NEUROLOGI
Pertimbangan gizi untuk kondisi gangguan syaraf Adrenoleukodystropi --- diet rendah lemak Alzheimer’s disease --- porsi kecil&sering makanan seimbang & suplemen vit dan mineral dan omega 3 Epilepsi : diet keton Pusing dan migrain : diet seimbang Neurotrauma : dukungan gizi Parkinson : fokus interaksi obat & zat gizi Anemia pernisiosa : vitamin B12 injeksi; diet tinggi protein hewani; diet suplemen Fe, vit.C, vit B komplek Spinal trauma : makanan enteral /parenteral, tinggi serat
Sindroma syaraf –defisiensi gizi Enchepalon-------- hipokalsemia, tetani,KEP,↓B1,kretin Syaraf optik ---- def. zat gizi Cerebellum – def. vit E, B12 def; Spinal cord --- vitamin B12 Syaraf peripher --- pellagra, beri-2, ↓ vit D otot – osteomalasia
Sindroma--- kelebihan zat gizi Tekanan intracranial – vitamin A Encelophati– penilketonurea, hepatic encelopati; ketotic/nonketicic D—penilalanin; air; ptn; glukosa, Stroke– hiperlipidemia---lemak Neuropati peripher – triptophan
Perbedaan lesi motor syaraf Syarat motorik atas lemas Dimensia jarang Refekl meningkat Kaki dan tangan kaku Syaraf motorik bawah Lemas Kaki terkulai
Masalah gizi gangguan syaraf--- gizi kurang ? Gangguan syaraf – kemampuan cognitief dan fisik diperlukan Disphagia Tidak ada yang meladeni/tergantung dari keluarga, teman & profesional Penurunan BB > 10 % -- resiko gizi
Dimensia/alzheimer Penyebab : genetik Faktor resiko : down sindroma; mother’s age at birth; low level of education; birth order; head injury Medical management : tacrine; obat lain (to suppresss aberrant behaviour; to aid disturbed sleep)
Nutritional management Nutritional support to offset/ - decreased attention span at meals - inability to recognize food - Motor losses - Weight loss Frequent snacks Nutrient – dense food Nutritional supplements
Apa itu stroke ? Gangguan neurologis akut berkurangnya aliran darah ke otak perdarahan, penyumbatan karena emboli/trombosis. Akibat keadaan pembengkaan dan edema timbul 24-72 jam pertama setelah kematian sel neuron akibat hipoksia
Gejala stroke ? Rasa baal, kelemahan mendadak di satu sisitubuh, muka , lengan dan tungkai, kesulitan bicara tiba-tiba, gangguan penglihatan , pusing, dan kehilangan keseimbangan, nyeri kepala, kepala berat yang tidak jelas AHA : 5 kelainan dampak stroke : motorik , sensorik, penglihatan, bicara dan bahasa, kognitif
Penatalaksanaan stroke ? Pada keadaan akut mengontrol tekanan edema serebral intrakranium Tirah baring dan penurunan rangsang eksternal untuk mengurangi kebutuhan oksigen serebrum
Sumber susu dan hasil olahnya Daging dan sejeninnya Tepung2an Sayuran Mentega 30 Keju 35 Susu sapi 1 ASI 0.2 Bacon 46 Hati sapi 92 Hati ayam 7 Daging cincang 7 Daging babi 15 Hati babi 25 Eoti 4 Jagung 5 Gandum 10 Beras 3 Tepung terigu 4 Tepunggandum 17 Asparagus 57 Kacang hijau 40 Brokoli 175 Kobis 125 Lecttuce 129 Kacang polong 29 Kentang 1 Labu kuning 2 Bayam 415 Tomat 10 Lobak cina 650 Sumber Buah-buahan Sumber minuman Tembakau Sauce apel 2 Pisang 2 Jeruk 1 Peach 8 Strawberri 10 Kopi 38 Coca cola 2 Teh 712 Rokok 5000*)*) hanya sedikit (kecil persentasenya) yang bisa digunakan dan diserap oleh membran usus.
Disfagia Gangguan menelan yang terjadi pada ketiga fase menelan (oral, pharyngeal, esphageal)
Syaraf yang mengontrol proses menelan Gerakan yang terjadi untuk memindahkan makanan itu melalui awal adalah gerak sukarela yang diteruskan dengan gerakan reflek. Penyebab terjadinya disfagia ada dua : System syaraf dan karena mekanik. Syaraf yang mengontrol proses menelan Syaraf cranial Merangsang Trigeminal (5 th) Mengunyah, sensai tektur dan temperatur di mulut, , , pengeluaran air liur, menelan Facial ( 7th) Rasa (anterior tongue) Ekspresi wajah dan perpindahan Glossopharyngeal (9th) Rasa ( posterior tongue) Sensasi untuk melunakkan langit2, pharing Komponen sensori u/pharing Vagus (10 th) Perpindahan soft palate, pharing, laring Pengeluaran air liur, gag reflek, peristalsis, bicara Hipoglossal Perpindahan lidah, mengunyah, berbicara
Gejala Disfagia Sulit menelan Keluar air liur Bibir sulit dibuka Penundaan reflek penelanan Lidah dan gerakan rahang tidak simetris Tidak bisa menghisap Pneomoni Gangguan aspirasi Batuk pada saat makan atau minum
Dampak Disfagia Kurang Energi Protein Kekurangan vitamin dan mineral Penurunan berat badan
Bagaimana menentukan keadaan disfagia ? Kerjasama dengan team kesehatan lain (fisioterapis, terapi bicara, perawat, dokter dll.) Dengan pemotretan minimal 3 kali dengan bentuk makan yang berbeda. Untuk melihat dimana terjadi kerusakan proses menelan.
Bagaimana menentukan keadaan disfagia ? Kerjasama dengan team kesehatan lain (fisioterapis, terapi bicara, perawat, dokter dll.) Dengan pemotretan minimal 3 kali dengan bentuk makan yang berbeda. Untuk melihat dimana terjadi kerusakan proses menelan.
Tujuan Penatalaksanaan Diet Memberikan makanan adekuat, energi, zat gizi dan cairan, konsistensi dan dapat diterima. Mencegah terjadinya faktor resiko : kurang gizi, dehidrasi, pneumoni, menurunnya fungsi imun, ulser, dll.
Hal yang perlu dipertimbangkan Cairan : hati-hati karena ada masalah dengan aspirasi. Pemberian cairan sebaiknya dikentalkan. Kebutuhan cairan 1 – 1,5 cc per kal. energi expendektur (dewasa). Bahan pengental : tepung trigu, tepung maizena, gelatin, agar-agar, tepung tapioka.
Gejala Disfagia Sulit menelan Keluar air liur Bibir sulit dibuka Penundaan reflek penelanan Lidah dan gerakan rahang tidak simetris Tidak bisa menghisap Pneomoni Gangguan aspirasi Batuk pada saat makan atau minum
pertimbangan pemberian makan Gangguan saraf dan otot menelan kondisi pertimbangan pemberian makan saraf menelan kerjanya rendah/lemah makanan diberikan merangsang dan tajam misalnya banyak bumbu, aroma memikat . penambahan dilakukan dengan penambahan gula, bumbu2 hidangkan makanan dengan suhu hangat atau dingin sekali berikan sayur dan buah rebus dengan dipotong-potong kecil pertahankan konsistensi semi padat /kental dan kohesif hindari makanan yang lengket dan berat: ketan, permen karet dll hindari minuman cair : minuman bersoda, the, kopi dll ganti bentuk minuman dengan podeng2, jeli buah, dan lain-lain - porsi kecil tapi sering Kontrol otot menelan lemah makanan bentuk semi padat, kohesif hindari makanan lengket dan licin hindari makanan cair porsi kecil tapi sering melemahnya kontrol muskular oral makanan semipadat dan kohesif hindari makanan cair jernih( air, sirup dll) porsi kecil , sering menurunnya sensasi oral letakkan makanan pada area yang paling sensitif makanan dibuat per jenis makanan makanan bentuk dingin gunakan bumbu merangsang tidak berfungsing hulu tenggorokan (tekak) pertahankan makanan pure/semipadat kohesif menurunnya fungsi pangkal tekak dll makanan semi padat, solid
Contoh Hidangan