Sistem Kewaspadaan Dini KLB Gizi Buru TITUS PRIYO HARJATMO, SKM, M.KES KULIAH GIZI KESEHATAN MASYARAKAT Slide diambil dari Direktorat Gizi
Sistem kewaspadaan dini KLB Gizi Buruk Penyeli dikan KLB Kewaspa-daan dan kesiap-siagaan KLB Peringatan dini terhadap kemungkinan Terjadi KLB Penyelidik-an dan penanggulangan KLB Gizi buruk Kajian Epidemiologi Penangan an kasus Pencegahan Sumber data: Laporan penyakit Data PSG Data Cakupan (imunisasi, SKDN BGM Surveilan ketat
Kejadian Luar Biasa (KLB) Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu Kejadian Luar Biasa Gizi Buruk Bila ditemukan satu atau lebih gizi buruk (BB/TB < -3SD atau ada tanda –tanda klinis
Gizi buruk Berat badan menurut umur (Z-Score terletak <-3SD dan atau disertai tanda klinis kwashiorkor , marasmus, marasmus KLB Gizi buruk , bila ditemukan 1 kasus gizi buruk menurut BB/U dan dikonfirmasi dengan BB/TB, Z-Score terletak <-3SD dan atau disertai dengan tanda- tanda klinis
Sistem Kewaspadaan Dini (SKD-KLB) Merupakan kewaspadaan terhadap ancaman terajadinya gizi buruk serta faktor-faktor yang terkait erat mempengaruhinya melalui surveilans dan informasinya dimanfaatkan untuk meningkatkan sikap tanggap kesiapsiagaan , upaya pencegahan dan tindakan penanggulangan kejadian luar biasa yang cepat dan tepat .
Peringatan dini KLB Pemberian informasi adanya ancaman KLB pada suatu daerah dalam periode waktu tertentu
Tujuan Untuk menumbuhkan sikap tanggap terhadap ancaman terjadinya gizi buruk Melakukan tindakan pencegahan terjadinya gizi buruk Memperoleh informasi secara cepat dan tepat
Pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Kajian Epidemiologi a. Identifikasi data yang diperlukan Data kesehatan dan gizi - Proporsi N/D, D/S - BGM baru dekonfirmasi dgn BB/TB - Penyakit ( morbili, Diare )
Data non kesehatan Produksi pertanian ( LT, Luas kerusakan, luas panen) Harga pangan pokok Keluarga miskin Jlh penganguraan Tingkat pendidikan Perilaku pengasuhan anak Lingkungan
b. Manajemen data Tingkat puskesmas Data SKDN Sumber data : Laporan posyandu (SKDN,BGM Periode waktu : bulanan Pengorganisasian: Pengelola laporan tkt posyandu Bidan di desa, TPG, Penanggung jawab SP2TP
Analisis dan Penyajian data % N/D, % D/S Jumlah anak balita BGM Pengolahan data Absensi jumlah posyandu lapor ( kelengkapan dan ketepatan pengisian ) Analisis dan Penyajian data % N/D, % D/S Jumlah anak balita BGM Interpretasi data N/D turun artinya ada indikasi status gizi anak balita di wilayah memburuk Pelaporan
Pengambilan informasi diambil setiap minggu Data penyakit campak dan diare Data hasil olahan ( informasi) diambil dari pemantauan wilayah setempat (PWS) surveilans puskesmas Pengambilan informasi diambil setiap minggu
laporan masyarakat ( telah diklarifikasi ) laporan W1 Data kasus gizi buruk (BB/TB <-3SD dan atau ada Tanda klinis Sumber laporan posyandu ( laporan yang telah diverifikasi ) laporan masyarakat ( telah diklarifikasi ) laporan W1 Laporan penderita rawat jalan/rawat inap puskesmas
Puskesmas Dinas Kesehatan Kab/kota (W2) Mekanisme laporan secepatnya Posyandu/masyarakat Puskesmas Dinas Kesehatan Kab/kota (W2) Pengumpulan data Setiap saat, bulanan Pengelola ( Bidan di desa, TPG, Penanggung jawab SP2TP) Puskesmas
Pengolahan data Absensi jlh posyandu lapor ( kelengkapan dan ketepatan ) Data direkap ke dalam FIII gizi /LB3 Analisis Jumlah kasus gizi buruk ( BB/TB <-3SD atau ada tanda klinis dalam 1 bulan Lakukan analisis cakupan imunisasi dan informasi faktor risiko Penyajian data Grafik ( garis, balok ) menurut desa tiap bulan
Interpretasi data Kasus gizi buruk meningkat artinya memburuknya status kesehatan dan gizi balita di wilayah tersebut Ada indikasi terjadi kerawanan pangan di desa Pelaporan Kasus gizi buruk dari puskesmas dan rumah sakit segera dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten/Kota melalui W2 Umpan balik kasus gizi buruk
Tingkat kabupaten Data SKDN Data SKDN dan Gizi buruk Sumber data : LB3 , W2 Pengumpulan data periode waktu : setiap bulan (SKDN) , setiap saat ada laporan Pelaksana pengumpul data : Penangung jawab prog Gizi, P2 Analisis dilakukan oleh penanggung jawab prog gizi
Analasis dan Penyajian Pengolahan data Absensi jumlah puskesmas yang lapor ( kelngkapan dan ketepatan pengisian ) Data direkap ke FIII Gizi dan lap khusus (gizi buruk ?) Analasis dan Penyajian % N/D, % D/S per puskesmas Jml anak balita BGM per puskesmas Jml balita gizi buruk ( kasus baru) per desa dalam 1 bulan terakhir
Data penyakit Campak dan diare Data dan hasil olahan (informasi) diambil pada unit surveilans Pengambilan informasi diambil setiap mingguan
Peringatan Dini terhadap kemungkinan terjadi KLB Peringatan dini ancaman KLB pada suatu daerah dan dalam periode tertentu dirumuskan berdasarkan hasil kajian epidemiologi Peringatan dini dibuat un tuk jangka waktu tertentu ( 3 bulan kedepan ), informasinya disampaikan kepada pihak terkait
Indikasi yang digunakan ukt peringatan dini a. N/D turun dari bulan yang lalu atau tetap selama 3 bulan berturut –turut di suatu desa, kecuali desa dengan N/D 100% b.Kasus BGM baru ( berat badan turun dari pita warna kuning atau ditemukan pada anak yang baru ditimbang, kasus ini dirujuk utk konfirmasi BB/TB dan atau tanda klinis
c. Campak dan Diare Peningkatan kasus baru berturut –turut selama 3 minggu Daerah yang mengalami KLB campak dal 1 bulan terakhir Siaga 1 , bila ditemukan a , dan b Siaga 2 , bila ditemukan a atau b Siaga 3, bila ditemukan c
Upaya yang dilakukan Bila a , lakukan Validasi data, koreksi bila ada data salah Bila data benar lakukan penyuluhan ke lapangan Lakukan kunjungan ke rumah oleh pembina wilayah Berikan PMT penyuluhan
Bila b, lakukan Konfirmasi BGM dengan BB/TB di puskesmas, jika ditemukan tanda klinis lakukan pengobatan sesuai tatalaksana kasus gizi buruk Bila kasus gizi b uruk lakukan penanngulangan KLB sesuai SOP Bila hanya gizi kurang, lakukan konseling dan PMT
Bila c, untuk campak lakukan Periksa cakupan imunisasi campak Pemantauan kasus campak (PWS) secara mingguan dan melakukan tindakan/respon ancaman KLB ( sesuai pedoman surveilans dan respon KL campak )
Bila c, untuk diare Lihat kelompok umur , bila penderita bayi dan anak balita maka kelompok ini menjadi prioritas dalam penanggulangan Lihat status dehidrasi, bila kasus menderita dehidrasi berat maka risiko untuk menderita gizi buruk lebih besar Perhatikan tanda tanda gizi buruk, jika ada tanda klinis, lakukan terapi sesuai tata laksana kasus gizi buruk Lakukan penyuluhan
Peningkatan Kesiapsiagaan Menghadapi KLB Kesiapsiagaan strategi dan langkah (SOP) Kesiapsiagaan tenaga dan tim Kesiapsiagaan Anggaran Kesiapsiagaan Logistik (menyiapkan makanan formula, obat obat an ) Kesiapsiagaan Informasi dan transportasi
Indikator kinerja SKD Input a. Setiap bulan tersedia informasi tentang indikasi b. Adanya tim Proses a. Desiminasi informasi b. Pertemuan koordinasi dengan Tim Out Put : Tidak terjadi KLB
Kinerja KLB baik Bila 1, 2 dan 3 Baik Bila 1 dan 2 Cukup Bila 1 saja Kurang