalui kerjanya. Karena itu dalam mengerjakan alam ciptaan itu manusia ditentukan Allah sebagai penjaga yang bijaksana dan adil. (bdk. Redemptor Hominis, art.15)
Spiritualitas Kerja Spiritualitas kerja manusia harus digali dari semangat hidup Yesus sendiri. Yesus juga seorang pekerja keras. Siang malam Dia terus bekerja melalui sabda dan karyaNya sehingga makanpun tidak sempat. (bdk. Mrk 6:31)
Yesus sendiri adalah seorang pekerja ia hidup di keluarga Nasareth bersama dengan Yusup, seorang tukang kayu dan bersama dengan Maria. Yesus juga mencela perilaku hamba yang tidak berguna, yang menyembunyikan talentanya di dalam tanah (bdk. Mat 25:14-30) dan memuji hamba yang setia lagi bijaksana yang didapati sang Tuan sedang melakukan tugas yang telah dipercayakan kepadanya (bdk. Mat 24:46). Yesus menerangkan misiNya sendiri sebagai ihwal bekerja:”BapaKu bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.” (Yoh 5:17) (Kompendium ASG No.259)
TANTANGAN DALAM BEKEREJA Pudarnya atau bahkan hilangnya kebijaksanaan.Manusia menjadi menjadi serakah Kerja hanya melulu mengejar materi sehingga untuk memenuhi materi itu manusia mengorbankan harga dirinya. Manusia sebagian sudah kehilangan kendali kebijaksanaan, budaya korupsi, merampas harta orang lain sudah dianggap hal yang wajar. Orang tidak tahu malu lagi, mereka bekerja tidak semestinya.
RELEVANSI KERJA YANG BAIK DALAM HIDUP SEHARI-HARI Sudah saatnya kita kembali memaknai kerja sebagai upaya kita bersama untuk menjadi rekan sekerja Allah dalam “menguasai” alam semesta. Hasil bumi dan alam sekitar yang melimpah bukan untuk memperkaya diri sendiri tetapi untuk membangun kesejahteraan kita bersama. Melalui pekerjaan yang kita tekuni apapun pekerjaan kita, kita ingin memberi kesaksian bahwa kerja itu suci. Kerja itu suci jika dilaksanakan dengan jujur, gembira, bijaksana dan mensejahterkan kehidupan bersama.
Selain keutamaan-keutamaan tersebut di atas, sebagai murid-murid Yesus Kristus, spriritualitas salib juga harus ditempatkan dalam setiap pekerjaan kita.
Dengan demikian, pekerjaan manusia dimaksudkan Tuhan untuk menguduskan manusia. Pekerjaan atau karya manusia tidak dapat dipisahkan dari manusia yang diciptakan menurut gambaran Allah, sebab Allah melibatkan manusia untuk meneruskan karya penciptaan-Nya, demi kesejahteraannya dan sesamanya. Pekerjaan yang dilakukan dalam Roh Kudus, dan dilakukan dengan sabar, dapat menjadi kurban rohani, yang jika dipersatukan dengan kurban Kristus -dalam Ekaristi kudus- dapat menjadi sarana untuk menguduskan dirinya dan dan sesamanya.
PRINSIP-PRINSIP BEKERJA Pertama, orang bekerja dalam rangka mencari nafkah dan mencukupi kebutuhan-kebutuhannya, biasaya kebutuhan yang dasar. Bekerja pada tataran ini dapat dialami sebagai beban yang berat. Orang bekerja karena terpaksa. Misalnya, seseorang sebenarnya bercita-cita bekerja dalam bidang pendidikan. Tetapi karena tidak ada lowongan kerja dalam bidang itu, dia terpaksa bekerja sebagai pekerja di pabrik, karena tidak ada pekerjaan lain, sementara dia harus mencukupi kebutuhan- kebutuhan saya sehari-hari. Kedua, orang bekerja sebagai aktualisasi diri. Karena kemampuannya dan kesempatan yang tersedia, dia bisa memilih pekerjaan mana yang akan ia lakukan sesuai dengan yang ia inginkan. Dengan pilihan kerja itu, ia mencapai cita-citanya. Ia merasa bahagi, gembira, mengalami kepuasan batin yang besar. Dengan pekarjaanya itu merasa berkembang sebagai pribadi. Ketiga, adalah kerja dalam rang mewujudkan bagian doa yang setiap hari kita ucapkan "datalnglah Kerajaan-Mu". Sebagai orang beriman, kita semua menerima tugas perutusan untuk mengikuti Yesus Kristus mewartakan Kerajaan Allah.
RELEVANSI KERJA YANG BAIK DALAM HIDUP SEHARI-HARI Sebagai umat beriman, kitapun sudah semestinya dalam bekerja selalu berpegang pada semangat dan perintah Kristus. Orang beriman kristiani yang melaksanakan pekerjaannya berdasarkan prinsip iman kristiani mewujudkan kemuridan Kristus dalam hidupnya. Keutamaan-keutamaan yang mesti dihidupi dalam kerja adalah tanggung jawab, disiplin, kerja keras, inisiatif dan kreatif, jujur, cermat, tertib, tekun dan teliti.